Daniel

Daniel

29
April

Sejumlah anggota masyarakat baik dari pemimpin perguruan tinggi maupun kelompok pemantau pemilihan umum menyerukan agar kedua calon presiden dan wakil presiden yang baru saja mengikuti Pemilu, melakukan rekonsiliasi. Tanpa harus menunggu hasil penghitungan suara dan penetapan presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),  kedua pasangan diharapkan dapat bertemu dan menunjukkan sikap kenegarawanan.  

Himbauan ini tentu bukan tanpa alasan. Setelah proses panjang dan melelahkan mulai dari masa kampanye hingga hari pemilihan di dalam negeri 17 April lalu dan dilanjutkan dengan penghitungan suara, suasana “panas” masih terlihat antar kedua kubu. Kedua pihak saling mengklaim sebagai pihak yang menang dalam pemilihan berdasarkan data-data yang mereka miliki. Padahal proses penghitungan suara secara manual yang dilakukan Komisi pemilihan umum masih di bawah 50% dari semua jumlah surat suara.  Rencananya, pengumuman resmi akan disampaikan paling lambat tanggal 22 Mei mendatang.

Klaim kedua kubu dinilai sebagai faktor yang mendorong masyarakat untuk terus saling menyalahkan dan curiga. Masyarakat telah menghadapi perbedaan dan pertentangan sejak masa kampanye.  Untuk itu perlu ada sinyal dari tingkat elit yang menunjukkan tidak ada masalah. Diharapkan pimpinan partai dan elit-elit politik melakukan dialog dan pertemuan terbuka dan menyampaikan kepada masyarakat terutama pendukung mereka bahwa sebenarnya diantara mereka baik-baik saja. 

Rekonsiliasi tentu akan menjadi simbol “rujuk” kedua kubu yang bersaing. Mereka harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat mendorong para pendukung saling mencurigai dan mengejek. Rekonsiliasi diharapkan akan mencairkan suasana.  

Disamping itu, Komisi Pemilihan umum sebagai penyelenggara pemilihan umum dan Badan Pengawas Pemilu harus selalu  terbuka, jujur dan adil dalam melakukan pekerjaaan masing-masing sehingga tidak memunculkan kecurigaan masyarakat.

30
April

Pemerintah Indonesia melalui Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) memberikan bantuan kemanusiaan berupa Klinik Mata dan Klinik Telinga Hidung dan Tenggorokan  yang diserahterimakan pada tanggal 21 April 2019 kepada Medical Aid for Palestinian Clinic Yordania di kamp pengungsi Palestina di Talbiyah, Yordania. Bantuan tersebut bagian dari  kerjasama Baznas dengan Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO ).

Seperti dikutip laman kemlu.go.id ( 24/04) Pangeran Yordania Hassan bin Talal  di hadapan tamu undangan yang terdiri dari para filantropis, donatur, JHCO, tokoh masyarakat pengungsi Palestina, dan tamu undangan yang berjumlah sekitar 100 orang tersebut, menegaskan bahwa kehadiran Baznas di kamp pengungsi tidak hanya sekedar untuk memberikan bantuan namun lebih terpanggil karena tingginya rasa solidaritas bangsa Indonesia kepada bangsa Palestina dan juga hubungan yang erat dengan Kerajaan Yordania. Pangeran Hassan berharap kerja sama ini akan terus berlanjut dan berkembang sehingga keberkahannya dapat dirasakan seluruh umat.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Amman Yordania, Andy Rachmianto, mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari dukungan Indonesia kepada perjuangan Palestina dalam memperoleh kemerdekaan. Secara khusus, Dubes RI menyampaikan penghargaan yang tinggi atas respon pemerintah Yordania terhadap inisiatif dari lembaga-lembaga non pemerintah yang berkeinginan berbagi kepada para pengungsi yang memerlukan.

Kedutaan Besar Republik Indonesia  - KBRI  Amman juga sangat mengapresiasi peran langsung Baznas yang bekerjasama dengan JHCO dalam mendukung kegiatan diplomasi kemanusiaan yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia  Joko Widodo sebagai salah satu bentuk pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Bentuk kerjasama Baznas dengan JHCO ini setidaknya dapat dijadikan model bagi negara-negara lain dalam meringankan beban pengungsi Palestina.

Baznas yang diwakili oleh Komisaris Irsyadul Halim, menekankan bahwa kepedulian masyarakat Indonesia terhadap rakyat Palestina sangatlah tinggi. Untuk itu, BAZNAS memfasilitasi masyarakat Indonesia yang gemar berbagi dan menyalurkannya kepada pengungsi Palestina di Yordania.  Pada tahap awal ini, kerjasama Baznas dengan JHCO lebih mengutamakan sektor kesehatan melalui pembangunan klinik dan pengadaan obat-obatan yang didistribusikan melalui 3 (tiga) unit klinik yang dikelola Medical Aid for Palestinian Clinic Yordania di kamp pengungsi Gaza, kamp pengungsi Hattien, dan kamp pengungsi Talbiyah

29
April

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi dan Menteri Bea Cukai Republik Rakyat Tiongkok  Ni Yue Feng, Kamis (25/4), menandatangani protokol perdagangan manggis . Penandatanganan dilakukan di sela-sela Konferensi Kerja Sama Internasional Sabuk Jalan (Belt and Road Forum/BRF) II. Penandatanganan protokol perdagangan manggis tersebut dilakukan setelah Tiongkok mengizinkan Indonesia kembali mengekspor buah tersebut ke negaranya. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kerja sama ini bagian dari peningkatan konektivitas dan investasi. Ia menjelaskan, secara esensi protokol berfungsi menghilangkan hambatan yang ada untuk ekspor komoditas tersebut. Sejak Tiongkok memberikan izin, Indonesia kembali mengirimkan manggis ke negara berpenduduk terbanyak di dunia itu dua tahun lalu. Retno Marsudi menjelaskan selain buah manggis, Indonesia juga akan mengekspor buah naga ke Tiongkok.

Retno Marsudi mencatat, Tiongkok  merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan kedua belah pihak sebesar 70 miliar dolar Amerika atau sekitar 990 triliun rupiah pada 2018. Nilai perdagangan tahun lalu meningkat 23 persen dibandingkan pada 2017. Namun ia melihat defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok masih cukup besar. Oleh karena itu, kedua negara sepakat mengurangi defisit dan menjadikan perdagangan lebih seimbang dan saling menguntungkan. Dalam kesempatan tersebut, Menlu juga menyampaikan Indonesia telah memfasilitasi ekspor buah-buahan dari Tiongkok, di antaranya jeruk mandarin. Lebih jauh Retno Marsudi berharap Menteri Ni Yue Feng memberikan bantuan dalam finalisasi impor salak dari Indonesia, termasuk juga menurunkan tarif buah nanas agar perdagangan bilateral ini lebih menguntungkan kedua belah pihak.

Sementar itu Menteri Bea Cukai Republik Rakyat Tiongkok  Ni Yue Feng menyambut positif permintaan yang disampaikan Menlu Retno Marsudi tersebut. Ia juga senang dapat menandatangani protokol impor manggis dan buah naga dari Indonesia.

Sehari sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi juga  melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi membahas soal kelapa sawit dan berbagai isu lain. Dalam hal kelapa sawit, Indonesia mengharapkan Tiongkok  segera merealisasikan komitmen meningkatkan impor minyak kelapa sawit dari Indonesia. Selama in Tiongkok sudah lebih membuka pasarnya untuk berbagai produk Indonesia, seperti kelapa sawit termasuk produk buah-buahan.

27
April

Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun ini menganggarkan 3,7 triliun rupiah untuk mengembangkan pertanian lahan rawa melalui Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani disingkat Serasi.

Anggaran Program “Serasi” disiapkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar 2,5 triliun rupiah untuk pengolahan lahan rawa, dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan senilai 1,2 triliun rupiah untuk kebutuhan sarana produksi.

Direktur  Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhi di Jakarta, Rabu dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian bertemakan "Program Serasi Meningkatkan Produktivitas." menjelaskan Kementerian Pertanian menetapkan target 400.000 hektare lahan pada 2019 setelah melalui proses validasi Calon Petani Calon Lokasi dengan fokus di tiga provinsi. Ketiga provinsi itu adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Sarwo Edhi menuturkam program Serasi telah menunjukkan hasil yang baik di lapangan, antara lain produktivitas pertanian naik menjadi 6,5 ton Gabah Kering Panen per hektare di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dari sebelumnya berjumlah 3 ton Gabah Kering Panen per hektare.

Sementara itu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menangani kebutuhan sarana produksi pertanian dan pembinaan. Dana 1,2 triliun rupiah akan dipakai dalam rangka penyediaan benih, pupuk dolomit, dan pupuk hayati. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Bambang Pamuji menjelaskan pihaknya menyediakan bantuan bagi petani peserta Program Serasi berupa benih, herbisida, pupuk hayati, dan pupuk dolomit.

Perhitungannya adalah bantuan benih dialokasikan 80 kilogram per hektare, dolomit 1.000 kilogram per hektare, herbisida 3 liter per hektare, dan pupuk hayati 25 kilogram per hektare.

Sementara itu Staf Ahli Menteri Pertanian Profesor Dedi Nursyamsi menyatakan optimistis bahwa Program Serasi dapat berjalan baik dibandingkan Program Gambut Sejuta Hektar pada masa Orde Baru, karena lahan rawa ramah lingkungan dan aman dari bahaya kebakaran. Dedi Nursyamsi menjelaskan, Program Serasi ini berbeda dengan Program Gambut Sejuta Hektare, karena program ini memanfaatkan tanah mineral bukan lahan gambut. Selain itu juga hasilnya sudah terbukti di lapangan.