Daniel

Daniel

11
October


Memulai rangkaian pertemuan tahunan, para petinggi Dana Moneter Internasional IMF dan Bank Dunia (WBG) bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja melakukan penanaman terumbu karang di kawasan Nusa Dua, Bali, Minggu (7/10).

Acara  dihadiri oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, dan ditemani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun berjanji akan membahas isu lingkungan pada acara Pertemuan Tahunan, yang bukan hanya membahas persoalan ekonomi saja. Kepada media Sri Mulyani mengatakan, 60 persen jenis spesies terumbu karang ada di Indonesia dari keseluruhan terumbu karang di dunia, atau yang terbesar di dunia. Semua pihak harus mulai memikirkan sebuah bentuk perlindungan. Ia berjanji akan membawa isu ini ke Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 Bali. Sri Mulyani beralasan, terumbu karang Indonesia bukan hanya milik Indonesia, melainkan juga milik dunia yang harus dilindungi bersama untuk generasi mendatang.

Sementara itu, Menko Maritim, Luhut Pandjaitan mengatakan, kegiatan ini menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk melestarikan lingkungan, terutama di laut. Area Nusa Dua sendiri adalah bagian dari coral triangle. Terumbu karang bukan hanya tempat tinggal bagi biota laut, tetapi sumber protein yang besar.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan, ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk ikut dalam kegiatan peduli lingkungan bersama Menteri Luhut. Sebelumnya, Lagarde ikut dalam kegiatan pembersihan sungai dari sampah terutama plastik. Lagarde menambahkan, terdapat beberapa wujud kepedulian IMF terhadap lingkungan diantaranya, melakukan riset dan menerbitkan laporan mengenai bagian mana di bumi yang paling baik dan buruk terdampak perubahan iklim. Selain itu, IMF juga menyiapkan skema pembiayaan untuk perlindungan (insurance) terhadap kelestarian lingkungan. Menurut Lagarde menanam terumbu karang ini menunjukkan kepedulian IMF terhadap lingkungan, perubahan iklim.

11
October

Saudara pendengar, Asian Para Games 2018 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu 6 Oktober di Stadion Gelora Bung Karno. Kegiatan olah raga multi event ini akan berakhir pada 13 Oktober 2018.  Memang ada yang berbeda dari Asian Para Games, karena yang bertanding adalah para atlet difabel / atlet berkebutuhan khusus se Asia. Namun semangat para atlet difabel tidak berbeda jauh dengan atlet normal lainnya, yaitu sama-sama ingin menunjukan yang terbaik melalui prestasi yang dicapainya.

Dalam gelaran Asian para Games 2018, Presiden Joko Widodo berharap kesusksesan yang diraih Indonesia di Asian Games 2018 dapat menular di kontingen Asian Para Games Indonesia juga pihak penyelenggara. Dalam pidato pembukaannyapresiden juga mengatakan bahwa perhelatan Asian Para Games  2018 harus menjadi momentum perayaan persaudaraan dengan menunjukan kegigihan, danprestasi dapat menjunjung tinggi kemanusiaan.

Ketua Penyelenggara Asian Para Games INAPGOC Raja Okto Saptahari mengingatkan jangan membandingkan Asian Para Games dengan Asian Games. Namun, Ia meyakini  suksesnya Asian Games juga sukses Asian Para Games. Menurut Raja Okto, singkatnya waktu persiapan, menjadi salah satu hambatan dalam menjalankan Asian Para  Games. Namun menurut Raja Okto, sejauh ini pelaksanaan Asian para Games di Jakarta, jauh lebih baik dari penyelenggaraan di Incheon Korea Selatan dan Guangzhou di Tiongkok.

Kegiatan pelaksanaan Asian Para games  memang untuk menunjukan komitmen untuk memberikan penghargaan atas semangat para penyandang disabilitas. Meskipun waktu sempit, INAPGOC berupaya agar  penambahan sarana dan prasarana tersedia untuk membantu kelancaran para atlet disabilitas beraktifitas. Tidak bisa kita bandingkan Asian Games dengan Asia Para Games, tetapikedua acara olahraga tersebut  secara langsung menjadi promosi yang potensial kepada masyarakat Internasional tentang Indonesia. Kita berharap kesuksesan Asian Para Games, seperti berhasilnya Asian Games yang lalu adalah sukses persiapan, sukses pelaksanaan dan sukses prestasi.

10
October



Brazil masih menapaki proses demokrasi untuk mendapatkan Presiden yang baru. Putaran tahap pertama Pemilu Presiden yang sudah berlangsung,
masih belum dapat menentukan siapa Presiden Brazil karena tidak satupun calon yang ikut dalam Pemilu, memperoleh suara mayoritas di atas 50 persen. Walaupun memimpin perolehan suara meyakinkan Calon Presiden Jair Bolsonaro, belum berhasil mengumpulkan suara yang melampaui ambang batas. Dari hampir 99 persen suara yang sudah masuk, Jair Bolsonaro anggota parlemen dari sayap kanan baru memperoleh suara 47 persen.  Pada posisi kedua adalah Fernando Hadad  anggota parlemen dari sayap kiri dengan raihan suara 28 persen.  Berdasar hasil perolehan suara itu maka Jair Bolsonaro dan Fernando Hadad akan maju ke pemilihan babak kedua.

Tahap pertama pemilu di Brazil tidak saja diwarnai dengan hiruk pikuk demokrasi, melainkan juga kekerasan. Jair Bolsonaro, ketika berkampanye telah ditikam dan harus dirawat di rumah sakit. Tokoh parlemen yang cenderung rasis itu, berhasil maju ke babak berikutnya menyingkirkan tokoh lain yang mendapat dukungan partai di parlemen dan mendapat porsi besar liputan di televisi. Jair Bolsonaro, berhasil memanfaatkan media sosial yaitu twitter dan facebook untuk mempengaruhi para pemilih. Jair Bolsonaro menyebar luaskan pesan dan visi serta misinya dengan janji janji mengakhiri korupsi, kejahatan, dan kelesuan ekonomi. Ia juga menjanjikan untuk mengembalikan nilai nilai tradisional negaranya.

Upaya dan cara Jair Bolsonaro rasanya dapat mengingatkan kita dengan apa yang dilakukan Donald Trump ketika berjuang memenangi pemilu Amerika Serikat. Slogan slogan yang dikumandangkan Jair Bolsonaro untuk mengembalikan kejayaan Brazil mengingatkan kita dengan apa yang diucapkan Trump, Make America Great Again. Pun pendekatan yang
cenderung rasis juga dilakukan Jair Bolsonaro.

Bagaimanapun nasib Jair Bolsonaro yang pada pemilu tahap pertama menang secara mengejutkan, masih akan ditentukan pada pemilu tahap kedua yang akan dilaksanakan 28 Oktober. Mayoritas rakyat Brazillah yang akan menentukan, siapa Presiden Brazil mendatang yang bakal menjadi nakhoda mengemudikan Brazil menuju masa depan yang lebih baik.

09
October


Pertemuan Tahunan International Monetary Fund IMF dan World Bank Group (IMF-WBG) 2018 di Nusa Dua, Bali telah dimulai. 10 Kepala Pemerintahan negara Anggota ASEAN dipastikan hadir. Mereka termasuk dalam sekitar 34 ribu yang sudah mendaftar sebagai peserta pertemuan yang keseluruhannya berlangsung mulai 8 hingga 14 Oktober ini. Kepala Unit Kerja Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 Peter Jacobs mengatakan, konfirmasi kehadiran juga diberikan oleh kepada kepala-kepala negara yang merangkap sebagai menteri keuangan. Selain itu, sejumlah gubernur bank sentral negara maju, seperti gubernur bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, serta gubernur bank sentral Uni Eropa, Tiongkok, hingga Jepang dipastikan datang. Bahkan sejumlah gubernur bank sentral dan menteri keuangan, yang lokasi negaranya jauh dari Indonesia pun sudah dating. Seperti Sudan Selatan, Uganda, Mauritania, Burundi, Bahama, Islandia, Eswatini, Montenegro, serta Trinidad dan Tobago. Puncak pertemuan tersebut akan berlangsung pada 12 sampai 14 Oktober 2018.

Pertemuan tahunan IMF-WB 2018 yang akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (12/10) ini, akan mengangkat lima tema. Pertama, penguatan International Monetary System (IMS). Kedua, ekonomi digital. Ketiga, negara berkembang tengah menghadapi kebutuhan pembiayaan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keempat, penguatan aspek ekonomi dan keuangan syariah. Kelima, isu-isu terkait sektor fiskal, yaitu urbanisasi, ekonomi digital, human capital, manajemen risiko bencana, perubahan iklim, dan pembiayaan infrastruktur.

Melihat jumlah peserta yang begitu besar, dapat dibayangkan betapa hasil pertemuan ini sangat diharapkan di seluruh dunia. Pertemuan disebut dinilai akan menjadi pertemuan penting yang hasilnya ditunggu oleh negara-negara di dunia. Pasalnya, diselenggarakan pada saat perekonomian dunia dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi.

Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa ketidakpastian ekonomi global meningkat di tengah pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, yakni kuatnya laju ekonomi AS dibandingkan negara di kawasan Eropa, Jepang, serta Tiongkok.

Kepala Grup Riset Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter BI Reza Anglingkusumo menuturkan, ketidakpastian turut diikuti dengan kenaikan Fed-Fund Rate, ketegangan perdagangan antara AS dan sejumlah negara, serta risiko rambatan dari gejolak ekonomi di Turki dan Argentina.

Ketidakpastian ini memicu pembalikan modal asing dan apresiasi nilai tukar dolar AS secara luas, sehingga turut menekan nilai tukar mata uang global.

Ketidakpastian kondisi ekonomi dunia masih terus berlanjut hingga saat ini. Pertemuan tahunan IMF-WBG kali ini pun menjadi mementum bagi pemimpin-pemimpin ekonomi dunia untuk merespons kondisi global terkini. Yaitu dengan kesepakatan-kesepakatan yang efektif untuk memberi harapan bagi warga dunia akan adanya perbaikan.