Pelaksanaan Pemilhan Presiden 2019 di Indonesia masih sekitar delapan bulan lagi, namun suhu politik sudah meningkat. Pendukung bakal pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diharapkan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu kegaduhan. Termasuk mengadakan pertemuan-pertemuan terbuka yang melibatkan banyak orang. Apalagi mengingat masa kampanye Pilpres memang masih belum waktunya. Para elit politik juga berperan penting untuk mengendalikan situasi dengan tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menyudutkan pihaklawan. Hal semacam ini hanya akan menimbulkan gesekan bahkan bentrokan hingga tingkat akar rumput.
Saling unjuk pendapat di media sosial ataupun di lapangan memang kerap mengabaikan etika. Masing-Masing pihak merasa dirinya yang paling benar sehingga perpecahan dan konflik sulit dihindari.
Belum lama ini, timbul ketegangan antara kelompok massa pendukung petahana dan pendukung deklarasi #2019ganti presiden di Pekanbaru Riau dan di Surabaya. Kelompok #2019ganti presiden yang melakukan pertemuan terbuka mengklaim gerakan mereka konstitusional. Sebaliknya, kelompok lain menilai aksi itu kontraproduktif terhadap proses demokrasi.
Untuk menjaga keamanan dan suasana kondusif menjelang pemilu presiden, pihak-pihak terkait sebaiknya tidak melakukan pertemuan-pertemuan terbuka dengan melibatkan massa dalam jumlah banyak layaknya seperti kampanye.
Reformasi di Indonesia memang melahirkan demokrasi yang saat ini dinikmati masyarakat. Akan tetapi ambisi untuk meraih kekuasaan dengan berbagai cara malah menurunkan nilai-nilai demokarasi itu sendiri. Kini, saling serang tidak hanya terjadi ditingkat elit politik tetapi sudah sampai ke akar rumput. Gesekan antar kelompok masyarakat begitu mudahnya terjadi.
Untuk itu, penyelenggara dan pengawas pemilu harus lebih aktif dan tegas dalam memonitor pergerakan setiap bakal calon presiden dan pendukungnya.
Bagi bangsa Indonesia, hubungan sosial dan persaudaraan harus terus dijaga, karena pemilu presiden hanyalah proses politik yang berlangsung setiap lima tahun sekali. Kesadaran dan pemahaman sebagai bangsa yang heterogen atas arti demokrasi perlu terus ditingkatkan.
Dan yang paling penting, masyarakat Indonesia seharusnya sadar bahwa Pilpres hanya bagian kecil dari perjalanan negeri ini. Ujian yang sesungguhnya adalah menjaga persatuan dan kesatuan disegala situasi. Jangan sampai persatuan dan kesatuan yang sudah dinikmati harus dibayar mahal hanya karena kepentingan sesaat segelintir orang.
Perhatian bangsa Indonesia khususnya, dan pecinta olahraga Asia pada umumnya masih pada Asian Games 2018. Pelaksanaan Asian Games ke 18 masih tersisa beberapa hari. Kurang lebih setengah dari 462 medali emas sudah dimiliki beberapa negara. RRT mendominasi peraihan emas. Pemecahan rekor pun terjadi beberapa kali. Seperti untuk nomor 4x100 gaya ganti estafet renang putri , tim Jepang mencatatkan rekor baru di Asian Games 2018 dengan waktu 3 menit 3,54 detik. Pemecahan rekor dunia juga terjadi di cabang olahraga angkat besi Asian Games 2018. Atlit Iran Sohrab Moradi mengangkat beban 189 kilogram, menumbangkan rekor 188 kilogram yang diciptakan oleh atlit Yunani Akakios Kakiasvilis pada tahun 1999.
Perhatian lebih diberikan oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jakarta dan Palembang kepada atlit-atlit Indonesia. Rasa bangga semakin tebal dalam diri masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena berhasil menyelenggarakan upacara pembukaan yang spektakuler dan menjadi perbincangan di negara-negara Asia lainnya, tetapi capaian medali emas hampir mendekati jumlah yang ditargetkan, 16 emas. Sampai hari ke Sembilan, 26 Agustus kemarin, kontingen Indonesia sudah mencatatkan 12 medali emas. Ada juga Muhammad Sejahtera Dwi Putra yang mempersembahkan perak. Ini merupakan medali pertama yang diraih Indonesia dalam cabang olahraga menembak setelah yang terakhir diperoleh pada 1966.
Dari raihan medali, saat ini Indonesia sudah berada dalam 10 besar. Satu target sudah dicapai. Tinggal mencapai target mengalungi 16 medali emas.
Harus puaskah Indonesia dengan jumlah medali yang diraih? Apalagi jumlah yang dicapai sudah melampaui raihan pada tahun 2014. Dalam Asian Games ke 17 Indonesia hanya meraih 4 medali emas, 5 perak, dan 11 perunggu.
Untuk mencapai hasil yang lebih baik, tentu tak bisa cepat berpuas diri. Begitu juga dengan catatan prestasi kontingen Indonesia dalam Asian Games 2018. Tetapi paling tidak upaya dan usaha keras yang dilakukan selama 4 tahun sudah memperlihatkan hasil. Hingga kemarin malam, perolehan medali Indonesia adalah 12 medali emas, 12 perak dan 24 perunggu.
Kontingen Indonesia memang berjuang sepenuh jiwa raga untuk memberikan medali bagi Indonesia. Apalagi dengan dukungan dari banyak pihak, seperti kehadiran menteri Pemuda dan Olahraga dalam pertandingan dan lomba untuk memberikan semangat. Bahkan Presiden Joko Widodo, juga hadir di beberapa pertandinga final. Dukungan ini tentunya akan menambah semangat tanding dan lomba atlit-atlit Indonesia.
Hasil yang telah dicapai oleh kontingen Indonesia menambah rasa bangga Indonesia akan pelaksanaan Asian Games 2018. Kesuksesan Indonesia menyajikan upacara pembukaan yang luar biasa, menjadi tuan rumah yang baik, dan prestasi yang dicapai, semua akan menjadi catatan sejarah pelaksanaan Asian Games.
Semoga apa yang dicapai di Asian Games ke 18 akan mendorong atlit-atlit Indonesia untuk mencatat prestasi yang lebih baik lagi. Karena masih banyak ajang-ajang besar yang harus diikuti Indonesia, seperti Olympiade tahun 2020. Hasil baik di Asian Games 2018, hendaknya memotivasi Indonesia untuk menjadi yang teratas di Asia, seperti yang pernah dicatat Indonesia dalam Asian Games 1962 yaitu menempati posisi kedua.
Terus maju olahraga di Indonesia.
Setelah lama bertikai dan selalu menolak dipertemukan langsung dengan pemerintah Afghanistan, akhirnya dengan inisiatif Rusia, pihak Taliban mau berunding. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menyatakan mengundang Taliban untuk hadir di Moskow. Rusia mengkonfirmasi bahwa Taliban mau bertemu dengan pihak pemerintah Kabul di Moskow, tanggal 4 September mendatang. Inisiatif Rusia ini tidak semata-mata untuk menyelesaikan masalah di Afghanistan, tetapi lebih kepada upaya Moskow melindungi kepentingan warganya di Afghanistan.
Namun kehadiran Taliban bukan tanpa syarat. Tetap saja Taliban ingin pihak Amerika Serikat ikut hadir dalam pertemuan itu. Rusia menyampaikan bahwa selain dua pihak yang bertikai, juga akan mengundang China, Pakistan, India, Iran dan tentu saja Amerika Serikat.
Krisis di Afghanistan seharusnya sudah lama bisa diselesaikan jika saja pihak Taliban tidak ngotot hanya mau berunding dengan Amerika Serikat. Taliban sampai sekarangpun sebenarnya kurang berkenan berunding dengan pihak pemerintah Kabul. Ada perubahan sikap dari Taliban, karena mau mematuhi gencatan senjata yang diajukan Kabul pada waktu Idul Fitri lalu. Pemerintah Afghanistan hari minggu lalu (19 Agustus 2018) pun, kembali menawarkan gencatan senjata dengan Taliban sampai perayaan Maulid Nabi mendatang.
Kini harapan mulai timbul dengan kesediaan Taliban untuk berunding dengan Pemerintah Afghanistan. Taliban saat ini sebenarnya sudah mulai membuka diri terhadap pihak luar melalui kantor politiknya di Qatar. Perwakilan Taliban juga bahkan dikabarkan sudah bertemu dengan seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Alice Wells. Walaupun pertemuan itu tidak secara terbuka diakui AS. Pihak Amerika Serikat berpendapat bahwa tidak ada penyelesaian masalah Afghanistan tanpa melibatkan pemerintah Kabul.
Meskipun masih akan berlangsung beberapa waktu mendatang, rencana pertemuan ini merupakan secercah harapan akan terwujudnya perdamaian di Afghanistan. Indonesia juga telah berupaya mempertemukan para pihak yang bertikai beberapa waktu lalu di Indonesia. Mungkinkah dengan pertemuan di Indonesia dan dilanjutkan di Moskow, akhirnya didapatkan kesepakatan para pihak? Bersediakah mereka menghentikan pertikaian yang sudah berlangsung 17 tahun dan memulai langkah rekonsiliasi? Jawabannya masih menanti hasil pertemuan awal September mendatang.
Di tengah cuaca hangat dan lembab, Sedikitnya 500 warga Indonesia dan sejumlah ekspatriat WNA yang tinggal di Uni Emirat Arab (UEA), khususnya Emirat Abu Dhabi, berbondong-bondong mendatangi kantor KBRI Abu Dhabi untuk bersama-sama menunaikan salat ied berjamaah Selasa (21/8). Mereka datang tidak hanya dari Abu Dhabi, namun juga dari beberapa kota lain, seperti Ruwais, Al Ain, dan Madinah Zayed. Kedatangan masyarakat Indonesia bersama keluarga masing-masing untuk salat bersama di halaman kantor KBRI menciptakan suasana perayaan Idul Adha yang khas Indonesia, seperti halnya di tanah air. Dalam sambutannya sebelum pelaksanaan salat, Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, meminta kepada masyarakat Indonesia di UEA untuk turut membantu dan mendoakan korban bencana gempa di Lombok, NTB. Usai salat, acara berlanjut dengan ramah tamah dan makan bersama. Lontong sayur, tongseng, dan empal daging, yang merupakan sajian khas pada hari raya, langsung diserbu jamaah yang hadir. Kegiatan salat juga diwarnai aksi penggalangan dana jamaah yang akan disumbangkan kepada korban bencana alam di Lombok, NTB.
Doa Dari Kamboja Untuk Lombok Saat Resepsi Diplomatik HUT ke-73 RI
Kedutaan Besar Republik Indonesia KBRI Kamboja menyelenggarakan resepsi dalam rangka memperingati HUT ke-73 Kemerdekaan RI pada Senin (20/8) di sebuah hotel di Phnom Penh. Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah dan Rakyat Kerajaan Kamboja yang telah menyampaikan pesan belasungkawa dan simpati kepada korban gempa bumi baru-baru ini di Lombok . Resepsi ini dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Kamboja, Say Samal mewakili pemerintah Kamboja serta sekitar 340 tamu undangan. Tamu undangan terdiri dari Gubernur Phnom Penh City, Gubernur Kampong Thom, para pejabat dari kementerian/ lembaga Kamboja, Duta Besar/Kepala Perwakilan dan para diplomat Perwakilan asing di Kamboja, pejabat tinggi militer Kamboja, pengusaha dan unsur masyarakat Indonesia di Kamboja. Dubes Sudirman mengatakan, hubungan bilateral kedua negara semakin menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dengan terus meningkatnya nilai volume perdagangan kedua negara, hubungan G to G, B to B dan people to people'. Sementara itu Menteri Say Samal mengapresiasi berbagai bentuk kerja sama dan dukungan yang diberikan Indonesia ke Kamboja, terutama di bidang perdagangan dan pariwisata. Ia mengharapkan investasi indonesia ke kamboja dan segera merealisasikan berbagai bentuk komitmen dan kerja sama yang telah disepakati pada pertemuan kedua Menlu Februari 2018 lalu.
KJRI Davao Targetkan Beri 1.000 Paspor ke Warga Keturunan RI
Sebagai upaya perlindungan WNI, Konsulat Jendral RI-KJRI Davao City kembali menerbitkan 590 buah Paspor RI secara gratis untuk masyarakat keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina Selatan, yang telah ditetapkan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) melalui Surat Penegasan Kewarganegaran RI (SKPRI). Pemberian Paspor secara simbolis kepada 16 orang wakil WNI dari 16 wilayah di Mindanao Selatan dilakukan pada saat perayaan HUT ke-73 Kemerdekaan RI (17/8) di KJRI Davao City. Konsul Jenderal Davao City Berlian Napitupulu menyampaikan bahwa pemberian paspor gratis ini merupakan kelanjutan dari pemberian 300 buah paspor yang diberikan Menlu RI Retno Marsudi kepada WNI keturunan di Mindanao pada 3 Januari 2018 di House of Indonesia, Davao City. Ini merupakan bagian dari kebijakan Pemerintah RI untuk memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat keturunan Indonesia di Mindanao, yang tinggal berpuluh tahun di Mindanao tanpa dokumen dengan sebutan undocumented Person of Indonesia Descents (PIDs).