Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa berupa flora dan fauna. Bahkan, beberapa spesies hewan yang hampir punah dan langka ternyata hanya ada di hutan-hutan di Indonesia. Sebut saja Orangutan di Kalimantan dan Harimau Sumatra.
Hewan-hewan tersebut perlahan namun pasti, semakin menurun populasinya. Hal ini seiring dengan berjalannya waktu ditambah dengan menyusutnya jumlah luas hutan di Indonesia akibat kebakaran hutan dan pembalakan liar ataudeforestation.
Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki hutan luas di dunia. Akan tetapi, semakin lama luas hutannya semakin menyusut. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, pada tahun 2015, luas hutan Indonesia sekitar 128 juta hektar. Namun, pada tahun 2017 jumlah tersebut berkurang menjadi sekitar 125 juta hektar.
Menyusutnya populasi hewan dan luas hutan di Indonesia saling berkaitan satu sama lain. Orangutan dan harimau Sumatra perlahan punah karena kehilangan hutan yang menjadi habitat asli hewan-hewan tersebut.
Hal inilah yang menjadi fokus Hari Bumi yang diperingati tanggal 22 April. Earth Day Network (EDN), atau Jaringan Hari Bumi, yaitu organisasi yang memimpin perayaan Hari Bumi di seluruh dunia, menetapkan tahun 2019 sebagai tahun untuk Melindungi Spesies Kita atau dunia.
Jaringan Hari Bumi membeberkan, sekitar 40 persen dari sebelas ribu spesies burung sudah resmi dinyatakan punah dan 75 persen dari keseluruhan jumlah koral atau terumbu karang di Bumi dalam keadaan terancam.
Menurut EDN, tema Protect Our Species atau Melindungi Spesies Kita dipilih untuk menyoroti fakta bahwa aktivitas manusia secara langsung terkait dengan apa yang dirujuk oleh wartawati lingkungan Elizabeth Kolbert dalam bukunya, Kepunahan Ke Enam, atau "The Sixth Extinction".
Dalam bukunya, Elizabeth Kolbert menggambarkan adanya kepunahan massal yang bukan secara alami namun disebabkan ulah manusia sendiri.
Dalam laporan studi yang dimuat di Science Advances Journal, terungkap bahwa sebanyak 400 spesies vertebrata telah punah sejak tahun 1900. Jumlah itu menandakan angka kepunahan yang meningkat hingga 100 kali lebih cepat dibanding sebelumnya. Ini terjadi akibat kerusakan lingkungan yang tak lain disebabkan oleh ulah manusia.
Bukan tidak mungkin, spesies hewan lainnya, bahkan juga manusia, akan punah akibat rusaknya lingkungan. Kini, saatnya bagi manusia untuk berbuat sesuatu untuk menjaga lingkungannya.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan. Di antaranya dengan menanam pohon, hemat menggunakan air, dan mengurangi penggunaan kertas dan plastik.
Menjaga lingkungan harus dimulai dari diri sendiri. Dengan menjaga lingkungan setidaknya kita ikut menjadikan Bumi menjadi rumah terbaik untuk seluruh penghuninya.
Smesco Indonesia menjaring mitra baru Usaha Kecil Menengah dengan menyeleksi produk unggulan UKM dari enam provinsi untuk dipamerkan dan dipromosikan ke pasar nasional dan global melalui Paviliun Provinsi di Gedung Smesco Indonesia. Direktur Utama Smesco Indonesia Emilia Suhaimi di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya berupaya menjaring produk UKM terbaik untuk tahap pertama di enam provinsi dalam program "kanvasing".
Dikatakan, banyak produk di daerah kualitasnya bagus namun terkendala dan belum dikenal di pasar Jakarta. Tahap pertama kanvasing dimulai pada April 2019 dilakukan di 6 provinsi, yaitu Jawa Barat (25 target UKM baru), Sulawesi Selatan (25), Sumatera Barat (25), Aceh (15), Kalimantan Timur (10), dan Gorontalo (10). Dari masing-masing ke-6 provinsi tersebut memiliki produk fast moving yang berbeda-beda. antara
Kabupaten Gianyar di provinsi Bali, menjadi kota kerajinan dunia pertama di Indonesia. Predikat dan penghargaan sebagai kota kerajinan dunia untuk Kabupaten Gianyar diberikan langsung oleh President World Craft Council (WCC) Asia Pacific Region, Ghada Hiijawi Quddumi dan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Mufidah Jusuf Kalla kepada Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun. Penyerahan sertifikat diadakan di Bali Agung Theatre Show- Bali Safari & Marine Park, Senin.
Ketua Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla di Gianyar, Senin mengatakan, Gianayar menjadi kota kerajinan dunia karena memiliki industri kerajinan terpanjang sedunia mulai dari Desa Batubulan, Desa Celuk, Pasar Sukawati, Desa Mas, Desa Teges, Peliatan hingga Desa Tegallalang. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga telah memberikan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis untuk kerajinan Perak Celuk. antara
Kabupaten Gianyar di Provinsi Bali memiliki hampir 70 ribu usaha mikro, kecil, dan menengah di bidang kerajinan. Belum lama ini kota tersebut dinobatkan menjadi World Craft City atau Kota Kerajinan Dunia. Sertifikat Kota Kerajinan Dunia diserahkan langsung oleh Presiden World Craft Council Asia Pacific Region, Ghada Hiijawi Quddumi, dan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional, Mufidah Jusuf Kalla, di Bali Agung Theatre Show-Bali Safari and Marine Park, Senin (22/4).
Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Mayun, dalam keterangan resmi hari Minggu (21/4) lalu mengatakan, kini Gianyar bukan hanya dikenal sebagai bumi seni dan kota pusaka dunia, tetapi juga memiliki predikat baru sebagai Kota Kerajinan Dunia.
Menurut Mayun, identitas baru ini akan membuka peluang bagi perajin Gianyar untuk berinteraksi dengan perajin lain di berbagai penjuru dunia, baik untuk transaksi maupun alih pengetahuan dan teknologi, serta kerja sama usaha. Mayun berharap, dengan semakin terbukanya peluang tersebut, perajin Gianyar juga terpacu untuk meningkatkan kualitas produk agar bisa bersaing secara global.
Predikat Kota Kerajinan Dunia yang diterima Gianyar ini merupakan yang pertama di Indonesia. Ketua Dewan Kerajinan Nasional DaerahKabupaten Gianyar, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra, mengatakan, predikat tersebut diraih karena wilayah ini dinilai paling memenuhi kriteria dalam upaya pengembangan industri kerajinan, dan mampu memberikan manfaat bagi warga setempat.
Adnyani mengemukakan, penilaian yang menonjol adalah peranan pemerintah daerah bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah dalam upaya mengembangkan dan melestarikan kerajinan. Termasuk peran lembaga pendidikan yang memasukkan kurikulum kerajinan, khususnya di sekolah menengah. Selain itu Gianyar banyak didukung seniman muda yang kreatif dan inovatif.
Ia menyebutkan, ada tujuh kriteria yang diamati dari produk industri kerajinan di Gianyar untuk dapat menjadi kota kerajinan dunia, yakni autentik, awet, asli, mudah dipasarkan, ramah lingkungan, bernilai internasional, dan berkelanjutan.
Hingga akhir 2018, hampir 70 ribu usaha mikro, kecil, dan menengah di Gianyar mampu menampung hampir 82 ribu tenaga kerja. Industri kerajinan di sana di antaranya menggunakan bahan kayu, emas, perak, dan bambu.