Pameran The 21st Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2019 kembali di gelar di Jakarta. Pameran dagang kerajinan tahun ini lebih istimewa karena ada Paviliun Khusus dari Kerajaan Maroko. Pada pameran tahun ini kerajinan produk yang ditampilkan lebih bervariasi dan lebih berkualitas diikuti 1.700 peserta dari berbagai daerah di Tanah Air, dengan menempati 1.400 stan yang disediakan. Inacraft 2019 mengangkat kesenian, kebudayaan, dan kerajinan unggulan Betawi, dengan mengusung tema “Jakarta Enjoyable Multicultural Diversities” mendampingi tema sentral “From Smart Village to Global Market”.
Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Rabu 24 April mengatakan dari tahun ke tahun, kualitas produk yang dipamerkan meningkat dan semakin baik. Menurutnya, hal itu yang diinginkan oleh Pemerintah agar produk-produk kerajinan Indonesia terus naik kelas, naik kapasitas produksi, naik kualitas, naik daya saing, dan naik pamornya, terutama untuk kualitas ekspor.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ekspor kerajinan diharapkan naik dengan target 9 persen dengan dorongan gelaran pameran kerajinan tahunan terbesar ini. Menteri Airlangga juga mengatakan ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh Industri Kecil Menengah saat ini yakni desain, pendampingan, dan akses pendanaan.
Sedangkan ketua delegasi Kerajaan Maroko Jamila El Moussali ( wanita ) mengatakan partisipasi Maroko di ajang INACRAFT 2019 bukan hanya sekedar memamerkan hasil kerajinan dan beberapa benda budaya Maroko yang bernafaskan Islam. Namun kehadiran dalam pameran ini sangat penting untuk saling mengatahui dan menghormati perbedaan. Namun semua perbedaan itu kini disatukan dalam sebuah pameran besar dan megah di Jakarta.
Sejatinya Kerajinan adalah hasil budidaya manusia yang diwujudkan dalam bentuk benda baik yang menunjang atau sekedar hiasan dalam kehidupan manusia. Kerajinan juga dapat melambangkan sebuah nilai luhur adat istiadat suatu bangsa. Jika semua kerajinan dikemas dengan baik dan professional pastinya akan memberikan nilai tambah pada si pembuat maupun negara bahkan memberikan rasa hormat bagi siapa saja yang melihat atau menganggumi barang kerajinan itu. Akan tetapi situasi saat ini hasil kerajinan bukan hanya dituntut sebuah kreatifitas dari si pembuat juga dukungan dana dalam mewujudkan hasil yang baik dan berkualitas. Namun isu lingkungan hidup kerap mengantui kerajinan tradisional maupun modern. Karena pemakaian bahan dari alam dan penggunaan bahan yang tidak ramah lingkungan sering kali menjadi acuan dalam pembuatan. Untuk itu perlu adanya juga regulasi terkait pemanfaatan sumber daya alam dan bahan non organik dalam mendukung industri kerajinan nusantara lebih dihormati dan mendunia. Sekian komentar.
Presiden RI, Joko Widodo Rabu, membuka Pameran Dagang Kerajinan Internasional (Inacraft) 2019 yang berlangsung di Jakarta Convention Center pada 24 hingga 28 April 2019. Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo mengatakan, produk kerajinan Indonesia yang dipamerkan saat ini sudah memiliki kualitas yang baik. Ia juga berharap industri kerajinan bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja. Menurut Presiden, setiap ia datang produk pameran Inacraft selalu naik kelas. Produknya semakin baik dan itu yang ia inginkan agar produk kerajinan Indonesia terus naik kelas. Presiden Joko Widodo menegaskan, produk kerajinan Indonesia harus terus dikembangkan dari segi kualitas hingga produktivitasnya. Hal ini demi memenuhi pasar ekspor produk kerajinan. Menurut presiden, kinerja ekspor Indonesia saat ini tercatat 1,26 persen dari total pangsa pasar kerajinan dunia atau baru mencapai 1,2 miliar Dollar Amerfika. Usaha Kecil dan Menengah-UKM kerajinan mencapai 700 ribu unit usaha yang menyerap hampir 1,3 juta tenaga kerja. Namun, ia menilai angka tersebut masih kecil dan bisa terus dikembangkan. Presiden menilai, salah satu penetrasi yang bisa dilakukan adalah dengan memasarkan produk kerajinan Indonesia secara online.
Wakil Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Gusmardi Bustami berharap pengunjung pameran mencapai 200.000 orang, transaksi retail 149 miliar rupiah, serta kontrak dagang sebesar 13 juta dolar Amerika selama lima hari penyelenggaraan. Gusmardi Bustami menjelaskan, penyelenggaraan Inacraft sudah dimulai sejak 1999, dan saat ini adalah penyelenggaraan yang ke-21. Menurut Gusmardi, Inacraft ke-21 ini mengangkat kesenian dan kebudayaan serta produk kerajinan unggulan dari Betawi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai ikon pameran. Pameran yang bertema sentral "From Smart Village to Global Market" ini diikuti kurang lebih 1421 peserta, yang terdiri 26 persen dari dinas-dinas daerah, sembilan persen dari kementerian/BUMN, dan sisanya 66 persen peserta perseorangan. Keistimewaan lainnya adalah dalam pelaksanaan Inacraft 2019 kali ini untuk pertama kalinya hadir Paviliun Luar Negeri yaitu dari Maroko. Maroko hadir sebagai Negara Kehormatan Inacraft 2019, didukung oleh Kementerian Pariwisata, Kerajinan, dan Sosial-Ekonomi Maroko.
Selain Maroko, ada juga sejumlah negara sahabat yang ikut menyemarakkan pameran dengan menampilkan produk kerajinan mereka seperti Jepang, Polandia, Pakistan dan Hongkong. Pameran kerajinan nasional berskala Internasional itu diharapkan dihadiri oleh 1.000 pembeli dari sekitar 60 negara.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan pengurangan sampah Indonesia sebesar 30 persen pada tahun 2025. Dalam upaya mendukung misi tersebut, salah satu bank swasta nasional Indonesia melaksanakan gerakan peduli lingkungan bernama Daur Ulang Lebih Banyak, Buang Lebih Sedikit (Recycle More, Waste Less) bekerja sama dengan wirausaha sosial dan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan, antara lain WWF – Indonesia, Waste4Change, Cleanomic, Zero Waste Indonesia, Evoware, dan Weekend Workshop.
Executive Director bank swasta nasional Indonesia tersebut, Mona Monika menjelaskan, program Daur Ulang Lebih Banyak, Buang Lebih Sedikit melibatkan seluruh generasi Indonesia, terutama milenial untuk lebih kritis terhadap lingkungan sekitar, seperti melaporkan penumpukan sampah ilegal. Dikatakannya, gerakan ini bertujuan memberikan kesadaran peduli lingkungan pada generasi milenial untuk membawa perubahan dimulai dari kebiasan sehari-hari.
Mona di Jakarta, Senin lalu mengatakan, melalui gerakan ini, diharapkan generasi milenial dapat berkomitmen mewujudkan lingkungan bersih sampah dan berjanji dapat berpartisipasi dalam gerakan Daur ulang lebih banyak, Buang lebih sedikit. Menurut Mona Monika, perubahan tidaklah semata-mata dimulai dari sesuatu yang besar dan menyulitkan, tetapi dapat dilakukan dengan mulai melakukan kebaikan dan mengubah kebiasaan sedikit demi sedikit sehingga dampaknya tentu akan terasa di kemudian hari dalam jangka panjang.
Ada tiga untuk berpartisipasi dalam gerakan ini. Pertama, dengan menekan pilihan 'dukung sekarang' yang akan terhubung langsung dengan media sosial pendukung dalam bentuk pledging. Kedua, masyarakat dapat memilih dan mengunduh template pledging yang ingin mereka pilih pada situs web, mengunggah template ke media sosial pribadi beserta pesan kebaikan yang tertera pada situs web dengan tagar #RecyclemoreWasteless #IndonesiaBersihSampah2025, dan membagikannya pada tiga teman. Ketiga, masyarakat dapat mendukung gerakan ini dengan mengunggah foto kreasi masing-masing dengan ketentuan yang sama dengan cara kedua.
Selain itu, melalui gerakan ini setidaknya, dapat menghimbau masyarakat untuk melaporkan penumpukan sampah di sekitar yang selanjutnya akan diteruskan ke pihak terkait. Caranya adalah dengan lapor melalui Instagram atau Twitter dan sertakan tagar #RecyclemoreWasteless #IndonesiaBersihSampah2025.
Diharapkan, seluruh generasi di Indonesia terutama milenial untuk lebih kritis terhadap lingkungan sekitar seperti melaporkan penumpukan sampah yang ilegal. Masyarakat yang berkomitmen mendukung gerakan "Recycle More, Waste Less" dengan unggahan terbaik berkesempatan memenangkan paket #TravelForGood, yakni traveling sambil volunteering ke destinasi wisata di Indonesia untuk tiga pemenang.
Lima pekan yang lalu terjadi serangan yang mengejutkan di rumah ibadah nun jauh di belahan selatan dunia, Selandia Baru. Tetapi lagi-lagi dunia dikejutkan pada peristiwa pemboman yang terjadi pada rumah ibadah dan hotel pada hari minggu ( 21 April 2019 ) di Kolombo, ibukota Sri Lanka dan beberapa kota lain. Peristiwa itu menghilangkan nyawa 321 orang diantaranya 38 orang warga asing. Peristiwa ini terjadi hampir bersamaan dimana beberapa orang meledakkan bom bunuh diri.
Pihak yang berwenang di Kolombo menuding peristiwa ini didalangi sebuah kelompok lokal yang mengaku berafiliasi pada agama tertentu. Tetapi segera muncul pernyataan bertanggung jawab dari kelompok yang berafiliasi pada ISIS. Pihak kepolisian menangkap setidaknya 40 orang setelah terjadinya peristiwa tersebut. Para penyelidik masih mendalami apakah ada keterkaitan kelompok teroris lokal dengan jaringan global. Pihak yang bertanggung jawab atas serangan menyatakan peristiwa ini ada kaitannya dengan peristiwa di Selandia Baru.
Sri Lanka adalah sebuah negeri yang pernah mengalami konflik lebih dari 25 tahun. Perang saudara terjadi antara pemerintah Sri Lanka dengan pemberontak macan Tamil yang menguasai kawasan timur laut Sri Lanka. Pemberontakan itu sendiri kemudian dapat diakhiri tahun 2009. Baru 10 tahun Sri Lanka merasakan hidup tanpa konflik berarti meskipun ada friksi antara mayoritas yang budhis dengan pemeluk agama hindu dan muslim.
Serangan kemarin sudah diindikasikan oleh jaringan intelijen asing. Namun sayangnya informasi itu tidak sampai kepada pemegang kebijakan pemerintahan karena hubungan kurang harmonis antara Presiden Maithripala Sirisena dengan Perdana Menteri Wickremesinghe.
Kita selalu menaruh harapan tidak terjadi lagi peristiwa seperti ini. Korbannya adalah penduduk sipil. Ini bukan peperangan tetapi pembantaian. Kepercayaan apapun tidak mengajarkan perbuatan keji seperti ini. Semoga peristiwa ini membuat setiap negara lebih waspada lagi menjaga keamanan, karena peristiwa ini dapat saja terjadi di belahan manapun di dunia ini.