Suprapto

Suprapto

16
January

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh anak bangsa. Tepatnya 5 Januari 2020 kemarin, empat siswa SMK(Sekolah Menengah Kejuruan)  NU Banat Kudus menjuarai ajang bergengsi Grand Prix Sakura Collection “Asia Students Awards 2020” di Atrium Jewel Changi Airport, Singapura. Prestasi siswa Indonesia tersebut dipersembahkan oleh Dania Pulungan (Juara 2), Najla Mufida (Juara 3), Salsabila Nizatin (Juara 4) dan Fira Aulia (Juara 5).

Salah satu juara dalam ajang Grand Prix Sakura Collection “Asia Students Awards 2020”, Dania Pulungan mengusung konsep “SHINOGIRI” yaitu kolaborasi ide dari “SHINOBI x ONIGIRI”. Shinobi merupakan nama lain dari ninja dan onigiri adalah salah satu jenis street food populer di kalangan masyarakat Jepang. Dania menyatakan, proses kreatif yang mengantarkannya menjadi juara dimulai sejak beberapa bulan lalu dengan mencari konsep desain yang tepat sesuai dengan tema kompetisi ini.

Akhirnya Ia mengambil ide “SHINOGIRI”, karena dua elemen tersebut mempunyai daya tarik warna monokromatik yang bersatu padu hingga dapat membuahkan look yang bersifat Urban dan Streetwear.

Lebih lanjut Dania menjelaskan bahwa, Warna Hitam pada Shinobi melambangkan gagah, tak terlihat dan menyelinap. Lalu untuk warna putih pada onigiri melambangkan arti bersih dan suci. Dua filosofi warna yang sangat menarik untuk dijadikan Urban Streetwear.

Keempat siswa SMK tersebut tak mudah untuk meraih gelar juara di ajang yang sudah diselenggarakan tujuh tahun berturut-turut ini. Di fase awal kompetisi yakni November 2019, para siswa SMK NU Banat Kudus harus mencari ide dan mengirimkan konsep desain mereka ke penyelenggara. Mereka harus bersaing dengan ribuan peserta dari berbagai sekolah fashion dari enam negara di Asia Tenggara. Hasilnya, SMK binaan Djarum Foundation ini sukses mengirimkan 7 siswa dari 10 finalis yang mewakili Indonesia untuk memperebutkan hadiah berkolaborasi dengan proyek Citizen Eco Bag dan pengalaman belajar di Esmod Japon, Tokyo.

 

 

16
January

Berwisata ke Sumbawa Besar, ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat, ada Desa Wisata Datu Dulang yang bisa anda kunjungi. Desa yang berada di ketinggian 850 meter di atas pemukaan laut, dengan suhu berkisar 18 hingga 21 derajat celcius menawarkan suasana alami pedesaan dengan udara yang sejuk. Berkunjung ke Desa Wisata ini, anda bisa menyaksikan lanskap kota Sumbawa Besar, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora. Desa Wisata Batu Dulang terletak sekitar 26 kilometer dari arah kota Sumbawa Besar ke selatan. Desa ini bisa dijangkau dalam waktu sekitar 45 menit.

Berkeliling di Desa Wisata Batu Dulang, anda bisa mendengarkan kicauan puluhan jenis burung di sepanjang jalan desa. Ada 25 jenis burung di Batu Dulang. Diantaranya punglor, sameong, pelatuk, kenenang kuning, burung kipas, dan burung Hantu. Di desa ini, anda bisa bergabung dengan aktivitas warga, yang memproduksi kopi arabika dan robusta dengan cara tradisional. Anda juga bisa menyinggahi galeri UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) setempat, berupa hasil hutan, seperti madu, kopi, minyak kemiri dan buah-buahan di antaranya manggis. Di Batu Dulang, tersedia paket wisata panen hingga pengemasan madu dan kopi bubuk, kunyit, serta buah kemiri menjadi minyak. Desa ini juga penghasil madu hutan yang berkualitas karena hutannya masih sangat baik sebagai sumber pakan lebah hutan. Desa Wisata Batu Dulang merupakan desa pertama yang menerapkan panen lestari madu hutan dan dengan teknik tiris madu tanpa peras tangan, dibawah pembinaan Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) sejak 2008 lalu hingga sekarang.

Berwisata di Desa Batu Dulang, anda juga dapat menikmati kesejukan air terjun Tiu Dua. Dari Desa Batu Dulang, jarak lokasi Air Terjun Tiu Dua, sekitar tiga kilometer atau kurang lebih lima menit bersepeda motor lalu dilanjutkan jalan kaki 25 menit. Ketinggian air terjun itu sekitar delapan meter. Di atas air terjun tersebut terdapat dua kolam besar yang bisa digunakan untuk mandi. Di Desa Batu Dulang juga menyiapkan beberapa menara untuk swafoto, bagi anda yang suka berfoto. Di desa wisata ini tersedia empat homestay yang masing-masing memiliki tiga kamar. Tarifnya Rp75.000 semalam.

14
January

Ketupat atau Kupat merupakan makanan khas Indonesia berbahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur). Biasanya makanan ini hadir dalam perayaan agama seperti Idul Fitri dan disantap dengan lauk pauk lainnya. Masyarakat Indonesia mengenal beragam jenis Ketupat dan setiap daerah punya ciri khasnya masing-masing. Kalau anda ke Brebes, Jawa Tengah, anda akan menemukan varian makanan dari Ketupat, yakni Kupat Sableng. Jika kesana, cobalah menikmati makanan bercita rasa pedas dan gurih ini.

kuliner asli Brebes satu ini memadukan ketupat, kuah santan, dan sate blengong sebagai lauk. Sate blengong merupakan sate yang terbuat dari daging Blengong. Blengong adalah unggas perpaduan bebek dan menthok (Itik Serati). Awalnya daging Blengong direndam dengan bumbu santan dan ditusuk menggunakan lidi yang panjang. Setelah bumbu meresap, sate kemudian dibakar dengan arang. Saat anda membeli kupat Sableng, anda bisa meminta berapa banyak jumlah cabai yang akan dicampurkan dalam bumbu kuah ketupat. Bagi anda pencita makanan pedas, anda bisa meminta banyak cabai untuk ditambahkan. Bagi yang tidak suka, anda cukup minta sedikit cabai, atau tidak sama sekali.

Ketika ketupat disantap, rasagurih khas kuah santannya yang bercampur pedasnya cabai begitu terasa. Sate blengong dengan teksturnya yang lembut saat dikunyah menjadi pelengkap cita rasa. Bagi anda yang tertarik menikmati kuliner ini, ada banyak warung makan yang menjajakan Kupat Sableng di Brebes. Biasanya kupat ini dijual sore hingga malam hari, karena memang menjadi menu makanan malam disana. Harganya relatif murah. Untuk ketupatnya dijual seharga Rp 7.000. Harga satenya, Rp. 5000 per tusuk.

12
January

Wilayah Maluku Utara mempunyai keindahan yang luar biasa, salah satunya adalah pulau Dodola, yang terletak di wilayah Morotai, Maluku Utara. Tempat wisata ini merupakan wilayah yang luar biasa cantik, yang akan membuat anda tidak henti mengaguminya . Pulau Dodola adalah pulau yang tidak berpenghuni..

Pulau Dodola ini memang layak disebut surga. Pulau ini terdiri dari Pulau Dodola Besar dan Pulau Dodola Kecil. Kedua pulau ini hanya tersambung saat laut sedang surut dan membentuk jalan pasir, sehingga tampak seperti jembatan yang tersembunyi. Karena indahnya tempat wisata ini, pemerintah daerah setempat menyebut Pulau Dodola sebagai mutiara di bibir pasifik.

Apabila anda sedang berada di Ternate, untuk menuju ke pulau Dodola ada tiga rute dan alternatif transportasi yang bisa digunakan. Pertama dengan pesawat Cessna rute Ternate-Morotai , dengan waktu keberangkatan satu minggu tiga kali. Lama perjalanan kurang lebih 45 menit. Kemudian dilanjutkan dengan speedboat dari Kota Morotai menuju Pulau Dodola. Sedangkan alternatif ke dua dengan menggunakan kapal dari pelabuhan Ahmad Yani di Ternate, dengan keberangkatan setiap hari Jum at malam dan Rabu malam. Waktu yang dibutuhkan sekitar 8 sampai 9 jam, kemudian dilanjutkan dengan speed boat menuju Pulau Dodola. Pilihan ke tiga adalah dengan naik kapal ferry dari Ternate menuju Sofifi di Pulau Halmahera dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Lalu dilanjutkan ke kota Tobelo , dengan lama perjalanan sekitar 3-4 jam, baru dilanjutkan dengan speedboat selama 2 jam ke pulau Morotai. Tapi alternatif yang terakhir ini cukup menguras waktu tenaga dan uang.

Berjalan kaki dari Pulau Dodola besar ke pulau Dodola kecil memerlukan waktu sekitar 15 menit. Keindahan kedua pulau ini tidak jauh berbeda. Pasir pantainya sangat putih dan sehalus bubuk. Dijamin anda betah berlama-lama berjemur di pinggir pantai. Pemandangan lautnya yang hijau, jernih dan kebiru-biruan, akan menambah kekaguman anda.

Pulau Dodola juga memiliki 13 spot menyelam dengan pemandangan bawah laut yang menawan. Kawasan ini disebut juga surga bagi para penyelam. Selain olah raga selam, anda juga bisa melakukan snorkeling di sini, di laut yang sangat bening seperti kaca. Kegiatan lain yang dapat juga anda lakukan di sini adalah berenang dan memancing. Keindahan terumbu karang, beragam jenis ikan juga menambah indahnya tempat ini. Bahkan di sini anda juga bisa menikmati berbagai peninggalan masa lampau, yaitu peninggalan masa Perang Dunia ke II yang ada di tempat ini, seperti puing-puing pesawat sekutu dan jeep perang, serta patung Jendral Douglas MC Arthur yang memimpin pendaratan pasukan sekutu di Morotai pada waktu perang dunia II. Tidak itu saja, sensasi matahari terbit di pulau Dodola ini juga sangat menakjubkan.

Jika anda lapar, anda tidak perlu khawatir, karena hidangan makanan di Morotai di dominasi oleh sajian seafood. Oleh karena itu, bagi penyuka hidangan laut, tempat ini adalah surganya.

Apabila anda ingin menikmati pemandangan yang sangat indah di tempat yang tidak terlalu ramai pengunjung, pulau Dodola di Maluku Utara bisa menjadi pilihan anda .