Suprapto

Suprapto

02
February

VOI WARNA WARNI Pacu Itiak, atau Pacu Itik  (Flying Duck Race)  merupakan salah satu tradisi unik Anak Nagari yang terdapat di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Untuk melestarikannya, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh memasukkan Pacu Itiak dalam daftar 35 event pariwisata Sumbar tahun 2020 ini.

Plt Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh, Andiko Jumarel beberapa waktu lalu mengatakan momentum ini akan dimaksimalkan oleh pihaknya untuk memperkenalkan tradisi ini baik di tingkat nasional maupun internasional. Lomba ini tidak akan ditemukan di daerah lain, karena umumnya masyarakat menggunakan sapi atau kerbau sebagai hewan untuk berpacu, namun masyarakat Payakumbuh menggunakan itik sebagai hewan untuk dilombakan.

Media yang digunakan sebagai media dalam Pacu Itiak adalah sawah.  Olahraga tradisonal ini terus berkembang, sehingga  masyarakat membuat gelanggang khusus untuk tempat itik-itik berpacu. Seperti perlombaan pada umumnya, Pacu Itiak  juga memiliki aturan main. Salah satu peraturan yang paling umum adalah usia itik yang ikut lomba harus berkisar antara 4 sampai 6 bulan. Itik-itik yang sudah terlatih dan dapat terbang tinggi diikutsertakan dalam lomba ini. Melihat besarnya animo masyarakat maka olah raga pacu itiak dikelola secara profesional dan dibentuk Persatuan Olahraga Pacu Itiak (PORTI).

Andiko Jumarel menjelaskan, dahulunya Pacu Itiak dilakukan oleh para petani dan para pemuda sebagai hiburan untuk melepas penat setelah pulang dari sawah atau kebun. Tradisi Pacu Itiak diperkirakan sudah mulai digelar Anak Nagari semenjak ratusan tahun silam. Selama ini, pihak Disparpora terus berupaya menjadikan Pacu Itiak sebagai daya pikat bagi  wisatawan. Misalnya dengan menggelar lomba ini  dalam berbagai event nasional maupun internasional yang digelar di payakumbuh, salah satunya pada rangkaian Tour De Singkarak.

30
January

Solo Great Sale kembali digelar tahun ini. Solo Great Sale (SGS) merupakan event tahunan yang digelar oleh Pemerintah kota (Pemkot) Surakarta dan Kamar Dagang (KADIN) Solo untuk merespon bulan low season (perlambatan perekonomian) yang terjadi pada pelaku dunia usaha di Solo. Masa low season biasanya terjadi di Bulan Februari dimana perputaran bisnis berada pada titik rendah. Oleh karena itu Pemkot Surakarta dan Kadin Solo berupaya membuat event Solo Great Sale untuk menjawab kegelisahan dunia bisnis di Kota Solo. Dengan adanya event Solo Great Sale ini diharapkan dapat membangun kembali aktivitas perputaran bisnis yang terjadi di Solo dan juga untuk meningkatkan jumlah wisatawan Solo.

 

SGS 2020 akan diadakan mulai tanggal 1 hingga 29 Februari. Sekretaris Panitia SGS 2020 David R Wijaya mengatakan, SGS 2020 akan diikuti lebih dari 7.000 pelaku bisnis dari berbagai bidang usaha, mulai dari transportasi, perhotelan, usaha kecil dan menengah (UKM) hingga pasar tradisional. David menyampaikan, target nilai transaksi SGS tahun ini mencapai angka Rp 700 miliar. Nilai transaksi itu naik dari event tahun sebelumnya sebesar Rp 600 miliar. Solo Great Sale akan diramaikan dengan berbagai event di Kota Solo diantaranya, Grebeg Sudiro, Perayaan Imlek, Kirab Budaya, dan lainnya. 

 

Wisatawan yang hendak berbelanja di Solo Great Sale 2020, diharapkan mengunduh aplikasi 'Solo Sale' di ponsel berbasis Android. Dengan memiliki aplikasi, maka wisatawan bisa memasukkan transaksi secara mendiri, mengunggah bon belanja, dan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan hadiah. Ada pula fitur informasi promosi di sekitar toko tempat wisatawan itu belanja. Selain itu, pemerintah Solo memberikan insentif bagi hotel dan restoran yang turut serta dalam program Solo Great Sale berupa potongan pajak sebesar 30 persen. Pemberian intensif ini agar  tingkat okupansi hotel meningkat.

 

 

30
January

Bima merupakan salah satu kabupaten di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Secara historis Kota ini merupakan pusat Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima menawarkan wisata budaya dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Disana ada Asi Mbojo (istana kesultanan), kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara keagamaan. Disamping kaya akan wisata budaya, Bima juga punya daya tarik wisata alam. Letaknya di bibir Teluk, membuat Bima dianugerahi deretan wisata bahari yang Indah. Salah satunya Pantai Wane. 

Pantai Wane berada di Desa Tolotangga, Kecamatan Monta. Jaraknya sekitar 6 kilometer dari bandara Sultan Muhammad Salahudin. Pantai Wane memiliki pasir putih yang terbentang luas dengan ombak dan air lautnya yang jernih. Berwisata ke pantai ini, anda bisa menikmati kesegaran airnya dengan berenang. Atau bermain-main di pasir pantainya yang putih. Bagi anda yang ingin memacu adrenalin, anda bisa mencoba surfing di pantai ini.

Daya tarik pantai Wane terletak pada atraksi lumba-lumba yang melompat di atas gelombang air. Untuk wisata lumba-lumba, anda harus menyewa kapal nelayan satu hari sebelum berangkat. Waktu terbaik untuk menonton atraksi Lumba-lumba ini adalah pagi hari, sekitar pukul 9 pagi. Jarak tempuh untuk melihat atraksi lumba-lumba tersebut hanya butuh waktu setengah jam menggunakan sampan boat. Pantai Wane dilengkapi dengan lahan parkir yang luas dan deretan rumah makan.

29
January

Jambi memiliki potensi wisata alam yang sangat indah. Baik dari alam maupun budayanya. Banyak destinasi wisata di Jambi yang bisa dieksplor, mulai dari  gunung, danau, air terjun, air panas, gua, geopark ataupun berbagai wisata modern yang kini tengah dikembangkan. Salah satunya Telaga Biru yang ada di Desa Tanjung Alam, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi. Telaga ini berada di ketinggian 2033 Meter diatas permukaan laut, masih termasuk kawasan Hutan Produksi Lainnya (HPL) yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Wisatawan yang datang ke sini akan disuguhi keindahan alam yang khas. Airnya berwarna biru dan jernih. Anda bisa melihat hingga ke dasar telaga. Udaranya juga sejuk karena dibalut rimbunnya pepohonan yang ada di sekitarnya

Ada juga pohon tumbang yang membentang di antara telaga biru, pohon itu dijadikan sebagai jembatan menuju pondok yang sudah dibangun oleh warga setempat untuk beristirahat. Keberadaan pohon tumbang itu justru menjadi spot menarik untuk mengambil angel foto yang instagramable. Menurut cerita warga setempat, telaga ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga Desa Tanjung Alam yang sedang berburu burung di sekitar hutan adat. Salah satu warga tersebut kemudian menceritakan penemuannya itu ke warga desa lain. Namun Bupati Merangin menggantinya menjadi danau Biru ketika ia berkunjung tahun 2016 lalu.

Dari Kota Jambi, Anda bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat menuju Kabupaten Merangin. Dari pusat kota Kabupaten Merangin, yaitu Bangko, Anda harus menempuh perjalanan lagi ke Desa Tanjung Alam, Kecamatan Sungai Tenang. Karena letak Telaga Biru ada di sekitar Gunung Masurai, Anda harus menempuh lagi perjalanan dengan berjalan kaki selama kurang lebih 1-2 jam. Selain menyiapkan fisik yang sehat, Anda juga disarankan membawa perbekalan yang cukup. Lebih asyik jika berkunjung ke sini ramai-ramai dengan teman-teman, jadi perjalanan akan terasa lebih menyenangkan. Dari Desa Tanjung Alam Jangkat, perjalanan menuju Telaga Biru dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 7 jam, atau 3 jam dengan menggunakan kendaraan roda dua.

Belakangan ini Telaga Biru lumayan viral di sosial media. Masyarakat sekitar sering menyebutnya sebagai Telaga Hijau, lantaran airnya berwarna biru dengan sedikit corak kehijauan. Pemandangan lain yang tak kalah menarik di sini adalah deretan lumut hijau di dasar telaga.

Tampak begitu mempesona, berpadu apik dengan
warna air yang sangat unik. Lokasi Telagai Biru memang cukup tersembunyi di dalam hutan, sehingga tidak banyak orang tahu soal keberadaannya. Namun jangan salah, tempat ini sangat asri dan sejuk. Jika Anda berniat melepas penat dengan mengagumi pesona alam, destinasi ini adalah pilihan tepat.