Joe Biden resmi mengemban tugas sebagai Presiden setelah pelantikannya hari ini, 20 Januari waktu Washington. Awal tugasnya ditandai dengan proses peralihan kekuasaan yang tidak seperti tradisi sebelumnya. Presiden yang digantikan, Donald Trump, tidak menghadiri pelantikan Joe Bidden, dan tidak menyambut Presiden Amerika Serikat ke 46 itu di Gedung Putih. Selama berabad abad, proses transisi ditandai dengan acara jamuan minum teh di Gedung Putih yang diadakan Presiden lama untuk Presiden Baru. Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat ke 46 di gedung Capitol Hill, juga ditandai dengan pengawalan sangat ketat oleh pasukan Garda Nasional Amerika Serikat. Mereka dikerahkan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kekerasan menyusul kerusuhan di Capitol Hill yang dilakukan pendukung Trump sebelumnya. Keberangkatan Joe Bidden ke Washington untuk acara Pelantikan juga tidak menggunaan pesawat militer yang disediakan Pemerintah. Joe Bidden dan istrinya menggunakan pesawat pribadi dari Delaware ke Washington dan mendarat di Lapangan Udara Militer Andrew.
Mengawali pemerintahannya Joe Bidden memang menghadapi tugas berat. Dia harus mewujudkan komitmen dan janjinya untuk dapat menyatukan kembali rakyat yang terbelah akibat Pemilu. Selain itu Bidden juga harus bergerak cepat mengatasi pandemic Covid 19 yang semakin merebak dan telah menyebabkan lebih 400 ribu kematian warga Amerika Serikat. Pemulihan ekonomi juga sudah menunggu untuk diwujudkan dalam 100 hari pertama masa pemerintahannya bersama Kamala Harris. Konsentrasi ke dalam negeri, tentu harus diimbangi dengan perhatian pada masalah luar negeri. Politik Luar Negeri yang dilakukan di masa Donad Trump memerlukan kebijakan baru. Memburuknya hubungan dengan Iran dan China, tentu akan menjadi prioritas kebijakan Joe Bidden. Dalam suatu pernyataannya Bidden mengakui bahwa baik hubungan multilateral maupun bilateral Amerika Serikat menjadi kacau selama pemerintahan Donald Trump. Dalam kesempatan kampanyenya Joe Bidden pernah berjanji akan memperbaikinya secepat mungkin. Terkait hubungan dengan Iran, Joe Bidden mengatakan bahwa negaranya akan kembali bergabung dengan kesepakatan nuklir yang diinisiasi oleh Presiden Barack Obama. Kesepakatan yang disebut dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPoA) berantakan karena pada tahun 2018 Donald Trump menyatakan Amerika Serikat keluar. Sejak itu, hubungan Iran dan Amerika Serikat terus memburuk. Eskalasi ketegangan pun terjadi.
Karena itu Iran, dan masyarakat internasional tentu menunggu dimulainya gebrakan Joe Bidden dalam kebijakan poltik luar negerinya. Selain dengan Iran, masih ada persoalan dan sengketa wilayah di Laut Cina Selatan yang melibatkan beberapa negara ASEAN dan juga Tiongkok.
Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Drs EcIr Riyanarto Sarno MSc PhD mengembangkan inovasi alat pendeteksi Covid-19 melalui bau keringat ketiak yang dinamakani-i-nose c-19.
i-nose c-19 merupakan alat screening Covid-19 pertama di dunia yang mendeteksi melalui bau keringat ketiak. i-nose c-19 bekerja dengan cara mengambil sampel dari bau keringat seseorang dan memprosesnya menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Selain itu alat ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknologi screening Covid-19 lainnya. Sampling dan proses berada dalam satu alat, sehingga seseorang dapat langsung melihat hasil screening pada i-nose c-19. Hal ini tentunya menjamin proses yang lebih cepat.
i-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehingga pengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat Covid-19 ini.
Lebih lanjut, Ryan memaparkan bahwa data dalam i-nose c-19 terjamin handal karena penyimpanannya pada alat maupun cloud. Penggunaan cloud computing mendukung i-nose c-19 dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit maupun laboratorium.
Selain terjamin dari segi biaya karena menggunakan komponen teknologi yang murah, i-nose c-19 juga tidak membutuhkan keahlian khusus dalam implementasinya. Scanner ini dapat dilakukan oleh semua orang dengan perangkat pengaman yang lebih sederhana yakni hanya sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar
i-nose c-19 merupakan hasil penelitian selama empat tahun yang kemudian dioptimalkan dengan menyesuaikan virus Covid-19 sejak Maret 2019 lalu.
Saat ini, i-nose c-19 telah sampai pada fase satu uji klinis. “Kedepannya akan ditingkatkan lagi data sampling-nya untuk izin edar dan dapat dikomersialkan kemasyarakat,
Dengan berbagai kelebihan yang ada, i-nose c-19, karya anak bangsa, hadir untuk menjawab tantangan pandemi Covid-19 yang belum terkendali
Pantai Cacalan yang terletak di ujung timur Pulau Jawa menyuguhkan pemandangan alam yang indah dengan hamparan pasir putih dan lautnya yang berwarna biru, uniknya ombak di Pantai Cacalan cukup kecil sehingga sangat aman untuk berwisata bersama keluarga. Salah satu ciri khas dari Pantai Cacalan ini ialah panorama terbitnya matahari atau sunrise yang mempesona dan eksotiknya. Ditambah lokasinya yang dekat dengan pusat perkotaan pasti sangat tersayangkan jika tidak mampir di wisata unggulan Banyuwangi ini, sebelum anda menyebrang ke Pulau Bali. Setiap nama Pantai biasanya ada cerita dan asal usulnya. Nama Cacalan berasal dari sebuah kata bahasa Jawa yang berarti pacul. Dahulu di sekitar Pesisir Pantai Bulusan, Dermaga Cinta - Cacalan hingga pantai Ancol sepanjang garis pantai, banyak ditumbuhi pohon Jajang atau bambu. Untuk memperindah suasana di pantai, kemudian masyarakat bersama aparat desa kemudian menebang dan membersihkan pohon - pohon tersebut dengan cara di pacul. Dari peristiwa inilah pantai ini dikenal dengan nama pantai cacalan.
Keberadaan pantai Cacalan yang begitu apik membawa wajah baru wisata di Banyuwangi. Tempat tempat di setiap sudut pantai Cacalan kini menjadi obyek foto para wisatawan. Khususnya spot ayunan di bibir pantai ini, yang di desain keren untuk mengabadikan momen bersama. Selain itu wisatawan dapat menyaksikan keindahan panorama selat Bali dari pantai Banyuwangi ini. Aktifitas yang biasa wisatawan lakukan di Pantai Cacalan ini seperti berenang, memancing, mencari hewan laut, menyaksikan panorama sunrise yang begitu indah, hingga menikmati kuliner khas Jawa Timur.. Bagi yang hobi berkuda Lokasi pantai Cacalan ini dapat dijadikan pilihan yang tepat. Pantai ini menyediakan persewaan kuda untuk berkeliling menyusuri bibir pantai. Di sana juga tersedia penyewaan perahu kano atau perahu karet untuk memenuhi hasrat petualangan Anda. Tidak ada Harga Tiket untuk masuk ke Pantai Cacalan Banyuwangi ini namun Anda harus membayar parkir kendaraan dengan harga yang terjangkau.
Fasilitas di Pantai Cacalan ini sudah cukup memadai, seperti area parkir, kamar mandi, tempat makan, ayunan kayu, payung berteduh, hingga tempat beribadah semua tersedia. Untuk warung makan menyediakan beragam menu sea food dan lainya dapat ditemukan di sekitar pantai ini. Menikmati kuliner Jawa Timur di atas Gazebo sambil menikmati pemandangan indah Pantai Cacalan ini tentu membuat liburan Anda semakin berkesan. Pantai Cacalan berada di Desa Sukowidi, Klatak, Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Untuk menuju pantai ini, kita harus ke kota Banyuwangi. Saat ini sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta maupun Surabaya ke Bandara Belimbingsari. Bandara ini mulai beroperasi pada 29 Desember 2010. Bandara Belimbingsari Bandara yang terletak di ujung Timur pulau Jawa ini, diklaim sebagai bandara hijau pertama di Indonesia. Selanjutnya jika anda ingin menikmati pemandangan propinsi Jawa Timur, anda dapat menggunakan perjalanan darat. Anda bisa menggunakan transportasi umum, atau kendraan sewaan / pribadi melalui jalur utara atau selatan propinsi Jawa Timur. Jika melalui Jalur Utara melewati kota Surabaya, Situbondo sedangkan kota Jember dan Lumajang akan dilewati jika anda melalui arah Selatan. Pantai ini dibuka mulai pukul 05.00 pagi sampai dengan pukul 23.00 WIB setiap harinya. Dengan tetap melakukan dan menerapkan protokol kesehatan tentu liburan Anda bersama keluarga akan lebih sehat.
.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin meresmikan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen di Jakarta pada Senin (18/1). Transfusi plasma konvalesen adalah salah satu cara pengobatan pasien penderita Covid-19 dengan gejala berat dan kritis. Dalam kesempatan itu, Wapres Ma’ruf menyampaikan harapannya, gerakan bersama ini untuk menggugah empati dan memotivasi para penyintas Covid-19 untuk bisa berkontribusi sukarela mendonorkan plasma konvalesen guna membantu pasien Covid-19 yang saat ini sedang dirawat di berbagai rumah sakit.
Plasma konvalesen merupakan plasma darah yang diambil dari mantan penderita Covid-19, karena mengandung antibodi SARS-Cov-2, untuk kemudian plasma tersebut diproses agar dapat didonorkan. Diharapkan antibodi yang ada di dalam plasma darah pasien yang telah sembuh akan membantu memerangi virus Corona yang ada dalam tubuh pasien Covid-19.
Sebenarnya, gerakan donor plasma darah konvalesen bukan baru dilaksanakan di Indonesia. Sejak April tahun ini, secara parsial, beberapa wilayah di Indonesia sudah menjalankan. Mereka yang terpapar dan sembuh, juga sudah banyak yang mendonorkan darahnya. Hanya saja, jumlahnya belum cukup. Dari testimoni mereka yang sudah menjalankan, transfusi plasma daerah ini mempercepat proses penyembuhan.
Memang tidak semua penyintas Covid-19 bisa menjadi pendonor plasma konvalesen. Syarat untuk bisa mendonorkan plasma adalah mereka yang berusia 18– 60 tahun, dan mereka sudah pernah terinfeksi Covid-19 (PCR positif) dan sudah dinyatakan sembuh, tidak bergejala minimal 14 hari setelah sembuh, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang diutamakan belum pernah hamil. Serta diutamakan bagi mantan penderita Covid-19 yang ketika infeksi mengalami gejala sedang-berat.
Berdasarkan data di covid19.go.id, hingga 18 Januari 2021, jumlah pasien yang sudah sembuh adalah 745.935 orang. Bila lima persen saja dari jumlah itu memenuhi syarat, tentu bisa membantu proses penyembuhan mereka yang bergejala berat dan kritis. Pada akhirnya, hal ini akan menekan jumlah angka kematian. Selain itu, kemungkinan masa penyembuhan lebih cepat. Ini tentu akan banyak membantu menyelamatkan bukan hanya jiwa pasien Covid-19, tenaga medis, tenaga kesehatan tetapi juga pemerintah Indonesia. Jika pasien lebih cepat sembuh, ini akan mengurangi biaya perawatan.
Semoga akan banyak penyintas yang rela mendonorkan plasma darahnya. Sosialisasi Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen juga harus diintensifkan. Tindakan nyata dari tokoh publik yang menjadi penyintas Covid-19 mendonorkan plasma daerah, juga perlu dipublikasikan. Sehingga, ini dapat menyentuh para penyintas lain untuk mendonorkan plasma darah mereka. Karena 400 mililiter plasma darah mereka sangat berarti bagi pasien Covid-19. Diharapkan para penyintas Covid-19 di Indonesia ikut mendonorkan plasma darahnya. Tentu saja, hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan adalah bahwa seluruh rakyat Indonesia harus tetap mematuhi protokol kesehatan, dan mensukseskan program vaksinasi agar bangsa Indonesia menang melawan Covid-19