VOI PESONA INDONESIA Hari ini kami akan memperkenalkan kepada anda tempat wisata yang tergolong baru di Yogyakarta. Dengan memanfaatkan aliran kali Opak dan bebatuan di pinggir kali yang mirip dengan Grand Canyon di Arizona, membuat tempat wisata ini sangat diminati. Tempat ini diberi nama Taman Wisata Watu Kapal. Dinamakan demikian karena diantara bebatuan itu ada salah satu batunya berbentuk mirip kapal。
di Taman Wisata Watu Kapal ini pengunjung bisa melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti river tubing atau susur sungai dan loncat dari ketinggian. Untuk melakukan ini semua tentu saja syaratnya harus bisa berenang dan mempunyai nyali yang besar. Bentuk tebing yang khas, air sungai yang berwarna kehijauan, jernih dan bersih ditambah dengan tanaman alami di atas tebing membuat perpaduan warnanya sangat pas dan cantik sekali. Selain itu udaranya sangat sejuk, pepohonan yang rindang menjadi satu kesatuan pemandangan alam yang menyegarkan. Tidak lengkap rasanya kalau kita berkunjung di tempat ini tanpa mengabadikan saat-saat yang indah di sana. Banyak spot foto menjanjikan yang bisa dimanfaatkan untuk foto bersama maupun selfie.
lokasi Tempat Wisata Watu Kapal ini berada di Dusun Klenggotan, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Lokasi ini berjarak kurang lebih 13 kilometer dari pusat Jogja ke arah jalan Wonosari dan membutuhkan waktu sekitar 25 menit perjalanan. Karena tempat ini masih tergolong baru sebagai tempat wisata, maka pengelola belum memberlakukan tiket masuk.
apabila anda sedang berada di Yogyakarta, carilah waktu untuk mengunjungi Taman Wisata Batu Kapal, sebuah tempat wisata baru di Jogja yang menyuguhkan tebing dengan arsitektur khas yang alami yang dibuat langsung oleh alam dan untuk dinikmati oleh manusia. Oleh karena itu pada waktu berkunjung ke tempat ini pastikan untuk tetap menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.
VOI KOMENTAR Bandara Internasional Soekarno-Hatta memperoleh akreditasi di bidang kesehatan dan kebersihan, yaitu Airport Health Accereditation (AHA), dari Airport Council International (ACI). Akreditasi ini diberikan karena Bandara Soekarno-Hatta dianggap telah mampu menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Presiden Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhamad Awaluddin dalam keterangannya, Kamis, 12 November 2020 mengatakan Bandara-bandara Angkasa Pura II telah menjalankan pola pengelolaan dan operasional yang mengikuti best practice di industri global.
Menurut Awaluddin hingga kini baru dua bandara yang memperoleh akreditasi dari Airport Council International (ACI). Selain Bandara Soekarno-Hatta, ACI memberikan akreditasi kepada Bandara Changi atau Changi International Airport Singapura. Akreditasi tersebut diberikan setelah ACI melihat protokol Kesehatan yang dijalankan di bandara. Protokol tersebut harus sesuai dengan panduan Aviation Business Restart and Recovery dari ACI serta ICAO Council Aviation Recovery Task Force (CART) Recommendation.
Topik yang dievaluasi oleh Airport Council International (ACI) meliputi kebersihan dan disinfeksi, jaga jarak di area yang memungkinkan, dan perlindungan terhadap staf. Kemudian, tata letak ruang, komunikasi kepada penumpang pesawat, dan fasilitas penumpang pesawat. Evaluasi juga dilakukan terhadap keseluruhan area penumpang. Misalnya, akses terminal, area check in, pemeriksaan keamanan, boarding gate, lounge, komersial, F&B, hingga perlengkapan seperti garbarata, eskalator dan elevator, area imigrasi beserta fasilitasnya, area pengambilang bagasi, dan pintu keluar kedatangan.
Sementara itu Director General ACI World Luis Felipe de Oliveira mengatakan pihaknya telah meninjau bukti-bukti yang dilaporkan oleh tim di lapangan. Melalui proses evaluasi tim ACI. bandara Internasional Seokarno – Hatta telah mampu menyediakan bandara yang aman kepada seluruh pengguna jasa bandara.
VOI KOMENTAR Memasuki pertengahan bulan November 2020, sudah hampir setahun corona / Covid 19 melanda dunia. Apa kabar penanganannya di berbagai negara? Meski ada penurunan jumlah kasus di berbagai tempat, namun kenaikan pun masih terjadi, Bahkan ada yang mengalami lonjakan ke dua setelah sempat mereda. Tampaknya keadaan memang masih tetap memprihatinkan. Fakta bahwa vaksin tengah diupayakan ditemukan sesegera tampaknya berjalan seiring dengan angka kasus Covid yang terus naik di berbagai negara.
Amerika Serikat misalnya, mencapai angka penularan tertinggi , 100.000 orang terinfeksi per hari sejak Desember tahun lalu. Pasca terpilihnya Joe Biden sebagai President diduga akan segera dikeluarkan kebijakan lockdown untuk menangani kasus Covid 19 yang angkanya terus cenderung naik.
Di Turki, pemerintah mengeluarkan larangan merokok di di tempat-tempat umum, setelah lonjakan kasus virus Corona (COVID-19) tanpa gejala di berbagai wilayah. Dengan adanya larangan ini, warga Turki tidak punya alasan untuk mencopot masker saat merokok di tempat umum.
Rusia tampaknya menjadi negara yang cukup optimis dengan penanganan Covid 19. Khususnya perkembangan temuan vaksin Rusia, yang diyakini akan sangat berperan menurunkan bahkan mengatasi Covid 19. Namun sampai hari ini jumlah kasusnya pun masih cukup tinggi.
Pandemi Covid-19 yang mulai melanda dunia sejak pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tetapi juga sektor sosial dan ekonomi, bahkan hampir semua lini kehidupan manusia. Sejauh ini, sepertinya masih belum ditemukan formula yang tepat dalam penanganan covid 19. Trend sebaran virus masih terus tinggi. Sehingga sulit diprediksi kapan Dunia betul2 bebas dari Covid 19.
Di berbagai negara vaksin sudah mulai diujicoba. Seiring waktu dan upaya, kesadaran menjaga kebersihan, pola hidup sehat dengan protap Covid pun menjadi gaya hidup yang mengglobal. Ini semua menjadi harapan kunci jalan keluar terbesar penurunan angka Covid.
VOI PESONA INDONESIA 5 November lalu, ratusan ibu-ibu turun ke sungai Cimadur yang berada di sisi utara Kampung Ciusul, Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten. Mereka melakukan mandi bersama untuk menjalankan tradisi Seren Taun Kasepuhan Ciusul, Citorek yang dilaksanakan satu tahun sekali. Mandi bersama yang dilakukan oleh kaum perempuan tersebut disebut tradisi Neres. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun dan terus dilestarikan hingga saat ini. Tidak hanya sebagai ritual semata, Tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata di Kasepuhan Ciusul.
Tradisi Neres merupakan bagian dari rangkaian upacara Seren Taun yang digelar sebagai bentuk syukur setelah panen raya selesai. Neres adalah ritual yang dilakukan untuk menghilangkan penyakit yang merugikan, seperti menyebarnya wabah penyakit, paceklik, setiap menanam padi atau pepohonan yang hasilnya tidak bagus. Selain mandi, dalam Tradisi Neres, para perempuan juga membawa perkakas yang biasa dipakai sehari-hari untuk dibersihkan. Mereka berasal dari kampung di dalam Kasepuhan Ciusul. Dalam tradisi Neres, tidak semua perempuan boleh ikut, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi, di antaranya sedang tidak dalam masa haid. Menariknya, Tradisi Neres juga memakai unsur alam untuk mandi, misalnya, shampo menggunakan batang padi atau jerami yang dibakar.
Selain tradisi Neres, masyarakat Kasepuhan Ciusul punya beragam daya tarik wisata lainnya. Untuk wisata alam, ada pesona negeri di atas awan Gunung Luhur. Wisata budayanya pun sangat beragam. Untuk mengenal budaya setempat, anda bisa berkeliling kasepuhan. Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Ciusul Citorek, adalah saat kasepuhan tengah menggelar panen raya dan seren taun. Saat itu wisatawan akan disuguhi berbagai atraksi budaya dan tradisi.