Daniel

Daniel

02
October


Obor Asian Para Games 2018 telah tiba di Jakarta pada hari Minggu (30/9). Itu pertanda pesta olah raga untuk penyandang disabilitas terbesar di Asia itu akan segera dibuka, dan Jakarta sebagai tuan rumah siap untuk menjamu para peserta yang berasal dari 42 negara.

Walaupun hanya memiliki waktu persiapan yang singkat yaitu sekitar dua tahun saja, Indonesia dinyatakan telah sangat siap untuk menggelar Asian Para Games 2018. Indonesia dipastikan akan menjadi  jadi tuan rumah dengan persiapan yang sangaat baik. Entah  dalam hal pelaksanaan, arena pertandingan, wisma atlet, hingga transportasi.

Komite Paralimpik Asia (APC) bahkan memuji kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah dalam menyambut para atlet dan ofisial peserta Asian Para Games 2018. Pujian ini dilontarkan APC setelah empat negara peserta yakni, Indonesia, Afganistan, China dan Bahrain tiba di Jakarta, Minggu (30/9/2018) malam. Saat ini, romobongan keempat negara ini sudah menempati Wisma Para Atlet. Khusus tim Indonesia, seluruhnya datang dari Kota Solo tempat para atlet mengikuti pemusatan latihan sebelum bertolak ke Jakarta.

Selain mendapat pujian dari Negara peserta, Indonesia juga akan tercatat dalam sejarah penyelenggaraan Asian Para Games. Jakarta merupakan kota   yang ke tiga yang dipercaya sebagai tuan rumah , setelah yang pertama di Guangzhou China, dan yang ke dua di Incheon, Korea Selatan. Artinya Indonesia menjadi tuan rumah masih di masa awal diselenggarakannya pesta olah raga penyandang disabilitas nomor dua terbesar di dunia ini.

Keberhasilan Indonesia dalam Asian Games 2018 baik dari segi penyelenggaraan maupun perolehan medali tentunya dapat dijadikan sebagai motivasi, Baik bagi para atlet peserta Para Asian Games  yang  bertanding,  maupun bagi masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik.

Pembukaan Asian Para Games 2018, yang akan berlangsung dari tanggal 6-13 Oktober, hanya tinggal 4 hari lagi. Diharapkan putra-putri terbaik bangsa di bidang olah raga bagi penyandang disabilitas, akan dapat mengukir sejarah dan mengulang sukses Asian Games 2018.

01
October


Indonesia kembali berduka. Gempa tektonik mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, serta  memicu gelombang tsunami yang menerjang Palu dan Donggala. Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter ituterjadi di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 September 2018, sekitar pukul 17.02  WIB.

Gempa yang disusul tsunami itu menyebabkan lebih dari 800 orang tewas dan ratusan lainnya terluka --menjadikan bencana tersebut sebagai salah satu yang paling tragis dalam sejarah Indonesia.

Pemerintah pusat segera turun tangan untuk membantu pemerintah daerah di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, guna menangani korban terdampak gempa dan tsunami. Hal itu diperlukan mengingat bencana tersebut menyebabkan kehancuran infrastruktur secarasignifikan dan menghambat proses distribusi bantuan. Presiden Joko Widodo pun turun langsung memantau situasi terkini di beberapa titik yang terdampak bencana termasuk ke posko pengungsian dan Rumah Sakit.

Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala pun menjadi sorotan dunia, beberapa media asing menyorot mengenai betapa tsunami di Palu dan Donggala datang secara mengejutkan. Sementara yang lain memberitakan tentang jumlah korban tewas yang diperkirakan mencapai sekurang-kurangnya 1.000 jiwa --dengan hampir sekitar 800 jasad korban ditemukan di Palu, belum termasuk di wilayah Donggala dan lainnya yang sulit diakses. Di antaranya  terdapat 71 warga negara asing (WNA) yang menjadi korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Sebagian WNA masih belum diketahui keberadaannya. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian besar WNA yang berada di Sulteng saat gempa Palu dan Donggala dilaporkan dalam kondisi aman. Beberapa turis asing itu juga telah dievakuasi ke Jakarta

Duka Palu dan Donggala tidak saja menjadi duka masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah, namun juga menjadi duka seluruh bangsa Indonesia dan dunia. Ungkapan simpati dan turut berduka cita atas bencana yang menimpa Palu dan Donggala, bahkan tawaran bantuan kemanusiaan dari berbagai kalangan dan negara sahabat mulai berdatangan. Uni Eropa, misalnya, akan menyalurkan bantuan darurat sebesar1,5 juta Euro atau 25,97 miliar Rupiah untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala. Selain itu Amerika Serikat dan China juga turut menawarkan bantuan kepada pemerintah Indonesia.

Gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala hendaknya semakin mempererat persaudaraan. Di tengah suhu politik yang mulai memanas menjelang pemilihan umum legislatif dan Pemilihan Presiden 2019, bangsa Indonesia hendaknya semakin bersatu, bersama-sama saling membantu mereka yang sedang dalam kesulitan. Karena duka Palu dan Donggala adalah  duka bersama.

03
October

Pemerintah akan mengembangkan instrumen pembiayaan bencana dalam rangka mendukung penanggulangan bencana yang cepat dan tepat di daerah. Demikian diungkapkan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani seperti dikutip kantor berita Antara, Senin (1/10). Sri Mulyani mengatakan, pihaknya memikirkan bagaimana mengembangkan suatu instrumen pembiayaan bagi daerah, semacam asuransi, dengan adanya frekuensi bencana yang terjadi di berbagai daerah.

Menteri Keuangan akan meninjau dan melakukan konsultasi dengan negara-negara lain untuk menciptakan instrumen baru terkait pembiayaan penanggulangan bencana. Hal tersebut juga akan menjadi bahasan dalam Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, pada 8 hingga 14 Oktober mendatang.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah dalam pertemuan tahunan tersebut akan mengumpulkan para ahlinya agar Indonesia bisa menciptakan instrumen baru antardaerah yang bisa masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selain itu, akan disusun juga bagaimana bantuan pada suatu daerah yang terkena bencana bisa langsung dilakukan.

Terkait bencana gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Menteri Keuangan telah memberikan dana siap pakai untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana -BNPB sebesar 560 miliar rupiah. Dengan demikian BNPB bisa menjalankan tugasnya dalam situasi kedaruratan. Dana siap pakai adalah dana yang selalu tersedia dan dicadangkan oleh pemerintah untuk digunakan pada saat keadaan darurat bencana sampai dengan batas waktu keadaan darurat berakhir.

Sri Mulyani juga menilai pentingnya penguatan dari sisi anggaran dan logistik terhadap institusi yang sering terlibat langsung dalam penanganan bencana, seperti BNPB, TNI, dan Kepolisian RI. Menurutnya, ini akan memungkinkan Indonesia memiliki kapasitas untuk mengelola bencana. Kalau dilihat dari lokasi geografis,tampaknya Indonesia perlu mengantisipasi bencana terus-menerus.

02
October


Masyarakat Indonesia harus yakin bahwa Pancasila merupakan satu kehendak bersama, yang merupakan satu-satunya ideologi yang dapat mempersatukan perbedaan di Indonesia.  Demikian diungkapkan Deputi I Bidang Pengkajian dan Materi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Anas Saidi, di Jakarta ( 27/9) . Mengutip sindonews.com, Anas Saidi   mengatakan di Indonesia,  sebagai negara yang  memiliki berbagai suku etnis dan agama, Pancasila juga membentengi masyarakat Indonesia dari perpecahan dan  untuk menangkal ideologi alternatif yang mudah masuk karena lemahnya pemahaman masyarakat. Menurut Anas Saidi tanpa Pancasila, Indonesia akan kehilangan dan kemungkinan besar akan mengalami suatu keretakan dalam menyambut hari depan Indonesia. Ia menegaskan masyarakat harus yakin pada diri sendiri bahwa hanya Pancasila yang dapat mempertemukan perbedaan yang ada di Indonesia  dan  menjadi persamaan untuk merekatkan bangsa Indonesia dan mampu menolak paham radikal. 

Selain itu, Anas juga mengatakan bahwa  kesaktian ideologi Pancasila memiliki suatu kekuatan yang dijalankan sebagai pedoman tindakan dalam bernegara.  Meski di dalam sejarah, makna atau arti sebuah kesaktian itu  karena adanya tragedi G30S/PKI.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Abdul Muhaimin Iskandar dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Semarang, Jawa Tengah (28/9) mengajak semua komponen masyarakat menjaga ideologi berbangsa dan bernegara yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa. Muhaimin seperti dikutip detik.com mengatakan  ideologi Pancasila  terbukti mampu menyelamatkan bangsa Indonesia dari pertikaian dan perpecahan. Menurut  Muhaimin apa yang ditetapkan oleh para pendiri bangsa, sudah melalui pemikiran yang sangat panjang.   Bukan hanya masa itu saja yang dipikirkan, tetapi juga masa kini dan yang akan datang. Muhaimin juga  menjelaskan, para pendiri bangsa yang di dalamnya terdapat para ulama, tentu sadar bahwa mayoritas bangsa Indonesia terdiri dari umat Muslim. Tetapi mereka juga sadar bahwa bangsa Indonesia ini bukan terdiri dari umat Islam saja.   Ada juga Nasrani, Hindu dan Budha dan semua harus mendapat tempat serta kesempatan yang sama. Muhaimin Iskandar menambahkan, meskipun berhasil merumuskan Piagam Jakarta, tetapi rumusan itu tidak digunakan, Para ulama bahkan ikhlas untuk menarik kembali Piagam Jakarta itu dan menggantinya dengan Pancasila yang dikenal sekarang.