ofra voi

ofra voi

18
January

VOI PESONA INDONESIA Uwi adalah sejenis umbi-umbian yang bisa dimakan. Warnanya putih dan berserabut. Tanaman ini begitu populer di Nusa Tenggara Timur. Sebelum mengenal tanaman padi, warga petani di seluruh Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur sudah mengenal tanaman uwi sebagai makanan pokok. Sebagai makanan pokok, awalnya masyarakat setempat mengolah tanaman uwi yang tumbuh di hutan. Kini, warga petani sudah menanam tanaman uwi yang tersebar di seluruh ladang di kampung di Manggarai Raya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok, uwi juga dimanfaatkan sebagai bahan utama ritual Kewur uwi.

Ritual Kewur Uwi merupakan ritual tahunan yang diwariskan leluhur di seluruh warga kampung Paua, Mangarai Raya. Ritual Kewur Uwi merupakan tanda dimulainya panen padi ladang yang tersebar di lereng dan bukit di sekitar kampung. Padi di ladang tak bisa panen apabila belum dilaksanakan ritual Kewur Uwi. Seluruh petani di Kecamatan Elar Selatan taat terhadap ritual ini. Ritual Kewur Uwi dilaksanakan setiap April dalam kalender pertanian dari warga setempat. Ritual ini digelar secara massal di seluruh kampung di kecamatan Elar Selatan. Warga setempat menggelarnya satu hari saja dan digelar dari rumah ke rumah.

Saat Ritual Kewur Uwi, tanaman uwi dibakar untuk disajikan. Tidak hanya uwi saja yang disajikan, warga setempat juga menyajikan ghan rupang. Ghan Rupang merupakan makanan yang dibungkus dengan daun bambu muda. Rupang merupakan makanan tradisional dari berbagai suku di wilayah Kecamatan Elar Selatan. Rupang selalu dihidangkan saat dilangsungkan ritual kewur uwi. Sebelum uwi dan rupang dinikmati, tetua adat akan mendoakan makanan tersebut. Saat ritual kewur uwi berlangsung, perempuan dilarang makan. Selain itu, warga dilarang menabuh gendang dan gong di rumah adat setempat. Menabuh gendang dan gong bisa dilaksanakan apabila ritual tersebut sudah selesai. Selain tanda dimulainya panen padi, Ritual Kewur Uwi merupakan warisan leluhur warga Elar Selatan untuk menghormati alam semesta, nenek moyang maupun Sang Pencipta kehidupan yang memberikan makanan pokok bagi warga setempat sebelum mengenal nasi. Hingga kini ritual tersebut terus dilestarikan dan bahkan menjadi daya tarik wisata di Manggarai Raya.

Uwi adalah sejenis umbi-umbian yang bisa dimakan. Warnanya putih dan berserabut. Tanaman ini begitu populer di Nusa Tenggara Timur. Sebelum mengenal tanaman padi, warga petani di seluruh Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur sudah mengenal tanaman uwi sebagai makanan pokok. Sebagai makanan pokok, awalnya masyarakat setempat mengolah tanaman uwi yang tumbuh di hutan. Kini, warga petani sudah menanam tanaman uwi yang tersebar di seluruh ladang di kampung di Manggarai Raya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok, uwi juga dimanfaatkan sebagai bahan utama ritual Kewur uwi.

Ritual Kewur Uwi merupakan ritual tahunan yang diwariskan leluhur di seluruh warga kampung Paua, Mangarai Raya. Ritual Kewur Uwi merupakan tanda dimulainya panen padi ladang yang tersebar di lereng dan bukit di sekitar kampung. Padi di ladang tak bisa panen apabila belum dilaksanakan ritual Kewur Uwi. Seluruh petani di Kecamatan Elar Selatan taat terhadap ritual ini. Ritual Kewur Uwi dilaksanakan setiap April dalam kalender pertanian dari warga setempat. Ritual ini digelar secara massal di seluruh kampung di kecamatan Elar Selatan. Warga setempat menggelarnya satu hari saja dan digelar dari rumah ke rumah.

Saat Ritual Kewur Uwi, tanaman uwi dibakar untuk disajikan. Tidak hanya uwi saja yang disajikan, warga setempat juga menyajikan ghan rupang. Ghan Rupang merupakan makanan yang dibungkus dengan daun bambu muda. Rupang merupakan makanan tradisional dari berbagai suku di wilayah Kecamatan Elar Selatan. Rupang selalu dihidangkan saat dilangsungkan ritual kewur uwi. Sebelum uwi dan rupang dinikmati, tetua adat akan mendoakan makanan tersebut. Saat ritual kewur uwi berlangsung, perempuan dilarang makan. Selain itu, warga dilarang menabuh gendang dan gong di rumah adat setempat. Menabuh gendang dan gong bisa dilaksanakan apabila ritual tersebut sudah selesai. Selain tanda dimulainya panen padi, Ritual Kewur Uwi merupakan warisan leluhur warga Elar Selatan untuk menghormati alam semesta, nenek moyang maupun Sang Pencipta kehidupan yang memberikan makanan pokok bagi warga setempat sebelum mengenal nasi. Hingga kini ritual tersebut terus dilestarikan dan bahkan menjadi daya tarik wisata di Manggarai Raya.

17
January

Kami awali dengan peristiwa17 Januari 1929, tokoh kartun Popeye muncul untuk pertama kalinya.

Popeye si Pelaut adalah karakter fiksi kartun, diciptakan oleh Elzie Crisler Segar, yang telah muncul dalam strip komik dan teater dan televisi kartun animasi. Kepopuleran tokoh Popeye kemudian membuat Elzie membukukan semua komik buatannya dalam satu buku bertajuk 'Thimble Theatre King Features'. Kini karakter Popeye telah muncul dalam komik strip, teater, dan tayangan televisi dalam bentuk kartun animasi.

Beralih ke peristiwa 17 Januari 1948, Perjanjian Renville ditandatangani.

Perjanjian Renville adalah kesepakatan antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada 17 Januari 1948. Penandatanganan dilakukan di atas geladak kapal perang Amerika Serikat, USS Renville, yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Perundingan ini dimulai pada 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Isi perjanjian Renville ini adalah Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia.

 
Kita Akhiri dengan 17 Januari 1995, Gempa Bumi Hanshin.
 
gempa Bumi terjadi di Jepang pada tanggal 17 Januari 1995 pagi hari dengan episentrum di sebelah utara Pulau Awaji. Gempa Bumi disebabkan oleh tiga buah lempeng: lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia yang saling bertabrakan. Gempa Bumi yang berlangsung selama 20 detik ini mengakibatkan kerusakan besar kota Kobe yang terletak sekitar 20 km dari pusat gempa. Gempa Bumi memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Gempa Bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa Bumi terburuk di Jepang sejak Gempa Bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban jiwa 140.000 orang.
 
 
17
January

VOI PESONA INDONESIA Potensi wisata alam di Indonesia memang tidak ada habisnya. Salah satunya adalah danau Paisu Pok yang terletak di Desa Lup Panenteng, kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Danau Paisu Pok tidak kalah mempesona dari danau lainnya yang berada di Sulawesi, bahkan danau ini membuat decak kagum bagi siapa yang mengunjunginya.

danau alami ini dinamakan Paisu Pok yang berarti air hitam. Masyarakat sekitar menyebutnya demikian karena warna air di sekitar danau ini hampir hitam kebiruan bila dilihat dari jauh. Warna itu merupakan pantulan dari rumput serta tumbuhan lainnya yang tumbuh di bagian dasar danau, sehingga air yang berwarna biru terlihat lebih gelap. Uniknya danau Paisu Pok ini mempunyai 2 rasa. Dahulu pada awalnya danau ini dipenuhi dengan airnya yang asin, karena berada di dekat laut, tetapi seiring waktu karena proses alam membuat danau Paisu Pok juga mempunyai air tawar.

Danau Paisu Pok yang indah ini dikelilingi oleh hutan dan letaknya jauh dari kawasan perkotaan. Di danau yang merupakan salah satu danau terjernih di Indonesia ini, selain pengunjung bisa berperahu mengelilingi objek wisata danau Paisu Pok, pegunjung juga bisa menyelam untuk menikmati pemandangan bawah danau.   Karena airnya sangat jernih dan bersih, pengunjung bisa melihat aneka tumbuhan dari atas permukaan air dengan mata telanjang.

untuk sampai ke danau Paisu Pok ini, anda hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam 30 menit dari Salakan ke Desa Lukpanenteng, tempatj objek wiata ini berada.   Dengan hanya membayar Rp. 5000 per orang, pengunjung sudah bisa menikmati keindahan danau Paisu Pok, dan itu sudah termasuk bila anda snorkeling. Di sarankan untuk datang pagi-pagi jika ingin menikmati suasana yang sepi , tenang dan nyaman. Tempat wisata Danau Paisu Pok ini buka setiap hari.

14
January

  

Hutan bakau (mangrove)  memiliki banyak manfaat yang dapat mencegah intrusi air laut, abrasi dan erosi, menjadi penyaring alami, serta menjadi habitat bagi beberapa jenis satwa. Ekosistem hutan bakau  merupakan yang paling penting di kawasan pesisir. Sekitar 80% hasi ikan tangkap di dunia bergantung pada hutan bakau, baik secara langsung maupun tidak. Akar pohon bakau yang rapat dan lingkungan vegetasi di sekitarnya berperan penting untuk menyaring air dari kotoran dan polutan lain untuk menghasilkan air bersih.  Dalam luasan yang setara dengan hutan tropis, hutan bakau mampu menyimpan karbon 3 hingga 5 kali lebih banyak. Itu sebabnya, menyelamatkan hutan  bakau  menjadi krusial dalam memerangi perubahan iklim.

Indonesia memiliki 23% dari mangrove dunia. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, luas hutan bakau di Indonesia mencapai 3,49 Juta hektar, namun 52% atau 1,82 juta hektar bakau Indonesia dalam kondisi rusak. 

Penyebab kerusakan hutan bakau di Indonesia sebagian besar berasal dari aktivitas manusia, terutama akibat konversi lahan untuk budidaya perikanan dan pertambakan baik untuk udang maupun bandeng.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan secara nyata  rehabilitasi dan perlindungan hutan bakau.  Baru-baru ini, Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya telah  menjelaskan secara rinci  rencana rehabilitas bakau secara bertahap terutama pada hutan bakau yang kritis. Pada tahun 2021, pemerintah menargetkan rehabilitasi hutan bakau seluas 124 ribu hektar, tahun 2022 seluas 155 ribu hektar, tahun 2023 seluas 155 ribu hektar, dan tahun 2024 seluas 187 ribu hektar.

Komitmen pemerintah ini perlu disertai penguatan koordinasi dan perubahan pendekatan agar tidak mengalami kegagalan. Selama ini, beberapa program telah dijalankan oleh pemerintah sebagai upaya merehabilitasi kawasan hutan bakau yang merupakan salah satu sumber daya alam  yang memiliki nilai ekologis dan juga ekonomis tinggi. Namun, sebagian besar upaya ini tidak berkelanjutan dan pada akhirnya, berujung pada suatu kegagalan.

Kegagalan terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah kurang adanya koordinasi kelembagaan baik di tingkat nasional, maupun antar strata pemerintahan. Selain masalah koordinasi, penyebab lain kegagalan program pemulihan dan perlindungan bakau selama ini adalah karena perencanaan dan pola pengelolaan yang selama ini digunakan pemerintah cenderung bersifat dari atas ke bawah (top down). Ke depan, pendekatan top down  harus segera  diubah  dengan pendekatan peningkatan partisipasi masyarakat. Pendekatan partisipasi masyarakat yaitu memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar kawasan untuk turut berpartisipasi lebih aktif dalam upaya pengelolaan dan pengawasan.