Pesona Indonesia kali ini, akan memperkenalkan kepada anda Roti Samahani, kuliner khas Aceh. Berwisata ke provinsi Aceh, cobalah nikmati beragam kuliner khasnya. Salah satunya Roti Samahani. Roti Samahani merupakan jenis roti selai yang memiliki tampilan sederhana. Bentuk rotinya seperti roti lapis pada umumnya, namun, lebih kecil. Tekstur rotinya sangat lembut dengan selai srikaya kental berwarna kuning. Rasa selainya sangat manis.
Nama Samahani diambil dari nama daerah asal roti selai tersebut. Samahani merupakan nama wilayah di Kecamatan Kuta Alam, Kabupaten Aceh Besar. Pusat penjualan roti selai tersebut ada di pasar Samahani, tepatnya di lintasan Banda Aceh - Medan. Penjual roti selai Samahani sangat mudah ditemukan di tempat itu. Kelezatan roti selai Samahani terletak pada selainya. Bahan utama selai tersebut adalah campuran kuning telur, santan, tepung dan ula. Hal yang menarik dari roti selai satu ini ialah prinsip pembuatnya yang tidak memakai bahan pengawet pada selainya. Karenanya, roti selai Samahani hanya mampu bertahan dalam hitungan hari saja.
Roti selai Samahani disajikan dalam bentuk potongan-potongan berlapis. Ukurannya sekitar segenggam untuk satu lapis roti. Tidak sulit menemukan jenis roti ini di kota-kota di Aceh. Harga roti ini bervariasi, jika dibeli di tempat usaha yang khusus menjual roti tersebut, satu bar memiliki lima lapis roti dihargai Rp 8 ribu. Namun, jika di warung-warung kopi satu lapisnya dihargai Rp 2 ribu saja. Roti Samahani biasanya disantap pagi dan sore hari, ditemani dengan segelas Kopi Robusta khas Aceh.
Harapan baru untuk keluar dari pandemi virus corona sudah terbuka lebar, menyusul kesiapan vaksin untuk melawan Covid-19. Sejak akhir Desember 2020, beberapa negara sudah mulai menyuntikkan vaksin kepada warga dan pejabat negaranya. Pada 6 Desember 2020, Indonesia menerima sebanyak 1,2 juta dosis dan 31 Desember 1,8 juta dosis dari Tiongkok. Selain ketersediaan 3 juta dosis dari Tiongkok, Pemerintah Indonesia juga telah memesan vaksin dari berbagai produsen vaksin. Untuk tahap pertama pada pertengahan Januari, Indonesia akan segera memberikan vaksinasi kepada para tenaga kesehatan, dokter, dan petugas keamanan sebagai garda terdepan dan pada akhir Januari kepada golongan muda dan tua.
Terkait dengan pemberian vaksin, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di Istana Negara Rabu (6/1) mengatakan pemerintah menyiapkan lebih sekitar 329,5 juta dosis vaksin dari berbagai produsen untuk dilakukan vaksinasi di seluruh Indonesia. Menurut rencana vaksinasi perdana akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada 13 Januari 2021. Pemberian vaksin perdana kepada Presiden Joko Widodo diharapkan dapat memberikan semangat kepada warga negara Indonesia di seluruh Tanah Air.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, Penny K Lukito memastikan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac terdiri dari bahan-bahan aman bagi manusia. Pihak BPOM menjamin mutu vaksin asal Tiongkok, karena bahan baku, proses pembuatan hingga produk jadi telah dievaluasi sesuai standar internasional di Tiongkok.
Walaupun saat ini uji klinis tahap 3 belum selesai, kehadiran vaksin cukup memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga negara Indonesia. Apalagi di beberapa negara, pelaksanaan vaksinasi sudah diadakan. Selain itu, strategi Indonesia yang akan memberikan vaksin pada golongan muda dan tua mendapat pujian dari pihak luar negeri. Karena di luar negeri, vaksin diprioritaskan untuk golongan tua. Menurut para ahli kesehatan Australia dan Singapure, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia harus menjadi acuan kedepan. Sejatinya, Pemerintah Indonesia tidak akan gegabah melaksanakan skenario vaksinasi tanpa pemikiran matang. Hal ini juga merujuk pada hasil uji klinis tahap tiga yang akan segera keluar pekan ini. Selain itu, vaksinasi perdana dilakukan oleh Presiden Joko widodo adalah salah satu respon positif untuk memberikan kepercayaan terhadap pentingnya dan amannya vaksin. Namun menurut petunjuk WHO, penggunaan vaksin harus ada jeda antara 21 – 28 hari, terutama pada produk vaksin Pfizer dan BioNTech. Hal ini dilakukan setelah di banyak negara kesulitan melakukan vaksinasi menangkal virus Covid-19, menyusul adanya temuan varian baru virus yang lebih mudah menyebar.
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas kantong plastik berbahan dasar kentang yang mudah terurai di dalam tanah selama 28 hari. Inovasi ini dihasilkan untuk mengurangi sampah plastik yang berbahaya bagi lingkungan. Mahasasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Hamdan Kafi Magfuri yang menggagas ide ini.
Bermodal riset melalui penelitian-penelitian terdahulu, Hamdan pun menggagas plastik berbahan dasar pati, yang banyak terkandung dalam umbi-umbian. Kentang dipilih karena ketersediaan kentang di Indonesia sangat melimpah. Dan juga untuk mengangkat kembali pendapatan petani kentang yang terbilang rendah.
Cara pembuatan kantong plastik berbahan dasar kentang ini cukup mudah. Kentang yang tidak lolos sortir untuk dijual di pasar, digiling dan diperas sari patinya. Kemudian, sari pati ini diendapkan selama beberapa hari hingga menghasilkan endapan tepung. Endapan ini kemudian dicampur dengan platisizer dan kitosan. Campuran ini kemudian diendapkan, dicetak pada cetakan lembaran, serta dipanaskan pada suhu 120 derajat celcius selama 30-90 menit.
Plastisizer didapat dari glisoerol dan asamasetat, berfungsi untuk mendapatkan sifat plastik, yaitu untuk memadatkan adonan. Sedangkan kitosan didapat dari tepung kulit udang dan cangkang kepiting, berfungsi untuk menaikkan sifat mekanik plastik agar memiliki daya untuk menahan beban.
Kantong plastic berbahan dasar kentang ini, menurut Hamdan, memiliki karakteristik yang baik. Dari segi kekuatan tarik saja, plastic ini berkekuatan 28 MPa, di atas standar SNI yang sebesar 27 MPa. Sedangkan dari kemampuan tahan air, plastic ini memiliki kemampuan yang sama dengan plastik pada umumnya.
Plastik ini tidak mengeluarkan zat karbon seperti plastik pada umumnya, sehingga aman untuk makanan. Sampah dari plastik ini dapat terurai dalam waktu 28 hari di dalam tanah. Selain itu, sampah dari plastik ini juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk kompos
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali tahun 2021 dengan meluncurkan Bantuan Sosial Tunai ke seluruh Indonesia pada Senin (4/1). Peluncuran program bantuan tunai tersebut dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju dan masyarakat penerima bantuan sosial, baik yang hadir secara langsung di Istana Negara maupun yang hadir secara virtual.
Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp110 triliun untuk seluruh penerima dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Demikian dikatakan oleh Presiden Jokowi dalam acara peluncuran bantuan tersebut yang juga ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden. 34 Provinsi di Indonesia serentak meluncurkan bantuan tunai tersebut pada hari yang sama.
Bantuan tunai tersebut disalurkan dalam tiga program, yaitu Program Keluarga Harapan, Bantuan Sosial Tunai dan Program Sembako. Presiden Jokowi berharap, bantuan ini dapat meringankan keluarga-keluarga yang terdampak pandemi Covid-19 dan diharapkan menjadi pemicu untuk menggerakkan ekonomi nasional, mengungkit ekonomi nasional dan memperkuat daya beli masyarakat.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa bantuan ini diberikan secara utuh, tidak ada potongan sama sekali. Dia juga mengingatkan, bantuan ini tidak boleh digunakan untuk membeli rokok. Bantuan ini harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan pangan untuk keluarga.
Namun hal paling penting disini adalah instruksi Presiden terhadap para Menteri dan Gubernur, agar mengawasi proses penyaluran bantuan secara ketat. Sebab selama ini, berbagai masalah dan ketidakpuasan penerima bantuan sosial berpusat pada prosesnya penyalurannya yang tidak transparan, lama dan berbelit-belit. Hal lebih menyakitkan hati rakyat adalah korupsi bantuan sosial yang dilakukan tidak hanya di jajaran pejabat yang paling rendah, tetapi juga sampai ke tingkat menteri.
Memang, mengawali tahun baru dengan penyaluran bantuan sosial tunai adalah kebijakan tepat. Pemerintah juga perlu menyiapkan mekanisme penyaluran tepat dan sederhana, sehingga bantuan ini dapat diluncurkan dengan cepat dan masyarakat yang membutuhkan dapat menerima dengan cepat pula. Tentu saja, sebagaimana Presiden Joko Widodo tegaskan, bantuan sosial tunai ini tidak boleh dipotong sama sekali.