Suprapto

Suprapto

04
January

VOI PESONA INDONESIA Pasola merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba yang masih menganut agama asli yang disebut Marapu (agama lokal masyarakat sumba).

Permainan pasola diadakan di empat kampung di kabupaten Sumba Barat. Keempat kampung tersebut adalah Kodi, Lamboya, Wonokaka, dan Gaura. Pelaksanaan pasola di keempat kampung ini dilakukan secara bergiliran, yaitu antara bulan Februari hingga Maret setiap tahunnya.

Pasola tidak sekadar menjadi bentuk keramaian, tetapi menjadi salah satu bentuk pengabdian dan aklamasi ketaatan kepada sang leluhur. Pasola merupakan kultur religius yang mengungkapkan inti religiositas agama Marapu.

Pasola menjadi perekat jalinan persaudaraan antara dua kelompok yang turut serta dalam pasola dan bagi masyarakat umum. Pasola menggambarkan rasa syukur dan ekspresi kegembiraan masyarakat setempat, karena hasil panen yang melimpah.

Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Setelah mendapat imbuhan "pa" (pa-sola, pa-hola), artinya menjadi permainan.

Jadi pasola atau pahola berarti permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas punggung kuda yang sedang dipacu kencang antara dua kelompok yang berlawanan.

Pasola diawali dengan pelaksanaan adat nyale. Tanpa mendapatkan nyale, Pasola tidak dapat dilaksanakan. Pasola dilaksanakan di bentangan padang luas, disaksikan oleh segenap warga dari kedua kelompok yang bertanding, masyarakat umum, dan wisatawan asing maupun lokal.

Setiap kelompok terdiri atas lebih dari 100 pemuda bersenjatakan tombak yang dibuat dari kayu berujung tumpul dan berdiameter kira-kira 1,5 cm. Walaupun berujung tumpul, permainan ini dapat memakan korban jiwa.

Kalau ada korban dalam pasola, menurut kepercayaan Marapu, korban tersebut mendapat hukuman dari para dewa karena telah melakukan suatu pelanggaran atau kesalahan.

03
January

VOI PESONA INDONESIA Air terjun Aling-aling berada di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada , Kabupaten Buleleng, Bali. Destinasi Wisata ini  berjarak sekitar 110 kilometer dari Bandara Internasional Ngurah Rai, atau memerlukan waktu tempuh sekitar 2 jam dari Denpasar, ibukota Provinsi Bali. Untuk Masuk ke lokasi obyek wisata air terjun Aling-aling ini tidak dipungut biaya, tetapi disediakan kotak untuk donasi sukarela untuk biaya parkir kendaraan. Karena lokasi tempat wisata ini masih belum ditata dengan sempurna dan letaknya jauh di pedalaman, maka disarankan untuk menggunakan jasa warga sekitar sebagai penunjuk jalan.

setelah anda memarkir kendaraan untuk menuju Air Terjun Aling-aling, anda masih harus berjalan kaki yang di mulai dengan mnyusuri jalan setapak dan pematang sawah, sambil menikmati pemandangan indah sepanjang perjalanan. Selanjutnya anda masih harus menyusuri ratusan anak tangga dan di tengah perjalanan, anda sudah bisa menyaksikan keberadaan air terjun tersebut, yang terlihat begitu unik dan eksotis sambil mengabadikan aktivitas anda di air terjun Aling-aling.

tiba di lokasi air terjun Aling-aling, anda akan disuguhi pemandangan air terjun yang spektakuler. Keindahahan air terjun Aling-aling yang mempunyai ketinggian sekitar 35 meter itu terlihat begitu sempurna. Air terjun yang jatuh dari atas tebing mempunyai aliran air terjun yang unik karena terbelah dua dari atas. Bagian pecahan sebelah kanan memiliki debit air yang lebih besar dan deras. Tebingnya yang curam dengan batu-batu besar sepanjang aliran sungai, alam sekitarnya hijau membuat pemdangan di sekitar air terjun Aling-aling ini asri dan juga instagramable.

Di bawah air terjun Aling-aling terdapat sebuah cekungan seperti sebuah kolam yang tercipta secara alami karena guyuran air terjun secara terus menerus. Pegunjung bisa merasakan sensasi mandi dan berenang-renang di kolam menikmati segarnya air pegunungan. Karena air terjunnya mempunyai jalur air yang licin dan deras, maka oleh mereka yang berani bisa memanfaatkannya sebagai prosotan untuk meluncur ke kolam. Bagi pengunjung yang ingin menguji adrenalin, bisa mencoba terjun bebas dari atas tebing.

Obyek wisata air terjun ini buka mulai jam 07.00 pagi sampai 17.00 Waktu Indonesia bagian tengah (WITA). Obyek wisata ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, mulai dari tempat wisata kuliner seperti kafe dan juga restaurant serta penginapan. Pendengar, apabila anda sedang mencari destinasi liburan, Air terjun Aling-Aling bisa menjadi pilihan anda, tentu saja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sekian pesona indonesia kali ini, kita berjumpa kembali besok. Inilah Voice of Indonesia di Jakarta.

                      

01
January

Menyambut pergantian tahun dalam kondisi pandemi tentu tak terbayangkan sebelumnya.  Ada negara yang berusaha menahan tidak melakukan perayaan pergantian tahun secara besar-besaran untuk menghindari terjadinya kerumunan masyarakat yang membahayakan sebaran covid19, seperti Indonesia . Namun beberapa negara tetap menyelenggarakan perayaan malam pergantian tahun.  Di New York Amerika Serikat misalnya Hitungan mundur ke 2021 tetap dilakukan penurunan bola besar di Times Square, Kota New York. Meski kerumunan yang berjarak secara sosial akan lebih sedikit tahun ini Waterford tetap memegang tradisi yang sudah dijalaninya selama ini. Atau perayaan yg sudah direncanakan beberapa waktu sebelumnya, Seperti yang dilansir dari ABC News, pada Rabu, 30 Desember 2020,  Perth akan menjadi tuan rumah di pertunjukan jalanan dan hiburan, yang akan menampilkan pertunjukan seperti pemain sirkus, pengamen, wahana karnaval, dan pasar di North. 

Bagaimanapun cara penyambutannya mau tak mau, siap tidak siap, waktu sudah berganti. 

Pertanyaan besarnya adalah 2021, apakah Covid masih akan menghantui? Tentu semua pihak berharap vaksin yang ditemukan akan menjadi jawaban dari persoalan covid19 di berbagai negara. 

Program vaksinasi virus corona sudah dimulai di sejumlah negara seperti Inggris dan Amerika Serikat. Sementara beberapa negara masih baru mulai mempersiapkan pemberian vaksin ini.  Mungkinkah persoalan Covid 19 di tahun 2021 teratasi  seiring dengan vaksin yang segera dibagikan?   Dr. Soumya Swaminathan dari WHO mengharapkan masyarakat dunia tidak lengah meski ada  vaksin covid19.  Karena belum semua orang bisa mengakses vaksin ini  sehingga herd immunity tidak bisa segera datang. herd immunity sendiri bisa didefenisikan sebagai   ‘kekebalan populasi’.  Konsep yang digunakan untuk imunisasi, di mana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika suatu ambang cakupan imunisasi tertentu tercapai. 

Namun tentu kita paham, khusus untuk Indonesia misalnya tentu butuh banyak sekali jumlah vaksin agar sekitar 200 juta masyarakat Indonesia bisa kebal terhadap virus Covid 19 ini. Tentu bukan hal yang gampang dan mudah untuk mendapatkan vaksin sebanyak ini. Belum lagi persoalan distribusi vaksin yang tentu memakan waktu dan mungkin hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. 

Sepertinya dengan kondisi ini 2021 masih akan banyak mengalami Naik turun tantangan penanganan masalah Covid19ini. 

Namun demikian setelah vaksin diberikan sebenarnya sudah hampir terlihat jalan keluar Utama  yang dibutuhkan dalam penanganan Covid 19 ini. Hanya saja memang segala sesuatunya membutuhkan waktu.

01
January

VOI PESONA INDONESIA Pesona Indonesia kali ini, memperkenalkan kepada anda Kue Meuseukat, Dodol Khas Aceh. Dodol adalah kuliner khas Indonesia yang pada umumnya terbuat dari tepung ketan, santan kelapa, gula merah dan garam. Setiap daerah di Indonesia punya ciri khas dodolnya masing-masing. Di Aceh, terdapat kuliner dodol berwarna kuning yang dikenal dengan nama Meuseukat. Meuseukat berbentuk bundar besar, berwarna kuning keputihan. Sementara teksturnya halus dan kenyal. Berbeda dengan bentuk dodol pada umumnya, kuliner ini  diberi ukiran yang membuatnya makin menarik.

Meuseukat terbuat dari campuran tepung terigu, air, gula, mentega, nanas, dan air jeruk. Awalnya nanas dan jeruk akan disaring terlebih dahulu agar halus dan tidak berserat dalam adonan. Lalu, adonan tepung terigu dan mentega ditambahkan ke dalam air gula. Adonan dimasak dengan api kecil sambil terus diaduk dengan sendok kayu, selama minimal dua jam. Bila telah matang, meuseukat dibentuk dengan beragam bentuk hiasan, seperti bunga mawar, bunga melati dan pintu rumah Aceh. Kuliner khas Aceh ini punya cita rasa manis dan legit.

Bagi masyarakat Aceh, meuseukat memiliki kedudukan paling tinggi atau utama diantara kue tradisional lainnya. Meuseukat dikatakan sebagai "ulee" atau "kepala" kue dalam bahasa Aceh.
Karenanya, meuseukat lebih banyak disajikan dalam hari-hari besar untuk menyambut kedatangan tamu. Misalnya perayaan Idul Adha dan Idul Fitri.  Meuseukat juga menjadi kue hantaran dari pengantin wanita (dara baro) ke pengantin pria (linto baro) sebagai balasan seserahan pada upacara pernikahan masyarakat Aceh. Bagi masyarakat Aceh, Meuseukat punya makna filosofis yang mendalam
. Warna kuning keputian melambangkan kejernihan hati masyarakat Aceh yang sangat memuliakan tamu, baik dalam berperilaku maupun saat menyajikan makanan. Kini, di Aceh juga banyak yang menjual meuseukat berbentuk kotak kecil. Bahkan terdapat pula meuseukat tanpa hiasan dengan bentuk silinder panjang seperti umumnya dodol. Meuseukat dalam bentuk kecil ini sering dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh.