(voinews.id)Presiden Joko Widodo menyerahkan bonus bagi atlet dan jajaran pelatih yang berlaga pada SEA Games 2021 di Vietnam "Hari ini kita serahkan bonus penghargaan kepada para atlet, pelatih dan asisten pelatih. Untuk atlet kurang lebih Rp130.500.000.000, untuk pelatih dan asisten pelatih Rp32.000.000.000," ujar Kepala Negara. Presiden berharap bonus itu dapat menjadi motivasi bagi para atlet lain untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Hari ini atau Senin Presiden RI Joko Widodo menerima Tim Sea Games Vietnam 2021 Tahun 2022 di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, untuk memberikan arahan dan menyerahkan bonus bagi para atlet. Pada kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang mengurangi jumlah atlet yang berlaga serta menghargai perolehan medali oleh para atlet di Sea Games Vietnam. "Dari 499 atlet, 408 delapan atlet semua memperoleh medali, baik perak emas perunggu," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Senin. Menurut Presiden, capaian Sea Games Vietnam cukup baik, di mana Indonesia fokus pada perolehan hasil dan tidak terlampau banyak mengirim atlet. "Betul yang disampaikan Menpora, membangun ekosistem yang baik itulah yang membuahkan hasil. Kerjanya juga fokus, kirim nggak usah sebanyak-banyaknya, tapi hasilnya meningkat," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali untuk konsisten menerapkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) setelah keberhasilan Indonesia meningkatkan perolehan medali para atlet dalam SEA Games ke-31 di Vietnam. Hal tersebut disampaikan Menpora usai Presiden Jokowi menerima Tim Indonesia pada SEA Games ke-31 Vietnam di Istana Merdeka, Jakarta, Senin. “Mendapatkan arahan dari beliau untuk diteruskan kita konsisten menerapkan DBON karena terbukti. Jadi Bapak Presiden merasa senang dan berterima kasih kepada semua stakeholders (pemangku kepentingan), ke Kemenpora, ke KOI, KONI, pimpinan cabang olahraga, perguruan tinggi, dan semua yang mendukung DBON,” kata Zainudin. Implementasi dari DBON tersebut adalah perubahan paradigma dari sebelumnya yang berorientasi kuantitas menjadi kualitas mengenai pengiriman atlet ke ajang olahraga multi-cabang. "Jadi ke depannya, mungkin lebih ketat karena dalam DBON target utama kita adalah Olimpiade. SEA Games dan Asian Games adalah sasaran antara," ujarnya. Ke depannya, ujarnya, Indonesia hanya akan mengirim atlet yang yang diprediksikan benar-benar mampu menyumbang medali bagi negara, serta atlet yang dipersiapkan mengikuti jenjang olahraga multi-cabang selanjutnya dengan tingkatan yang lebih tinggi. “Hanya atlet yang berpotensi raih medali yang kita kirim, kita tidak mau hanya sekedar kirim saja, sayang uang negara,” ujarnya. Hal tersebut, kata Zainudin, juga sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk melakukan kajian total terhadap ekosistem pembinaan prestasi olahraga nasional. “Kita mulai menerapkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebagaimana panduan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021, sekaligus ini menjadi jawaban dari arahan Bapak Presiden kepada kami dan seluruh pemangku kepentingan di sektor olahraga, untuk lakukan review total terhadap ekosistem pembinaan prestasi olahraga nasional,” ujarnya. Keberhasilan dalam SEA Games ke-31 Vietnam, kata Menpora, telah menorehkan catatan penting yang akan menjadi dasar penentuan parameter kontingen dalam keikutsertaan Indonesia di ajang olahraga multi-cabang seperti SEA Games, Asian Games ataupun Olimpiade. Adapun dalam SEA Games ke-31 Vietnam, Indonesia mengirimkan 499 atlet, atau turun hingga 40,6 persen dibanding SEA Games ke-30 Filipina pada 2019 yang sebanyak 841 atlet. Namun di Vietnam, tingkat perolehan medali dari atlet meningkat hingga 80,96 persen dibandingkan pada SEA Games ke-30 yang hanya 60,4 persen. Total, dari 499 atlet yang bertanding di Vietnam, sebanyak 408 atlet berhasil menyumbang medali. Indonesia pun meningkatkan pencapaian menjadi peringkat tiga dari sebelumnya peringkat empat.
antara
(voinews.id)
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan Israel yang dijadwalkan bulan depan, dan Gedung Putih berencana untuk mengumumkan perjalanan tersebut minggu ini, menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Perjalanan Biden, yang diperkirakan akan berlangsung sekitar pertengahan Juli, akan mencakup pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, kata sumber itu.
Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional mengonfirmasi bahwa ada rencana perjalanan Biden ke Israel dan Arab Saudi.
"Kami tidak memiliki rincian perjalanan lebih lanjut untuk dikonfirmasi, tetapi kami akan mengumumkannya segera setelah kami melakukannya," kata juru bicara itu.
Gedung Putih mengatakan Biden merasa bahwa putra mahkota adalah "paria " karena perannya dalam pembunuhan lawan politik, jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di Turki pada 2018.
Pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul menodai citra putra mahkota sebagai seorang reformis. Pemerintah Saudi telah membantah keterlibatan Mohammed bin Salman.
Lawatan itu ditujukan untuk memperkuat hubungan dengan Arab Saudi pada saat Biden berusaha menemukan cara untuk menurunkan harga bensin di Amerika Serikat.
Sumber : Reuters
(voinews.id)Sekretaris Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan peningkatan kasus COVID-19 kali ini merupakan suatu hal yang wajar.
Dalam gelar wicara "Tangkal Virus yang Bermutasi dengan Vaksin Booster," diikuti secara daring di Jakarta, Senin, Nadia mengatakan pada umumnya dalam 3-4 minggu setelah mobilisasi besar, menyumbang peningkatan kasus.
Dari pengamatan setelah 27 hari, menurut Nadia memang terjadi tren peningkatan kasus COVID, namun masih terbilang rendah antara 1,4- 1,5 persen.
Kedua, dari sisa jumlah yang terlihat seperti meningkat itu tidak menimbulkan klaster atau perluasan yang secara luas.
"Jadi melihat angka tersebut ditambah nilai bahwa peningkatan kasus tadi itu adalah suatu hal yang wajar, tapi masih dalam batas wajar, dan ini tentunya masih dalam jumlah yang rendah dan tidak mengganggu terhadap upaya untuk menuju kita ke arah endemi," ujar Nadia.
Menurut Nadia, pandemi COVID-19 yang terkendali ini, dengan adanya jumlah kasus yang sedikit meningkat, sebenarnya merupakan dinamika penularan. Hal ini masih dalam koridor yang sama, bahwa pandemi masih terkendali.
"Kita bisa lihat dari angka laju penularan empat minggu ini penularan cenderung berada di angka 1, bahkan kurang dari 0,96. Jadi pandemi masih dalam kondisi terkendali," ungkapnya.
antara
(voinews.id)Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom meminta warga agar jangan panik setelah ada empat kasus COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang ditemukan di Pulau Dewata.
“Kami mengimbau masyarakat Bali jangan panik, karena melihat kasus yang ditemukan (pada) empat orang, karena sesuai info Kementerian Kesehatan, tiga orang tanpa gejala sama sekali, dan satu orang gejala ringan tenggorokannya sakit. Itu saja,” kata Gede Anom di Denpasar, Senin.
Oleh karena itu, ia menilai temuan itu tidak terlalu mempengaruhi situasi COVID-19 di Bali yang saat ini landai dan terkendali.
Walaupun demikian, ia meminta masyarakat Bali yang belum menerima vaksin COVID-19 dosis ketiga segera datang ke sentra vaksinasi terdekat agar mendapatkan penguat/booster.
“Yang paling signifikan sekali laksanakan booster. Bagi yang belum vaksin ke-3, kami berharap masyarakat untuk melaksanakan vaksin booster karena itu yang menjaga kita dari varian-varian apapun yang terjadi. Itu yang menjaga imun dan memperkuat imun kita,” kata Gede Anom.
Terkait itu, Dinas Kesehatan Bali bakal menggenjot vaksinasi dosis ketiga agar 100 persen warga mendapatkan booster vaksin COVID-19.
“(Kami akan) gencarkan vaksin, (khususnya) vaksin booster. Sekarang sudah ada himbauan, nanti kami akan kembali menghimbau masyarakat sampai banjar-banjar, karena di sana tempat kami melaksanakan booster,” kata dia.
Selain itu, Kadinkes Bali juga meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, termasuk di antaranya mengenakan masker.
Penggunaan masker itu penting untuk mereka yang berkegiatan di dalam ruangan, para warga lanjut usia (lansia), mereka yang memiliki penyakit bawaan (komorbid), dan siapa pun yang sakit flu, batuk, dan pilek.
“Sesuai himbauan pemerintah pusat, silakan masyarakat yang mau berpergian di luar tidak pakai masker, karena itu sesuai himbauan pemerintah pusat. Tetapi, bagi lansia, atau yang punya komorbid, atau yang sedang batuk pilek (agar) tetap pakai masker,” kata Gede Anom.
Kementerian Kesehatan minggu lalu (10/6) mengumumkan empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Provinsi Bali. Empat kasus positif itu terdeteksi di Bali sejak Mei 2022, tetapi hasil pemeriksaan yang menunjukkan varian virus keluar pada 9 Juni 2022.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan per Senin ada total delapan kasus COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Empat kasus itu ditemukan di Bali, sisanya di Jakarta.
Untuk kasus di Bali, tiga di antaranya merupakan penularan dari luar negeri, yaitu dari Amerika Serikat, Brazil, dan Mauritius. Sementara itu, satu kasus di Bali merupakan penularan lokal.
antara