Sumarno

Sumarno

07
September

 

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan pada 10 dan 11 September mendatang. Kunjungan kali ini juga terbilang cukup spesial karena bersamaan dengan peringatan 45 tahun hubungan diplomatik Korsel dengan Indonesia. Di hari peringatan itu, kedua negara sepakat untuk melakukan penguatan kerja sama ekonomi di bidang perdagangan dan investasi melalui berbagai aspek. Demikian diumumkan Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Edi Yusup dalam jumpa pers di Jakarta Kamis (6/9). Edi Yusup mengatakan agenda yang akan dipenuhi oleh Jokowi dalam kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan adalah pertemuan bilateral dengan Presiden Moon Jae-in dan juga pertemuan bisnis dengan pengusaha Korea Selatan.

“Selama di Seoul Bapak Presiden akan mengadakan, pertama pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan, kemudian di samping itu juga akan mengadakan business meeting, ada dua, ada satu business forum, satu lagi one on one business meeting dengan Chaebol-nya Korea atau perusahaan–perusahaan besar Korea. Pada pertemuan bisnis dengan pengusaha Korea rencananya akan ditandatangani 10 MoU business to business yang meliputi bidang otomotif, energi, transportasi, infrastruktur. Nilai mungkin mudah–mudahan bisa diatas 1 miliar US dollars.”

Edi lebih lanjut menjelaskan bahwa beberapa perusahaan yang akan terlibat investasi di Indonesia antara lain POSCO, Lotte, Cheil Jedang (CJ) Group, dan Hyundai. Ia mengatakan Perusahaan POSCO yang bergerak di bidang produksi besi dan baja rencananya akan mengembangkan pabrik besi baja bekerjasama dengan PT Krakatau Steel di Cilegon, Banten. Kerja sama ini akan membantu Indonesia dalam proses pengembangan industrialisasi. Lalu perusahaan Lotte juga akan membangun pusat pengolahan petrochemical di Cilegon dan jika berhasil maka pusat pengolahan ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Selain itu di bidang otomotif ada Hyundai yang dikabarkan akan membangun pabrik atau pusat perakitan mobil di Indonesia. (VOI/Rezha)

07
September

 

Indonesia memastikan kondisi ekonomi kondusif dengan sejumlah langkah kebijakan seperti paket ekonomi. Hal tersebut dikatakan A. M. Fachir dalam acara Business Gathering Batam Connecting Asia-Pacific di Jakarta, Kamis. Menurut Fachir hal tersebut perlu diapresiasi karena saat ini ekonomi global sedang mengalami ketidakpastian yang juga terkait dengan situasi geopolitis yang ada di berbagai kawasan di dunia. Namun, saat yang bersamaan dunia juga menyaksikan bahwa kawasan Asia-Pasifik juga terus menjadi mesin pertumbuhan bagi kondisi perekonomian global.

Ia menyatakan Indonesia telah dan akan terus mendorong negara-negara di kawasan tersebut untuk bekerja sama membangun kepercayaan dan inklusivitas. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyakini kebijakan ekonomi pemerintah bisa membantu stabilisasi nilai tukar rupiah, meski dampaknya belum terlihat dalam jangka waktu dekat ini. antara

07
September

 

Indonesia akan mengalokasikan dana sebesar 1,2 miliar dolar Amerika hingga 2025 untuk mendukung program Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/AIS) dalam mengatasi masalah kelautan dan dampak perubahan iklim. Hal tersebut dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar seusai Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi (SOM) Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS) di Jakarta, Kamis.

Luhut menyebut pembentukan dana yang disebutnya AIS Fund itu sedang didiskusikan dalam forum yang diinisiasi Kemenko Kemaritiman dengan Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) itu dalam tiga hari pertemuan pada 6 hingga 8 September 2018. Menurut Luhut format pengumpulan dananya berasal tidak hanya dari Indonesia atau negara-negara pulau dan kepulauan. Dana tersebut akan digunakan untuk penanganan masalah kelautan, dampak perubahan iklim hingga pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan. ant.7.9’18.mar/edit r

07
September

 

Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pihaknya terus meningkatkan persiapan destinasi wisata bagi delegasi Pertemuan IMF-Bank Dunia yang berlangsung Oktober 2018. Persiapan destinasi wisata itu termasuk dengan merehabilitasi wilayah di kawasan Lombok, Nusa Tenggara Barat yang terkena dampak gempa pada Juli 2018.

Luhut Pandjaitan yang juga Menteri Koordinator Kemaritiman di Jakarta, Kamis mengatakan, sekarang, turis-turis sudah mulai berdatangan lagi ke Lombok. Oleh sebab itu pihaknya membuat kegiatan-kegiatan yang menarik di Lombok. Luhut meminta semua pihak membantu persiapan pertemuan terbesar bagi seluruh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di dunia tersebut. antara