Akbar

Akbar

11
July


(voinews.id)Kendaraan ramah lingkungan mencakup mobil listrik (EV) menyumbang lebih dari 30 persen dari total ekspor mobil Korea Selatan dalam lima bulan pertama tahun ini.

Dikutip dari Yonhap, Senin, hal ini didorong permintaan luar negeri yang kuat serta debut dari dua kendaraan listrik utama yang dibuat oleh pembuat mobil lokal di pasar Amerika Serikat.

Menurut data dari Asosiasi Perdagangan Internasional Korea, nilai ekspor mobil ramah lingkungan di Korea ialah sebesar 20,45 miliar dolar AS (sekira lebih dari Rp305 triliun) pada periode Januari-Mei tahun ini, mengambil 30,3 persen dari total ekspor mobil negara itu.

Ini merupakan pertama kalinya rasio melebihi level 30 persen. Penghitungan itu juga naik 8,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh permintaan global yang cepat untuk kendaraan listrik karena lebih banyak negara berusaha untuk mencapai netralitas karbon untuk mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim.

Analis juga mengatakan rasio tersebut meningkat tajam karena produsen mobil Korea Selatan Hyundai Motor Co. dan Kia Corp. meluncurkan mobil full-electricIONIQ 5 dan EV6 mereka di AS, pasar mobil terbesar di dunia.

Kendaraan listrik pun menyumbang sekitar 24 persen dari semua ekspor mobil Korea Selatan yang mencapai 901.260 unit pada periode Januari-Mei, atau naik 6,4 persen dari tahun sebelumnya.

Ini menandai pertama kalinya rasio tersebut mencapai 20 persen, menurut Asosiasi Produsen Otomotif Korea.

Di antara EV, pengiriman luar negeri dari Hyundai IONIQ 5 adalah yang terbesar dengan 25.381 unit selama periode lima bulan, diikuti oleh EV6 Kia dengan 25.052.

SUV kecil XM3 dari Renault Korea Motors mencatat penghitungan ekspor tertinggi sebanyak 26.597 unit, diikuti oleh Hyundai Kona SUV dengan 14.422, dan Kia Niro dengan 13.078 unit.

 

antara

08
July

 

(voinews.id)Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terbaru mengenai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan mewajibkan vaksinasi lengkap dan booster bagi para siswa sekolah sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

Rekomendasi ini mengikuti situasi terkini terkait COVID-19 dan penyakit menular lainnya pada anak.

“Dengan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang jauh lebih mudah menular dibanding varian awalnya pada anak di Indonesia dan subvarian baru ini potensial menyebabkan gelombang kasus berikutnya," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis.

Piprim memaparkan data IDAI terkini menunjukkan adanya peningkatan kasus COVID-19 pada bayi dan anak yang membutuhkan perawatan. Selain itu juga ada peningkatan kasus Multisystem Inflammatory System in Children (MIS-C) dan potensi kasus Long COVID-19 pada anak di Indonesia.

IDAI juga meminta pihak sekolah, dinas pendidikan dan pemerintah daerah berkolaborasi dengan orangtua dan dinas kesehatan dalam memastikan keamanan dan keselamatan anak, antara lain dengan melakukan testing pada anak dengan gejala COVID-19, dan patuh serta disiplin menjalankan protokol kesehatan, serta tidak membawa anak ke luar rumah apabila ada gejala demam/batuk/pilek/diare.

Protokol kesehatan terutama fokus pada penggunaan masker wajib untuk semua orang berusia di atas 2 tahun, mencuci tangan, menjaga jarak kemudian tidak makan bersamaan.

Selain itu, memastikan sirkulasi udara terjaga, serta mengaktifkan sistem penapisan aktif per harinya untuk anak, guru, petugas sekolah dan keluarganya yang memiliki gejala suspek COVID-19.

Ketua Satgas Vaksinasi IDAI Prof Dr dr Hartono Gunardi, SpA(K) mengingatkan para orangtua untuk mengikuti Bulan Imunisasi Anak Nasional yaitu melengkapi imunisasi dasar dan booster untuk anak balita, imunisasi MR tambahan dan imunisasi dengan vaksin baru yaitu vaksin pneumokokus (PCV) yang berguna untuk mencegah radang paru.

Anak usia 6 tahun ke atas dikatakan Hartono perlu imunisasi COVID-19 sebanyak dua kali. Jadi imunisasi rutin dan vaksinasi COVID-19 diperlukan agar anak terlindungi dari berbagai penyakit infeksi.

 

antara

08
July


(voinews.id)

Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Wiku Adisasmito meminta pemerintah daerah memastikan kasus PMK dimasukkan dalam sistem iSIKHNAS, atau Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional.

“Untuk pemerintah daerah, Saya berpesan untuk pertama memastikan bahwa input data kasus PMK maupun jumlah hewan berkuku belah yaitu sapi, kerbau domba, kambing dan babi , ter-input dengan baik dalam sistem iSIKHNAS,” ujar Wiku dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta, Kamis.

Selain itu, Wiku meminta Pemda untuk memastikan ketersediaan logistik penunjang seperti sepenuhnya mulai dari antibiotik, vitamin, antipiretik maupun desinfektan bagi hewan ternak.

Yang ketiga adalah memastikan tersedianya jumlah vaksin untuk pencegahan penularan PMK yang cukup, dan vaksinasi dilakukan sesuai dengan target.

Tak hanya itu, Pemda juga diminta memastikan sumber pendanaan telah dianggarkan untuk mendukung ketersediaan logistik, biaya operasional, petugas dan santunan bagi masyarakat yang mengalami kerugian akibat hewan ternak diharuskan dipotong atau dimusnahkan.

“Yang kelima melakukan pelatihan dan pengecekan gejala klinis, pembersihan melalui desinfeksi atau dekontaminasi, melakukan testing dan vaksinasi sebagai bentuk pemberdayaan melalui Babinsa dan Babinkamtibmas bersama dokter hewan atau pejabat otoritas veteriner setempat,” kata Wiku.

Wiku menekankan upaya penanganan PMK adalah tanggung jawab bersama. "Apabila tidak segera ditangani, maka akan berimbas kepada ketidakstabilan ekonomi dan distribusi pangan serta produk turunan ternak secara nasional," katanya.

08
July

 

(voinews.id)

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat kenaikan kasus positif harian meningkat 2.881 orang, menurut data yang dirilis di Jakarta, Kamis malam.

Hal ini menjadikan total kasus konfirmasi positif COVID-19 menjadi 6.103.552 orang untuk seluruh Indonesia.

Kenaikan kasus positif COVID-19 harian tertinggi terdapat di DKI Jakarta, dengan bertambahnya 1.476 orang penderita.

Sementara itu, angka kasus aktif juga meningkat sebanyak 998 pasien, menjadikan total pasien dalam perawatan sebanyak 19.046 orang.

Angka kesembuhan COVID-19 harian juga meningkat sebanyak 1.877 orang, sehingga total penyintas yakni 5.927.730 orang.

Enam orang meninggal akibat paparan COVID-19, menjadikan total korban jiwa menjadi 156.776 orang.

Selain itu, positivity rate spesimen harian sebesar 6,41 persen dan positivity rate orang harian sebesar 5,15 persen.

Sebanyak 76.507 spesimen tes COVID-19 telah dalam pemeriksaan, dan 5.015 orang dalam pengamatan sebagai suspek.