Akbar

Akbar

28
June

 

(voinews.id)Schloss Elmau, Jerman (ANTARA) - Kelompok Tujuh (G7) berjanji untuk mendukung Ukraina "selama yang dibutuhkan" dan memperketat tekanan pada keuangan Rusia dengan sanksi baru yang mencakup proposal untuk membatasi harga minyak Rusia.

"Kami akan terus memberikan dukungan keuangan, kemanusiaan, militer, dan diplomatik dan mendukung Ukraina selama yang diperlukan," kata para pemimpin G7 dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (27/6).

Pengumuman itu muncul setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy, yang berbicara kepada para pemimpin G7 pada pertemuan puncak mereka di Pegunungan Alpen Bavaria melalui tautan video, meminta senjata dan pertahanan udara untuk memenangi perang melawan Rusia dalam beberapa bulan.

Pernyataan para pemimpin G7 bertujuan untuk memberi sinyal bahwa para anggotanya siap untuk mendukung Ukraina untuk jangka panjang, pada saat inflasi yang melonjak dan kekurangan energi---yang dipicu oleh invasi Rusia---telah menguji penyelesaian sanksi Barat.

Negara-negara G7 mengatakan mereka siap untuk memberikan komitmen keamanan dalam penyelesaian pasca perang sambil menekankan, setelah Ukraina sebelumnya menyuarakan keraguan, bahwa terserah pada Kiev untuk memutuskan kesepakatan damai di masa depan dengan Rusia.

Negara-negara G7 mengatakan mereka juga telah berjanji atau siap untuk memberikan hingga 29,5 miliar dolar AS (sekitar Rp437,8 triliun) untuk Ukraina.

Negara-negara G7, yang menghasilkan hampir setengah dari ekonomi dunia, ingin meningkatkan tekanan pada Rusia tanpa memicu inflasi yang sudah melonjak yang menyebabkan ketegangan di dalam negeri dan merusak Global South.

Istilah Global South umumnya mengacu pada negara-negara yang oleh Bank Dunia diklasifikasikan sebagai berpenghasilan rendah atau menengah yang terletak di Afrika, Asia, Oseania, Amerika Latin, dan Karibia

Sanksi yang diperluas juga akan menargetkan aliran pendapatan Rusia dari ekspor emas, produksi militer Moskow, dan pejabat yang ditugaskan oleh Moskow di wilayah Ukraina yang diduduki oleh pasukan Rusia.

Memaksakan batas harga minyak bertujuan untuk memukul cadangan dana perang Presiden Rusia Vladimir Putin serta untuk menurunkan harga energi.

 

antara

28
June

 

(voinews.id)Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan perjalanan ke Ukraina melalui Polandia setelah menghadiri rangkaian pertemuan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7, Elmau, Jerman, demikian pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.

"Selanjutnya, Presiden akan meneruskan perjalanan ke Ukraina melalui Polandia. Dalam beberapa hari terakhir ini, saya juga melakukan komunikasi intensif dengan beberapa pihak dalam rangka kunjungan Presiden ke Ukraina dan ke Rusia. Tentunya komunikasi juga terus kami lakukan dengan Ukraina dan Rusia sendiri," kata Retno dari Munich, Jerman, sebagaimana ditayangkan secara daring oleh Sekretariat Presiden, Selasa.

Retno menyampaikan komunikasi intensif itu, seperti di antaranya terhadap Presiden Palang Merah Internasional, terhadap UN-OCHA (The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs), Menteri Luar Negeri Turki, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres selain dengan pihak Ukraina dan Rusia.

Kunjungan ke Ukraina dan Rusia setelah Presiden Jokowi menghadiri KTT G7 di Jerman pada tanggal 26—28 Juni 2022.

Di Ukraina dan Rusia, Presiden dijadwalkan akan bertemu pemimpin masing-masing negara, yakni Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow dengan perkiraan waktu pertemuan pada tanggal 29—30 Juni 2022.

Sebelum berangkat untuk memulai lawatan luar negerinya pada tanggal 26 Juni 2022, Presiden dalam konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menyampaikan misinya ke Ukraina dan Rusia adalah membangun dialog, menghentikan perang, dan membangun perdamaian.

"Setelah dari Jerman, saya akan mengunjungi Ukraina dan akan bertemu dengan Presiden Zelensky, misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelensky, untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian," kata Kepala Negara.

Pertemuan dengan Presiden Zelensky, kata Presiden, guna mendorong terbangunnya perdamaian antara Ukraina dan Rusia sebab harus menghentikan perang, dan rantai pasok komoditas pangan harus aktif kembali.

Presiden akan membawa misi serupa dalam pertemuannya dengan Putin, baik membuka ruang dialog perdamaian, mendorong gencatan senjata sesegera mungkin, hingga menghentikan perang.

Setelah dari Rusia, Presiden akan berkunjung ke Uni Emirat Arab guna melanjutkan kembali pembahasan kerja sama ekonomi dan investasi.

 

antara

28
June

 

(voinews.id)Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengumumkan Indonesia menempati urutan ketiga dalam Global Skills Report 2022.

Capaian tersebut dipublikasikan oleh Coursera yang merupakan platform edukasi digital atau massive open online course (MOOC) terbesar di dunia.

"Menurut laporan Coursera tahun 2022 tersebut, Indonesia menempati peringkat ketiga Global Skills Report 2022 dari 102 negara pengguna Coursera," ujar Johnny di Jakarta, Senin.

Adapun Coursera telah digunakan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia, bekerja sama dengan lebih 3.000 universitas dan 250 mitra industri.

Johnny mengatakan laporan tersebut mengukur keterampilan peserta didik Coursera di masing-masing negara. Urutan pertama pada laporan tersebut diduduki oleh Swiss dan urutan kedua diduduki Denmark.

Dengan laporan ini, Indonesia secara spesifik masuk pada jajaran peringkat teratas bidang keterampilan teknologi dan data ilmiah (data science).


"Peringkat Indonesia naik 39 level dari periode sebelumnya," kata Johnny.

Johnny mengatakan Kominfo berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan sumber daya manusia pada bidang digital nasional melalui pelatihan-pelatihan.

Pelatihan yang dia maksud adalah 50.000 Data Science Training yang bertujuan untuk memfasilitasi 50.000 peserta setiap tahun melalui pelatihan multidisiplin teknis.

Pelatihannya meliputi kemampuan statistik, data analisis, dan machine learning di berbagai tingkatan keahlian, bekerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi global dan nasional.

"Seluruh upaya ini merupakan langkah komprehensif dalam mendorong pengembangan talenta digital nasional, demi mewujudkan Indonesia sebagai bangsa digital yang maju dan berdaya saing global," ujar Johnny.

 

antara

28
June

(voinews.id)Pemerintah Jepang dan Dana Anak‑Anak Perserikatan Bangsa‑Bangsa (UNICEF) memberikan 300 unit mesin pendingin vaksin untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan vaksin di Indonesia.

Sebanyak 300 unit mesin pendingin vaksin diserahkan kepada Kementerian Kesehatan RI untuk mendukung penyimpanan dan pemberian vaksin COVID-19 di seluruh Indonesia, kata Kedutaan Besar Jepang di Jakarta dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

Mesin-mesin pendingin tersebut akan didistribusikan ke 34 pusat penyimpanan vaksin di tujuh provinsi dan 27 kota/kabupaten di Indonesia.

"Memastikan vaksinasi COVID-19 terlaksana untuk seluruh penduduk bukan tugas mudah bagi Indonesia mengingat luasnya negara kepulauan ini," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kenji Kanasugi.

Menurut dia, donasi itu merupakan bagian dari upaya Jepang untuk mendukung kampanye Indonesia memberikan vaksin COVID-19 kepada 234,6 juta penduduknya.

"Penyediaan 300 pendingin vaksin pada hari ini, yang dilaksanakan melalui kemitraan dengan UNICEF, adalah bagian dari dukungan ‘Last One Mile’ Jepang untuk Indonesia yang berupaya memberikan vaksin ke setiap penjuru negeri," ujar Dubes Kanasugi.

"Peralatan rantai dingin berkualitas tinggi akan membantu masyarakat rentan mendapatkan vaksinasi dan berkontribusi terhadap penguatan sistem kesehatan Indonesia," lanjutnya.

Pemerintah Jepang telah berkomitmen mendukung Indonesia dengan serangkaian peralatan rantai dingin, termasuk 50 ruang pendingin untuk penyimpanan vaksin secara aman dan alat pemantauan suhu secara jarak jauh untuk memastikan vaksin senantiasa tersimpan pada suhu yang tepat.

Selain itu, Jepang juga akan mendukung pelatihan untuk pegawai pemerintah dan tenaga kesehatan yang akan bertugas mengoperasikan dan memelihara peralatan rantai dingin, menurut keterangan Kedubes Jepang.

"Dukungan Jepang memungkinkan lebih banyak vaksin dapat didistribusikan dengan aman dan merata ke seluruh Indonesia sehingga akan meningkatkan akses vaksin COVID-19 bagi anak-anak dan keluarga mereka," kata Perwakilan Sementara UNICEF Robert Gass.

"Sejak awal COVID-19, Jepang telah menjadi mitra penting dalam upaya mengatasi dampak pandemi terhadap anak-anak, termasuk mereka yang paling rentan," ucap Gass.

Jepang berkomitmen untuk mendukung berbagai upaya UNICEF untuk meringankan dampak pandemi COVID-19 terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak Indonesia, kata Kedubes Jepang.

Dukungan dari Jepang meliputi program "Safe Return to Learning", yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan pembelajaran, kesehatan, psikososial, air, sanitasi, dan kebersihan dari anak-anak di Provinsi Papua dan Provinsi Sulawesi Selatan.

Dukungan Jepang itu juga mencakup program di provinsi Sulawesi Selatan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur yang bertujuan membuka akses yang aman bagi anak-anak rentan berusia 5-8 tahun pada layanan perkembangan anak usia dini.

 

antara