Daniel

Daniel

18
September


Saudara, resiko investasi,  di negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,  kini   meningkat. Hal itu terjadi karena krisis di Turki, Argentina dan Venezuela memengaruhi ekspektasi pasar. Indonesia pun  tak terkecuali, ikut merasakan dampak krisis tersebut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip harian Kompas, Minggu (16/9), sejak awal 2018 sampai Jumat (14/9), investor asing membukukan jual bersih hampir 54 triliun rupiah. Seorang analis pasar, Lucky Bayu Purnomo kepada Kompas mengatakan, dominasi asing di pasar modal dalam negeri membuat pasar saham menjadi lebih rentan jika asing memilih untuk meninggalkan Indonesia. Namun Lucky melihat investor dalam negeri sudah tumbuh cukup banyak dan menopang volatilitas pasar.

Sementara itu Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo melihat, fundamen pasar modal dalam negeri membaik, seiring perbaikan laporan keuangan perusahaan publik atau emiten. Saham, surat utang atau obligasi yang diterbitkan korporasi masih menjanjikan keuntungan bagi investor. Surat utang tenor 10 tahun masih diminati sebagai investasi jangka panjang untuk merespons ketidakpastian global. Berbeda dengan harga surat utang pemerintah yang sudah sangat rendah.

Selain saham dan surat utang perusahaan, pembelian aset untuk investasi jangka panjang seperti properti dan emas masih diminati di Indonesia. Properti yang sudah dibeli dapat disewakan kembali untuk membayar ongkos perawatan, pajak atau biaya lainnya. Sisa uang sewa adalah hasil investasi tersebut. Untuk investasi emas, tahun ini saja tercatat penjualan emas di perusahaan negara PT Aneka Tambang sebanyak 18,9 ton selama periode Januari hingga Agustus. Angka penjualan yang tinggi menggambarkan sebagian besar masyarakat Indonesia masih konservatif dalam berinvestasi.

Gairah masyarakat untuk berinvestasi dengan cara yang konservatif atau dengan instrumen berbasis pasar keuangan, membuktikan mereka masih percaya bahwa fundamen ekonomi Indonesia masih kokoh, dan masih menjanjikan keuntungan bagi investor jangka menengah dan panjang.

Untuk meningkatkan rasa aman bagi masyarakat, otoritas keuangan harus terus mewaspadai volatilitas pasar dan cepat mengambil tindakan sebelum muncul krisis. 

17
September


Pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 sudah di depan mata. Total ada 16 partai politik nasional, ditambah 4 partai politik lokal
di Aceh yang menjadi peserta Pemilu 2019. Jumlah ini bertambah dari Pemilu Legislatif 2014 sebanyak 12 partai politik nasional dan 3 partai politik lokal. Sedangkan untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, akan ditetapkan pada 20 September 2018, berbarengan dengan penetapan calon legislatif (caleg) anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pemilu 2019 akan berlangsung serentak yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Wakil Presiden digelar dalam tanggal yang sama, 17 April 2019.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pemilu di Indonesia telah menyusun tahapan-tahapan yang harus dilalui baik oleh calon anggota legislatif, calon presiden dan wakil presiden serta calon pemilih. Tahapan tersebut antara lain pendaftaran partai politik, calon anggota legislatif, pasangan calon presiden dan wakil presiden sampai dengan tahapan kampanye dan pelaksanaan pemilu. Dari semua tahapan itu, salah satu yang paling dinanti oleh peserta pemilu dan pemilih adalah tahapan kampanye yang akan dimulai pada 23 September 2018. Pada tahapan ini, peserta pemilu, baik calon legislatif maupun pasangan calon presiden dan wakil presiden berlomba-lomba mempromosikan program-programnya agar bisa terpilih pada Pemilu 2019.
Dalam kampanye, baik peserta pemilu maupun pendukungnya tak jarang menggunakan cara-cara yang tidak sehat seperti melaksanakan kampanye hitam yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan politiknya. Hal tersebut dilakukan melalui berbagai cara, baik melalui kampanye langsung maupun melalui media komunikasi seperti media massa dan media sosial. Guna menghindari hal tersebut, berbagai kalangan menggelar Deklarasi pemilu damai di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya yang diadakan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu 16 September 2018. Deklarasi yang diinisiasi oleh Aliansi Masyarakat Indonesia Untuk Pemilu Damai ini diharapkan menginspirasi daerah lain untuk menggelar kegiatan yang menggaungkan pemilu damai. Deklarasi ini mendorong para Peserta pemilu, baik calon legislatif maupun calon presiden dan calon wakil presiden, untuk menghindari cara yang tidak etis untuk dapat memenangkan pemilu. Para pendukung dan pemilih calon presiden juga seharusnya tidak saling menyerang dan menjelek-jelekkan calon lainnya karena hal tersebut hanya akan memecahbelah persatuan bangsa. Sesungguhnya, Pemilu diselenggarakan untuk memilih pemimpin masa depan yang lebih baik yang dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

14
September


Dua  Forum Ekonomi internasional baru saja  dilaksanakan dalam waktu yang berdekatan. Yang pertama,  Forum Ekonomi Timur, (Eastern Economic Forum-EEF) dengan sponsor Rusia diselenggarakan hari Selasa 11 September 2018 di Vladivostok Rusia. Forum lainnya adalah Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum-WEF) untuk ASEAN yang dilaksanakan di Hanoi, Vietnam 12 September 2018.

Meski berdekatan, kedua forum itu tidak serta merta membahas persoalan yang sama. Forum Ekonomi Dunia untuk ASEAN bertemakan ASEAN 4.0: Entrepreneurship and the Fourth Industrial Revolution (ASEAN 4.0: Kewirausahaan dan Revolusi Industri keempat). Sedangkan apa yang dilaksanakan di Vladivostok, lebih menjadi antithesis terhadap kebijakan Amerika Serikat kepada RRT dan Rusia.

Forum WEF di Hanoi, menjadi peluang bagi anggota ASEAN mengembangkan kerjasama dengan mitra serta menarik perhatian dan investasi perusahaan mulitnasional dunia. Hal lain yang ingin dicapai adalah akses padaide baru dan tren yang terjadi di kawasan serta di dunia. Tidak disinggung dalam forum ini hubungan dagang yang kurang harmonis antara RRT dan Rusia dengan Amerika Serikat.

Sebaliknya Forum Ekonomi Kawasan Timur, EEF, menekankan keterpaduan untuk mengatasi tekanan ekonomi yang dilakukan Amerika Serikat kepada RRT dan Rusia. Pemimpin kedua Negara,  Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden RRT Xi Jin Ping, bersepakat untuk meningkatkan perdagangan dengan menggunakan mata uang sendiri ketimbang dollar Amerika.

Rusia telah melaksanakan Forum ini sejak 2015 untuk mendekatkan kawasan Timur Rusia dengan Asia Timur yang bertumbuh pesat. Rusia perlu mencari peluang baru, setelah sanksi yang dijatuhkan AS dan Uni Eropa sejak pendudukan semenanjung Krimea,  Ukraina,  oleh Rusia di tahun 2014.
Pimpinan tertinggi RRT sendiri baru pertama kali hadir di Forum Ekonomi Timur  ini.
Selain hubungan ekonomi, RRT dan Rusia juga terlibat dalam latihan militer bersama dalam waktu yang hampir bersamaan.

Dapat dilihat bahwa pelaksanaan kedua forum tersebut  adalah indikasi bahwa Asia Tenggara dan Timur telah menjadi motor penggerak ekonomi dunia. Dinamika pembangunan di kawasan hendaknya terus dipelihara dengan menurunkan tingkat konflik; seperti di semenanjung Korea, persengkataan Jepang dengan Rusia atas pulau-pulau di utara Jepang, perang dagang RRT dengan AS.

Ini semua menjadi tantangan bersama Negara-negara Asia untuk
bekerjasama. Karena jika pertumbuhan di Asia mandek, akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dunia. 

13
September

Kemarin, 12 September 2018, di Tangerang, Banten, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara, resmi menjabat sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia, menggantikan Pahala N Mansury.

Tahun 2017, Perusahaan penerbangan nasional, PT Garuda Indonesia merugi sebesar 213,4 juta dolar Amerika atau setara 2,88 triliun Rupiah. Berbanding terbalik dengan 2016 yang berhasil mencatatkan laba bersih sebesar 9,4 juta dolar Amerika atau sekitar 126,9 miliar Rupiah. Kerugian sepanjang tahun 2017 disebabkan peningkatan pengeluaran operasional terutama karena peningkatan biaya bahan bakar sebesar 25% dari 924 juta menjadi 1,15 miliar dolar Amerika.  

Ari Askhara, Direktur Utama yang baru, mempunyai target untuk menurunkan kerugian PT Garuda Indonesia hingga kurang dari 100 juta dolar Amerika pada akhir 2018, dengan cara menutup celah kebocoran biaya operasional, mengoptimalkan rute favorit, membuka rute bernilai ekonomi baik dan meningkatkan kinerja pegawai.

Sejak 2013 hingga 2018, Askhara pernah menjadi direktur di sejumlah perusahaan BUMN, dan bukan orang baru di Garuda karena menjadi Direktur Keuangan dan Risiko Garuda, dan terakhir pada 2018 Direktur Utama PT Pelindo III.  

Menurut Askhara, ia akan melibatkan semua pegawai dan regulator dalam mencapai target. Sebagian pengalamannya di Pelindo III akan diterapkan di Garuda. Salah satunya dengan transformasi human capital. Karena Garuda Indonesia bergerak dalam sektor jasa, kebahagiaan pegawai sangat penting agar pelayanan terhadap penumpang meningkat. Selanjutnya, ia akan berupaya meningkatkan pendapatan dengan menciptakan rute baru di beberapa titik sumber turis asing, dan mengoptimalkan rute lama domestik dibandingkan rute internasional.

Untuk menekan biaya operasional dan mencegah inefisiensi, akan dilakukan negosiasi ulang sewa pesawat masuk, khususnya untuk existing flight narrow body dan wide body agar memperpanjang masa sewa. Jadi biaya sewa per bulan akan turun 10-20%. Di tengah kondisi Rupiah yang kian terpuruk dan harga minyak yang terus meningkat, langkah selanjutnya yang akan diambil adalah redivine cost structure, mengubah dan memperbaiki biaya operasional.

Garuda Indonesia sebenarnya perusahaan penerbangan yang punya reputasi. Beberapa kali Garuda menerima penghargaan dari lembaga internasional, tetapi penghargaan itu ternyata belum menjadi jaminan keuntungan bagi Garuda.

Diharapkan tekad Ari Askhara, dengan pengalaman memimpin berbagai divisi di berbagai perusahaan, bersama manajemen Garuda Indonesia yang baru bukan hanya sekedar target di atas kertas, tapi dapat menjadi kenyataan, dengan dukungan berbagai pihak.