VOI WARNA WARNI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK–UB) mempunyai sebuah sekolah selam yang berafiliasi dengan Scuba School Internasional Indonesia (SSI Indonesia) yang diberi nama Fisheries Diving School. Sekolah selam ini meraih penghargaan internasional untuk kategori Excellence Ecology Training Centre Award dari Scuba School Internasional (SSI) Indonesia. Penghargaan akan diserahkan dalam kegiatan Deep and Extream Indonesia pada April mendatang. Penghargaan tersebut diberikan kepada FDS atas upayanya dalam mengembangkan kompetensi akademik di bidang ekologi laut.
Beberapa upaya yang telah dilakukan FDS, antara lain memberikan pelatihan bagi akademisi, peneliti, birokrat dan juga masyarakat nelayan untuk mengidentifikasi kondisi ekosistem di sebuah wilayah. Menurut Sekretaris Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPPM) FPIK UB, Citra Satrya Utama Dewi, penghargaan tersebut diberikan kepada FDS atas upayanya dalam mengembangkan kompetensi akademik di bidang ekologi laut. Materi pelatihan yang diberikan juga beragam. Mulai dari ekologi kelautan, ekologi paus, ekologi penyu, ombak, hingga arus pasang dan surut. Tidak hanya itu. Sekolah Selam FPIK UB juga berperan aktif dalam kegiatan masyarakat di bidang kelautan. Selain itu juga berkontribusi pada seni 'Festival Bangsring Underwater' dalam bentu monitoring ikan nemo selama 48 jam.
Dengan penghargaan ini, FDS juga dinobatkan sebagai salah satu dari 137 dive center di Indonesia yang dipercaya memilki kualitas unggul untuk penyelenggaraan pelatihan selam berbasis ekologi laut. Sekolah selam ini dibangun sebagai sebuah bentuk komitmen FPIK UB untuk mencetak sarjana perikanan dengan keterampilan unggul yang dibuktikan oleh lisensi atau sertifikat pendamping ijazah.
Tarempa merupakan nama ibukota Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Kuliner Mie Tarempa menjadi salah satu ikon kuliner di kota Tarempa yang wajib dicoba, jika anda bertandang ke Anambas. Nama Tarempa diambil dari nama kota Tarempa. Kuliner ini sangat unik karena diolah dengan menggunakan bahan dasar yang berbeda dari masakan-masakan mie khas Indonesia lainnya. Meski diliat sekilas, Mie Tarempa tampak seperti olahan mie khas Aceh atau seperti pasta fetuccini yang disiram dengan saus Bolognese.
Wilayah Anambas terkenal akan hasil lautnya, terutama ikan tongkol. Ikan inilah yang selalu hadir dalam kuliner-kuliner khas Anambas termasuk kuliner Mie Tarempa. Mie Tarempa menggunakan mie yang teksturnya seperti mie telur dengan warna kuning dan bentuknya pipih, mirip seperti pasta fetuccini dari Italia. Mie Tarempa punya rasa asam manis yang sedikit pedas di mulut. Kuahnya pun ringan walau cukup berminyak.
Kuliner Mie Tarempa yang asli adalah yang dimasak kering dengan topping ikan tongkol. Sejalan dengan perkembangan waktu, kini Mie Tarempa hadir dalam tiga bentuk olahan yaitu Mie Tarempa kering, Mie Tarempa basah dan Mie Tarempa kuah. Toppingnya pun lebih beragam dengan aneka pilihan seafood atau daging sapi. Seporsi Mie Tarempa bisa anda nikmati dengan harga yang cukup terjangkau, yakni 15-25 ribu rupiah.
VOI WARNA WARNI Pemerintah Kabupaten Tabanan kembali menggelar Tanah Lot Art & Food Festival pada 13 hingga 15 Maret 2020. Festival tahunan ini dimeriahkan dengan Okokan kolosal pertama dan peserta terbanyak yang diselenggarakan di Pantai Tanah Lot. Bupati Kabupaten Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, kegiatan menghadirkan 1.000 seniman di pantai Tanah Lot Bali. Ia menjelaskan, yang paling menarik dari Tanah Lot Art & Festival tahun ini adalah penampilan Okokan kolosal. Okokan kolosal ini adalah parade okokan pertama dengan peserta terbanyak yang diselenggarakan di Pantai Tanah Lot. Festival ini bukan milik pemerintah, tapi milik seluruh masyarakat Tabanan. Okokan adalah salah suatu alat musik bunyi-bunyian yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu yang dilobangi hampir menyerupai kentongan, tetapi didalamnya diisi pemukul yang disebut palit.
Sebanyak 1.000 seniman tumpah ruah memenuhi pantai Tanah Lot, Bali. Keramaian tidak hanya terlihat dari barisan para seniman tapi juga di pinggir jalan yang dipadati turis lokal maupun internasional. Penampilan Okokan Kolosal berlangsung selama 10 menit. Festival ini bertujuan semakin mengenalkan Tanah Lot sebagai destinasi wisata berkelas internasional. Dalam sehari, Tabanan biasanya dikunjungi 7.000 hingga 9.000 pengunjung. Karena pandemi, saat ini hanya dikunjungi 5.000 sampai 6.000 pengunjung per hari. Bupati Eka berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mempromosikan pariwisata Tabanan agar bisa pulih pasca wabah virus Corona ini.
Bupati Eka berharap festival ini mampu menjauhkan virus corona dari Tabanan. Okokan punya filosofi menjauhkan penyakit dan hama, serta mendatangkan rejeki. Intinya menghilangkan energi negatif dan menggantinya dengan energi positif. Dia berharap persembahan Okokan ini bisa menjauhkan Virus Corona dari Bali, khususnya Tabanan dan mendatangkan kembali para wisatawan. Pada acara tersebut turut hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga Darmawati dan Wakil Gubenur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.
Pulau Bali akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Festival dan Seminar Wayang Internasional 2020. Acara tersebut rencananya dihadiri perwakilan dari 100 negara di dunia pada 13-19 April 2020. Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, melalui agenda internasional tersebut, ia mengharapkan mampu membantu mempromosikan Bali dan sekaligus membantu pariwisata Bali di tengah isu virus covid-19 belakangan ini. Rangkaian kegiatan akan dilaksanakan 13-19 April 2020 di sejumlah lokasi wisata di Kabupaten Gianyar, Denpasar, dan Tabanan. Untuk acara pembukaannya direncanakan di Lapangan Astina, Gianyar. Sementara untuk kongres akan dilaksanakan di Sanur, Denpasar, dan seminar imternasional akan menggandeng kampus ISI Denpasar. Kongres UNIMA tersebut akan menghasilkan 'Bali Declarations' sebagai landasan untuk menjadikan kesenian wayang sebagai bagian dari resolusi PBB.
Wayan Koster mengatakan, pemerintah Provinsi Bali ke depan akan lebih berperan dalam mengangkat lagi kesenian wayang ini di tengah perkembangan zaman. Bali sangat butuh wayang dan dalang, terlebih sosok dalang banyak diperlukan seperti saat acara tiga bulanan anak, ritual upacara dan lainnya. Terkait kesenian wayang, Koster melihat peminatnya di Bali sudah menunjukkan tren penurunan. Apalagi ditambah masuknya kesenian modern dari luar yang turut menggerus keberadaan kesenian wayang dan ketertarikan generasi muda untuk menggeluti profesi sebagai dalang.
Pergelaran wayang, di sisi lain, juga mampu menjadi sarana untuk memberikan hiburan hingga sarana untuk menuangkan kritik sosial yang membangun. Sementara itu, Presiden UNIMA Indonesia TA Samudro Sriwijaya mengatakan Festival Wayang Internasional yang akan diikuti perwakilan dari 100 negara di dunia itu akan menghadirkan sekitar 100 peserta. Semuanya memiliki kesenian sejenis wayang yang dinaungi oleh organisasi UNIMA International, yang berpusat di Paris, Prancis. Melalui festival ini juga jadi kesempatan bagi dalang dan seniman wayang lokal untuk tampil di panggung internasional.