ofra voi

ofra voi

25
November

VOI KOMENTAR Pemerintah Prancis terus menjaga hubungan dengan Negara-negara Asia dengan baik. Apalagi Prancis pernah menancapkan sejarahnya di Vietnam hingga berakhir di penghujung tahun 50an. Untuk menjaga hubungan dengan masyarakat Asia, terutama di wilayah Asia Tenggara, Menteri Urusan Eropa dan Luar negeri Prancis, Jean Yves Le Drian (baca: Zyang Iv le driang) melakukan kunjungan ke Indonesia. Salah satu misi utama kunjungan tersebut adalah membahas isu-isu terkait strategi Indo-Pasifik Perancis dalam menegakkan kebijakan dan hukum internasional. Disamping itu, Perancis mempercepat kerjasama ekonomi perdagangan dan pertahanan dengan Indonesia.

Dalam kunjungan di Istana Merdeka, Rabu (24/11), Menteri Le Drian bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan  5 point utama terkait hubungan kedua negara.  Pertama peningkatan komunikasi kedua Negara,  mengingat tahun depan Indonesia ketua G20 dan Prancis presiden Uni Eropa. Kedua, Indonesia berharap selama keketuaan Perancis di Uni Eropa,  negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa bisa dipercepat dan mendapatkan hasil konkret. Ketiga, Indonesia meminta Prancis menjadi mitra  dalam memperjuangkan perdagangan yang terbuka, adil dan non-diskriminatif. Keempat, peningkatan kemitraan dengan mekanisme dialog 2+2 yakni Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan oleh kedua negara. Kelima ucapan terima kasih Indonesia atas dukungan Prancis atas bantuan vaksin yang berjumlah sekitar 4,8 juta dosis. Kunjungan Menteri Urusan Uni eropa dan Luar Negeri Prancis ke Indonesia juga ditandai dengan penandatangan perjanjian kerjasama di bidang kemaritiman dan Pertahanan

Sejatinya, kunjungan Menteri Le Drian ke Indonesia mempunyai makna penting. Selain meningkatkan ekonomi perdagangan, Perancis ingin memperkuat kerjasama bidang pertahanan dengan Indonesia. Penguatan tersebut adalah rencana pembelian pesawat tempur Perancis oleh Indonesia. Selain itu, Indonesia adalah pasar besar bagi ekonomi perdagangan Perancis. Jadi, tak heran kunjungan Presiden Perancis pada 2017 wujud dari pentingnya Indonesia di mata negeri mode itu. Jadi, kunjungan Menteri Urusan Eropa dan Luar negeri Prancis bisa jadi meneruskan apa yang telah dirajut oleh pendahulunya agar kerjasama di segala bidang kedua Negara tidak putus. Apalagi ditengah ketidakpastian ekonomi perdagangan akibat Pandemi Covid-19. Semua Negara harus bisa saling memanfaatkan apa yang ada dan tersedia untuk keberlangsungan ekonomi dan kehidupan warganya. Selain itu, sebagai Presiden Uni Eropa 2022, Indonesia berharap Perancis dapat memberikan gambaran jelas tentang kondisi dan situasi Indonesia saat ini. Karena Indonesia tidak ingin isu lingkungan yang kerap disematkan Negara-negara Eropa kepada Indonesia menghambat hubungan ekonomi perdagangan dengan para anggota Uni Eropa.

25
November




VOI PESONA INDONESIA Provinsi Bangka Belitung tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya saja. Provinsi yang terdiri dari ratusan pulau-pulau kecil ini juga punya beragam kuliner lezat. Salah satunya Penyurong. Penyurong adalah salah satu penganan khas Belitung Timur. Kuliner yang terbuat dari singkong ini dahulu merupakan makanan pelengkap setelah nasi. Kuliner ini bisa jadi pilihan kuliner yang patut anda coba, jika suatu hari berkunjung ke Bangka Belitung, apalagi Penyurong masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda tahun 2021

Penyurong, dibuat dari bahan utamanya singkong yang dihaluskan terlebih dahulu, dicampur garam kemudian diaduk hingga merata menjadi sebuah adonan. Setelah adonan siap kemudian diambil secukupnya untuk digulung pada ranting yang telah disiapkan sebelumnya, seterusnya dipanggang.  Proses memasaknya ini membuat penyurong memiliki aroma yang khas. Selain singkong, sebenarnya ada juga penyurong yang dibuat dari bahan gaplek yang masih basah. Gaplek adalah singkong yang dikeringkan. Saat disantap, kuliner ini begitu terasa lezat dan gurih.

 Biasanya penyurong dinikmati sebagai pengganti nasi dan bisa disantap dengan ikan asin. Namun, kini penyurong juga sering dinikmati dengan diberi olesan selai nanas, keju, atau cokelat. Anda yang ingin menikmati menu jajanan tradisional belitong tersebut, bisa berkunjung ke objek wisata Tebat Rasau di Belitung Timur. Soal harga, anda jangan khawatir. Harganya cukup ramah di kantong.



24
November

Menjelang berakhirnya tahun 2021, tragedi kemanusiaan masih terus terjadi. Ribuan orang terlunta lunta sebagai pengungsi, dan menderita kelaparan, akibat konflik di berbagai negara. Seperti yang terjadi di Timur Tengah. Kongflik yang tak berkesudahan menyebabkan mengalirnya pengungsi ke Eropa. Terjadi krisis pengungsi di perbatasan Belarusia dengan Polandia. Akibatnya, hubungan kedua negara dan juga dengan Uni Eropa menegang. Uni Eropa menuduh Belarusia telah menjadikan kisruh pengungsi di perbatasan sebagai alat politik untuk menekan Eropa. Belarusia pun berkilah dan membalas tudingan itu dengan mengatakan bahwa Eropa ingkar janji mengenai kesediaannya menampung pengungsi. Konflik dan peperangan telah menyebabkan ribuan manusia menjadi korban. Pengungsian adalah salah satu bentuk nyata. Dan konflik itu, selain di Afrika, umumnya terjadi di kawasan Timur Tengah, dan juga sebagian Asia Selatan.

Perang saudara di Yaman, selain menyebabkan pengungsian, kerusakan material dan infrastuktur, juga menyebabkan penderitaan rakyat yang masih berada di negaranya. Yaman yang dahulu kala merupakan bagian dari wilayah yang disebut dengan Syam, sebagian kini telah porak poranda. Bangunan bersejarah banyak yang hancur luluh akibat serangan bom dan rudal. Yang sangat menyedihkan adalah, sangat besarnya jumlah korban tewas akibat saling serang.

Data Perserikatan Bangsa Bangsa-PBB menyebut sekitar 377 ribu orang telah tewas.  Menurut PBB, lebih dari separuh yang meninggal dunia di Yaman, merupakan dampak tidak langsung dari peperangan yang sudah berlangsung 7 tahun, seperti kelaparan misalnya. Yang lebih menyedihkan, banyak anak anak yang menjadi korban, meninggal akbat kekurangan gizi.

Perang di Yaman, yang belum ada tanda tanda akan berhenti itu, dimulai tahun 2015. Ketika itu koalisi Arab Saudi, melakukan intervensi dengan tujuan membantu pemerintahan, setelah milisi Houthi merebut kota Sanaa. Milisi Houthi adalah kelompok yang mendapat dukungan Iran. Fakta ini menunjukkan bahwa campur tangan negara lain, yang berbeda halauan dan mempunyai kepentingan, telah menyebabkan konflik dan perang saudara yang berkepanjangan. Keadaan bukannya semakin membaik, ketika negara negara besar, termasuk Amerika Serikat dan Rusia, ikut terlibat.

Bencana kemanusiaan terbesar telah terjadi di Yaman, negara yang semula makmur, dengan peradaban dan peninggalan sejarah yang indah. Tragedi yang tidak tahu kapan akan berakhir ini, akan terus memakan korban. Program Pembangunan PBB, UNDP, memperkirakan, pertempuran dan dampaknya dapat menewaskan sedikitnya 1,3 juta manusia hingga tahun 2030.

Keadaan yang sangat menyedihkan dan dampak mengerikan ini, seharusnya dapat memantik inisiatif dan langkah menuju perdamaian. Pertanyaannya adalah, apakah nurani pemimpin di Yaman dan juga negara lain yang ikut campur, bisa terbuka untuk menghentikan tragedl kemanusiaan ini?

23
November


Indonesia memiliki kekuatan dan potensi besar dalam sektor energi terbarukan. Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Indonesia Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ConEx ke-10 tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta pada Senin (22/11). Dia juga menjelaskan, Indonesia memiliki 4.400 sungai baik  besar maupun sedang yang dapat digunakan sebagai hydro power.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara menjelaskan rencana untuk mencoba dua sungai, Sungai Kayan di Kalimantan Utara dan Sungai Mamberamo di Papua. Presiden juga menyebut, Sungai Kayan sudah dihitung kira-kira mampu menghasilkan 13.000 megawatt. Sedangkan Mamberamo mencapai sekitar 24.000 megawatt.

Ada yang diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk proses transisi energi ini. Yaitu skenario yang jelas . Presiden Joko Widodo mengharapkan skenario itu akan menjadi pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali tahun depan.

Permintaan itu tentunya harus  bisa segera terwujud. Indonesia menargetkan bauran energi baru terbarukan 23 persen pada tahun 2025. Badan Perencanaan Pembangunan Nasiona -Bappenas menargetkan  70 persen  akan bisa diwujudkan pada tahun 2050.  Tentunya untuk mencapai ini perlu skenario yang jelas. Untuk membuat skenario yang jelas, dipastikan membutuhkan payung hukum yang jelas. Itulah yang saat ini diminta oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia -METI. Seperti dilaporkan bisnis.com, Ketua Umum METI, Surya Darma mengatakan bahwa regulasi tersebut perlu segera dibahas agar fokus bidang energi baru terbarukan dapat dikebut. Saat ini, Rancangan Undang-undang Energi Baru Terbarukan masih dalam pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat -DPR.

Semoga skenario yang diminta oleh Presiden Joko Widodo bisa diwujudkan.  Skenario tersebut memuat langkah-langkah strategis dan terinci untuk mengoptimalkan sumber energi terbarukan di Indonesia seperti energi laut, energi angin dan energi surya. Ini tentunya akan memerlukan kerja keras dari menteri terkait dan pemangku kepentingan lainnya. Masukan dari segala pihak, seperti akademisi, praktisi dan masyarakat juga sangat dibutuhkan.