Suprapto

Suprapto

23
December

VOI PESONA INDONESIA Pulau Sulawesi memiliki banyak potensi tempat wisata menarik yang patut untuk anda kunjungi. Salah satu tempat yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam khususnya wisata bahari adalah provinsi Sulawesi Tenggara. Keindahan Tempat Wisata bahari Sulawesi Tenggara ini dijamin membuat Anda terpana. Sebagai bangsa Indonesia layak bangga karena sebagai negara maritime, Indonesia banyak memiliki surga bawah laut paling indah di dunia. Surga bawah laut tersebut salah satunya dikenal dengan Taman Nasional Wakatobi yang terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Wakatobi yang mulai dijadikan Taman Nasional pada tahun 1996, dengan total area 1,39 juta hektar, memiliki keanekaragaman hayati laut dan karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara. Terutama setelah adanya Ekspedisi Wallacea dari Inggris tahun 1995. Dari hasil penelitian Ekspedisi tersebut ditemukan bahwa kawasan Sulawesi Tenggara ini memang kaya akan spesies koral.

Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasional yang ada di Indonesia yang terletak di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Wakatobi ditetapkan secara sebagai Taman Nasional ditetapkan secara resmi pada tahun 2002, dengan total area 1,39 juta hektar. Kekayaan yang dimiliki Wakatobi adalah keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Di taman ini terdapat panorama keindahan alam bawah laut yang memiliki 25 buah gugusan terumbu karang. Gugusan terumbu karang dapat dijumpai sekitar 112 jenis dari 13 famili yang terletak pada 25 titik di sepanjang 600 km garis pantai. Di samping keindahan yang disajikan oleh beraneka ragam terumbu karang, taman tersebut juga memiliki ragam spesies ikan. Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis seperti ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias. 

Wakatobi sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari gugusan pulau yang mengitarinya di antaranya ada Wangi-Wangi (Wa), Kaledupa (Ka), Tomia (To) dan Binongko (Bi). Semua pulau tersebut dapat di kunjungi oleh para wisatawan, Di Wakatobi, terdapat juga tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik, penyu tempayan, dan penyu lekang. Bagi para wisatawan yang menyukai keindahan alam bawah laut dapat melakukan beberapa kegiatan di Taman Nasional Wakatobi, seperti menyelam, snorkeling dan berenang untuk melihat gugusan terumbu karang yang indah dan berbagai hewan bawah laut dan juga menyaksikan berbagai kebudayaan masyarakat setempat. Jika Anda tidak bisa menyelam, Anda dapat melihat lumba-lumba yang muncul di atas permukaan. Tempat terbaiknya melihat lumba-lumba adalah di Pelabuhan Mola Raya yang bisa dicapai dalam waktu 20 menit saja. Anda bisa menggunakan perahu sewaan dari Kota Wanci, Wangi-Wangi. Fasilitas yang dimiliki ini juga cukup lengkap, mulai dari fasilitas jalan yang memadai hingga taksi yang lumayan jumlahnya. Tempat makannya juga tergolong bersih dan penginapan di sekitar harganya terjangkau. Untuk mencapai Wakatobi, kita dapat menggunakan pesawat terbang berangkat dari Jakarta menuju ibukota provinsi Kendari. Kemudian lanjutkan ke bandara Wakatobi. Namun, penerbangan hanya dilakukan dua kali seminggu saja.Jika menggunakan transportasi laut, maka kita harus melalu pelabuhan di Makassar, Sulawesi Selatan. Ada sarana kapal penumpang besar menuju Wakatobi. Sedangkan jika yang suka berpetualang jalur darat, bisa berangkat dari Makassar menggunakan bus atau mobil, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Kolaka, dan berakhir ke Kendari. Dari Kendari kemudian menyeberang dengan kapal regular menuju Wakatobi.



22
December

Hari ini, 22 Desember perempuan Indonesia memperingati Hari Ibu. Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan Mother’s Day di negara-negara lain. Jika Mother’s Day dirayakan dengan memanjakan ibu di rumah dengan menghindari pekerjaan rumah, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengenang kebangkitan perempuan Indonesia untuk memperbaiki nasibnya melalui Kongres Perempuan.

Pada tanggal 22 Desember 1928, 30 organisasi perempuan di pulau Jawa dan Sumatera mengadakan Kongres Perempuan untuk pertama kalinya. 600 perempuan berkumpul, berdiskusi, bertukar pikiran dan menyatukan gagasannya di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta.

Selama tiga hari, dari 22 Desember sampai 25 Desember, mereka membahas pendidikan perempuan bagi anak gadis, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian secara sewenang-wenang. Selain itu, kongres juga membahas dan memperjuangkan peran perempuan bukan hanya sebagai istri dan pelayan suami saja.

Kini, 92 tahun setelah kongres itu, banyak kemajuan dalam perbaikan kondisi perempuan Indonesia. Berbagai peraturan dan undang-undang disusun untuk melindungi perempuan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak didirikan, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan dibentuk. Kesetaraan perempuan dijamin dalam aspek politik, ekonomi dan sosial.

Namun, masih ada pekerjaan rumah bagi pihak eksekutif dan legislatif terkait kondisi perempuan. Masih ada Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual -RUU PKS, yang telah diusulkan dari tahun 2016 hingga kini belum dibahas oleh pihak legislatif tersebut. Banyak kendala terhadap RUU tersebut untuk masuk ke dalam Program Legislasi Nasional -Prolegnas bahkan di tahun 2020. Ada sebagian masyarakat yang hingga kini belum memahami sepenuhnya RUU tersebut, sehingga terjadi penolakan. Namun akhirnya Badan Legislasi DPR telah memutuskan untuk memasukkan RUU PKS ke dalam Prolegnas 2021.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Lestari Moerdijat pekan lalu mengajak masyarakat untuk ikut mengawal proses pembuatan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual. Menurutnya, masyarakat juga bisa memberikan dukungan DPR dengan memperkuat pemahaman tentang isi dan manfaat RUU PKS kepada masyarakat yang tidak sependapat dengan RUU PKS.

Tahun 2021 tinggal beberapa hari lagi. Semua pihak diharapkan terus berupaya mendukung RUU PKS untuk disahkan menjadi Undang-Undang, karena Undang-Undang ini bukan hanya untuk melindungi kepentingan perempuan, akan tetapi melindungi seluruh peradaban bangsa.

22
December

VOI PESONA INDONESIA Kali ini, akan memperkenalkan kepada anda objek wisata “Goa Jatijajar”, salah satu destinasi unggulan Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Goa ini terletak di kawasan pegunungan kapur yang membentang di sisi selatan Kecamatan Gombong, Kebumen, tepatnya berada di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Jarak goa dari Kota Kebumen sekitar 32 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih satu jam. Tiket masuknya sebesar Rp. 12.500,- per orang dengan tarif parkir Rp. 5000,- untuk mobil dan Rp. 2000,- untuk motor.

Gua Jatijajar ini memiliki panjang 250 meter, tinggi 12 meter, lebar 15 meter dan berada di ketinggian 50 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Menjelang masuk kawasan Gua, terdapat logo fosil dinasaurus. Ada pula patung raksasa dinosaurus yang mengeluarkan air menjelang sampai mulut goa. Masuk ke dalam goa, anda akan melihat pesona keindahan stalagmit dan stalagtit yang menggantung di dinding dan di lantai gua. Selain stalagtit dan stalagmit, terdapat pula banyak tiang kapur. Fenomena tiang kapur itu merupakan pertemuan stalagtit dan stalagmit yang terbentuk selama jutaan tahun.

Ada pula beberapa sendang atau kolam di dalam Goa Jatijajar yang menjadi sumber aliran sungai. Terdapat empat sendang yaitu sendang Puser Bumi, Sendang jombor, Sendang Mawar, dan Sendang Kantil. Air di keempat sendang itu juga dipercaya memiliki khasiat masing-masing. Air Sendang Puser Bumi dan Sendang Jombor dipercaya dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sementara Sendang Mawar dipercaya dapat membuat seseorang awet muda jika mandi atau mencuci muka disana. Sedang Sendang Kantil, konon dipercaya jika seseorang mandi atau mencuci muka di sana, niat dan cita-citanya akan mudah tercapai.

Goa Jatijajar juga tidak lepas dari legenda Raden Kamandaka – Lutung Kasarung. Cerita ini memang khas Jawa Barat karena berasal dari Kerajaan Padjajaran. Karenanya, Gua ini juga dipercantik dengan 8 diorama dan 32 patung yang mengisahkan legenda Raden Kamandaka Putera Mahkota dari Kerajaan Pajajaran atau dikenal Lutung Kasarung dengan versi cerita rakyat Jawa Tengah. Patung-patung ini juga diberi lampu-lampu dan terlihat lebih estetik. Sepanjang jalan gua juga dilengkapi penerangan. Saat di dalam gua Anda perlu hati-hati karena cukup licin. Setelah menikmati gua, Anda bisa mengunjungi taman labirin untuk bersantai. Disana juga terdapat tempat main anak-anak. Fasilitas lain yang tersedia adalah toilet, mushola, tempat makan dan parkir.