ofra voi

ofra voi

24
November

Hari Ini dalam Sejarah. Kami awali dengan peristiwa 24 November 1914, kelahiran Prof. Dr. (HC) H. Roeslan Abdulgani.

Roeslan Abdulgani adalah negarawan dan politisi Indonesia yang lahir di Surabaya, 24 November 1914. Sejak remaja Roeslan aktif dalam organisasi kepemudaan Indonesia Muda yang dianggap penjajah Belanda sebagai organisasi yang berbahaya. Setelah Indonesia merdeka ia terlibat dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya melawan tentara sekutu. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Roeslan Abdulgani pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan dan Menteri Luar Negeri. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Roeslan Abdulgani pernah menjadi Duta Besar RI untuk PBB.

Beralih ke 24 November 1991, Kematian Freddie Mercury.

Freddie Mercury adalah seorang penyanyi-penulis lagu dan produser rekaman dan vokalis utama dari band rock Queen berkebangsaan Inggris. Dia dianggap sebagai salah satu dari penyanyi terbaik dalam sejarah musik populer. Ia dikenal atas kepribadian flamboyan di panggung dan jangkauan vokal empat-oktafnya. Mercury juga berada di posisi 18 dalam daftar 100 penyanyi terbaik yang pernah ada oleh majalah Rolling Stone pada tahun 2008, dan berada di posisi kedua di daftar pilihan pembaca Rolling Stone pada tahun 2011. Mercury digambarkan oleh situs web AllMusic sebagai "salah satu dari penampil rock terbaik sepanjang-masa," dengan "salah satu suara terbaik dalam segala jenis musik. Ia meninggal pada 24 November 1991, karena mengidap penyakit HIV/AIDs.

Kami akhiri Hari Ini dalam Sejarah dengan 24 November 2013, Iran menandatangani kesepakatan nuklir.

Iran dan negara-negara yang tergabung dalam kelompok P5+1, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan Jerman, pada 24 November 2013 di Jenewa, Swiss menandatangani perjanjian untuk menghentikan program nuklir Iran. Sebagai imbalannya Iran memperoleh keringanan sanksi ekonomi senilai lebih dari 7 miliar dolar Amerika atau lebih dari 94 triliun rupiah.

24
November

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengizinkan kepala daerah dan kantor wilayah Kementerian Agama untuk menentukan sendiri pembelajaran tatap muka di wilayahnya. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 atau mulai Januari 2021. Oleh sebab itu dia meminta sekolah-sekolah mempersiapkan hal itu dengan baik. Demikian dikatakan oleh Menteri Nadiem Makarim dalam Pengumuman Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (20/11). Dia juga mengatakan, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Pengumuman tersebut didasarkan pada keputusan bersama 4 menteri, yakni Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, serta Menteri Dalam Negeri.

Pengumuman Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut mungkin saja melegakan bagi siswa dan orang-tua siswa, terutama yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Belajar secara daring selama pembatasan karena Pandemi Covid-19 merupakan tantangan tersendiri bagi mereka. Sinyal internet yang kurang baik, ketidakmampuan untuk membeli gawai sebagai alat utama belajar dari rumah dan kurangnya kemampuan orang-tua siswa untuk mendampingi putra-putri mereka saat belajar menjadi kendala. Disamping itu, anak-anak sudah mulai bosan di rumah.

Kendala dirasakan pula oleh para guru. Walaupun guru dan siswa mendapat bantuan pulsa dan wifi gratis dari pemerintah untuk belajar jarak jauh, namun tanpa gawai yang relatif masih mahal harganya, sulit bagi guru untuk menjangkau siswa. Sering diberitakan di media ada guru-guru yang rela berjalan jauh menghampiri siswanya yang kurang mampu agar bisa belajar dengan tatap muka, karena siswa tak punya gawai.

Di sisi lain pengumuman dimulainya pembelajaran dengan tatap muka juga disambut dengan kekhawatiran di kalangan pendidik, ahli epidemiologi dan orang-tua siswa. Pasalnya, pandemi masih berlangsung di Indonesia dan belum ada tanda-tanda angka penularan menurun.

Pemerintah menetapkan pembelajaran tatap muka mulai 2021 pastilah didasari pertimbangan dengan memperhatikan fakta di lapangan. Kini tinggal bagaimana tindakan pemerintah untuk mendukung keputusan tersebut. Pemerintah pusat dapat membantu pemerintah daerah untuk memastikan infrastruktur yang memadai dalam menjalankan protokol kesehatan di sekolah. Sebelum sekolah dibuka harus dipastikan lingkungannya bersih, tersedia sarana air mengalir dan sabun untuk sering mencuci tangan. Pengawasan yang ketat dalam hal pemakaian masker dan menjaga jarak juga harus dilakukan.

Mengingat 2021 tidak lama lagi, sementara pandemi belum menunjukkan penurunan, maka pembelajaran tatap muka belum tentu dapat dilakukan seratus persen. Pemerintah daerah dapat mempertimbangkan untuk menyelenggarakan pembelajaran separuh tatap muka dan separuh secara daring. Yang penting pendidikan anak tidak tertinggal dan protokol kesehatan tetap dapat dijalankan.

24
November

Sebagai negara maritim, masyarakat Indonesia mengenal beragam metode penangkapan ikan. Ada yang memancing, menjala, menombak ikan hingga membuat lingkaran di laut. Metode dengan dengan cara membuat lingkaran ini merupakan tradisi suku Kei yang tinggal di Kabupaten Maluku dan Kota Tual. Tradisi turun temurun ini pun hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat dan kini menjadi daya tarik wisata.

Wer Warat atau tarik tali adalah tradisi menangkap ikan dengan cara tradisional dari masyarakat suku Kei dengan memanfaatkan rotan yang dililitkan janur kuning kelapa. Rotan yang sudah dililit janur kuning kelapa akan dibentangkan di laut oleh kelompok warga, kemudian bentangan tersebut ditarik ke arah darat hingga membentuk lingkaran.
Dari lingkaran tersebut, warga membentuknya menjadi lingkaran kecil
untuk mengarahkan ikan yang berada dalam lingkaran masuk kedalam satu tempat yang disebut sero yaitu tempat warga akan mengambil ikan.

ikan yang didapatkan dari Tradisi Wer Warat, akan dikumpulkan dan kemudian dibagi ke masyarakat yang hadir pada acara tersebut. Tradisi ini baru saja dilakukan oleh masyarakat Desa Wisata Soinrat , Kecamatan Kei Besar pada 12 dan 13 November kemarin di pulau Karodi. Masyarakat di Ohoi Soinrat sendiri telah mempersiapkan Wer Warat ini selama kurang lebih 3 minggu. Semua material yang digunakan pun merupakan bahan alami yang diperoleh dari hutan. Mulai dari rotan, kayu penyangga, bambu, tali hutan, dan lain-lain.



23
November

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Kamis lalu (19/11) memutuskan menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%, kemudian suku bunga deposit facility  menjadi 3%, dan suku bunga lending facility menjadi 4,5%.
Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. 
Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk dukungan Bank Indonesia kepada pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN 2020. 

Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyokeputusan tersebut melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. Selain itu, penurunan suku bunga juga untuk memperkuat strategi operasi moneter untuk mendukung kebijakan moneter yang akomodatif. Keputusan untuk menurunkan suku bunga tersebut juga mempertimbangkan beberapa indikator yang membaik pada Oktober 2020. Di antaranya mobilitas masyarakat, penjualan makanan dan penjualan online, Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur, dan pendapatan masyarakat. Faktor eksternal juga menunjukkan indikator perbaikan. Di antaranya neraca pembayaran pada kuartal III 2020 yang surplusdidorong oleh perbaikan transaksi berjalan dan transaksi modal finansial.

Diturunkannya suku bunga acuan perbankan diharapkan dapat menurunkan suku bunga kredit untuk mendorong ekonomi. Kinerja ekspor kini  mulai meningkat, jadi sudah saatnya perbankan mulai memberikan kredit kembali ke dunia usaha. Upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia  perlu didukung agar Indonesia bisa bangkit dari perlambatan ekonomi saat ini.