ofra voi

ofra voi

29
April

Malam Badendang, sesuai dengan artinya yaitu “malam bergoyang,” merupakan tradisi turun temurun masyarakat Maluku yang diisi dengan bernyanyi dan menari bersama keluarga serta kerabat yang biasanya dimulai setelah jam 12 malam dan berlangsung semalaman. Tradisi ini menjadi sarana berkumpul keluarga dan juga menciptakaan kebersamaan yang akrab dalam hidup bermasyarakat.

orang Maluku menyebut tradisi ini beragam, karena hampir sebagian besar suku yang ada di Maluku melakukannya. Tradisi Malam Badendang biasanya dilakukan pada hari-hari raya keagamaan, baik Islam maupun Kristen. Meskipun demikian Tradisi Malam Badendang tidak identik dengan tradisi ritual keagamaan.

Acara ini biasanya diadakan oleh anak muda untuk menciptakan nuansa kekeluargaan pada momen-momen tertentu seperti Natal, Idulfitri, Hari raya kurban, termasuk untuk memeriahkan acara pernikahan, wisuda, maupun kumpul-kumpul keluarga.

lagu-lagu yang biasanya dibawakan adalah lagu-lagu yang lincah dan semangat. Selain bernyanyi, para anggota keluarga juga menarikan tarian-tarian daerah seperti, Tarian Katerji dan Orlapei. Selama acara berlangsung, disuguhkan pula makanan khas Maluku yang bisa disantap oleh peserta acara. Malam Badendang menjadi malam yang panjang bagi keluarga Maluku namun diisi dengan kebahagiaan dan kebersamaan yang meriah bersama anggota keluarga.

25
April

pada tanggal 26 hingga 30 April, Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar acara Sabang Marine Festival (SMF) 2019 di pulau Weh, kota Sabang, Aceh. Gelaran tahunan internasional ini sudah diadakan sejak tahun 2016,  untuk mewujudkan Sabang sebagai destinasi bahari dunia. Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan SMF 2019 menjadi ajang pertemuan klub yacht dari dalam dan luar negeri sekaligus promosi pariwisata Aceh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin berharap melalui kegiatan ini, kota Sabang menjadi wilayah yang kerap disinggahi oleh kapal cruise/yacht selain kota Phuket di Thailand dan kota Langkawi di Malaysia.

tercatat ada 23 yachter yang mendaftar untuk mengikuti agenda internasional tersebut. Mereka berasal dari Perancis, Amerika, Australia, Thailand, dan Singapura. Tahun ini Sabang Marine Festival, tidak hanya menunjukkan keindahan panorama alam saja, namun juga akan menghadirkan ragam budaya lokal pada wisatawan. Sehingga para turis merasakan pengalaman yang berbeda dan dapat  berinteraksi langsung dengan budaya lokal Aceh. Tahun ini, wisatawan yang kebanyakan para Yachter akan diajak ke desa wisata yaitu ke Desa Jaboi, Aneuk Laot, dan Desa Krueng Raya. Mereka akan diperkenalkan dengan kebudayaan lokal. Misalnya di Desa Jaboi para wisatawan dapat melihat secara langsung cara membuat ikan kayu, membuat kopra dengan mengukur kelapa, hingga mengikuti pertandingan rakyat. Di Desa Aneuk Laot , para pengunjung disuguhkan cara membuat kue tradisional dan atraksi budaya. Sementara di Desa Krueng Raya akan diperlihatkan proses pembuatan ikan asin dan dijadwalkan makan siang bersama masyarakat setempat. Semua ini dikemas sebagai kolaborasi halal tourism di Banda Aceh dan bahari tourism.

 

Selain kota Sabang, wisatawan juga diajak keliling kota Banda Aceh untuk melihat situs tsunami dan mengenalkan halal tourism. Pada Sabang Marine Festival tahun ini juga akan diisi oleh berbagai kegiatan, yaitu seremoni pembukaan, makan malam, city tour, paramotor show, hingga fun bike–fun walk. Event ini tentu berpengaruh positif  pada peningkatan pendapatan masyarakat di bidang jasa pemandu wisata, transportasi, atraksi, wisata kuliner, atraksi wisata, dan paket wisata

25
April

22 April kemarin, Kementerian Pertanian (Kementa) Republik Indonesia meresmikan Musem Tanah dan Pertanian. Ini adalah Museum Pertanian pertama Indonesia berskala internasional. Acara ini juga dihadiri mantan menteri dan wakil menteri Pertanian pada berbagai masa. Menteri Pertanian periode 2009 hingga2014, Suswono berharap, dengan kehadiran museum ini dapat memacu semangat para kaum milenial untuk dapat terlibat di bidang pertanian. Karena, menurutnya sampai sekarang bisnis di bidang pertanian merupakan bisnis menjanjikan.

berlokasi di di Jalan Juanda Bogor Jawa Barat, Museum Tanah dan Pertanian ini terdiri dari 4 Gedung Utama. Museum Tanah terletak di Gedung A dan Museum Pertanian di gedung C dan D. Dengan tema “bertolak Dari Masa Lalu, Menapak ke Masa Depan” (Connecting the past to the future), Museum Tanah dan Pertanian mengajak siapapun yang datang untuk menelusuri perkembangan pertanian Indonesia dari waktu ke waktu. Konsep Museum ini sangat unik, jauh dari kesan monoton dan kuno. Museum Tanah dan Pertanian memang dibuat sedemikian rupa agar interaktif, edukatif dan juga instagramble.

Gedung C Museum ini punya 3 lantai. Lantai 1 adalah Galeri Pangan dan peradaban pertanian, lantai 2 untuk Galeri kebijakan dan komoditas. Lantai 3 merupakan galeri pertanian masa depan. Sedangkan Gedung D punya 4 lantai. Diantaranya lantai 1 sebagai arena bermain anak dan keluarga. Lantai 2 galeri peternakan dan lantai 3 adalah galeri peternakan dan sinema. Disini, anda bisa menonton film tentang peternakan. Menariknya, di lantai 3 ini, anda juga bisa melihat bagaimana penggunaan teknologi di perkembangan teknologi 4.0 di Indonesia.

Kini proses mekanisasi pertanian sudah menggunakan drone, aplikasi market smart farming hingga traktor tanpa awak dengan system GPS (Sistem Pemosisi Global). Anda juga dapat mencicipi kopi, teh, dan kakao khas Indonesia di area coffe corner yang tersedia. Di lantai 4 (rooftop), ada juga saung, dimana anda bisa mendapatkan aneka bibit hidroponik dan tanaman buah sambil melihat langsung Gunung Salak dan Gede Pangrango dari atas gedung. Bagi anda yang tertarik mengunjungi Museum Tanah dan Pertanian, berkunjunglah saat ini, karena sampai 3 bulan kedepan, tiket masuk museum ini masih digratiskan.

24
April


Menelusuri kepulauan Togean akan menjadi suatu pengalaman traveling yang tidak akan terlupakan. Destinasi utama di Pulau Sulawesi ini akan menyuguhkan keindahannya dalam petualangan anda. Banyak yang tidak mengetahui bahwa di Sulawesi Tengah terdapat pulau yang sangat indah. Pulau ini terletak di Teluk Tomini yang merupakan teluk terbesar di Indonesia. Pulau Togean telah diresmikan pemerintah sebagai taman nasional (Kepulauan Togean National Park ) pada tahun 2004. Secara administrasi wilayah ini berada di KabupatenTojo Una-una.

Tidak kalah dengan pulau Bunaken, kepulauan Togean juga dikenal kaya akan terumbu karang yang jadi pusat keberagaman flora dan fauna di seluruh dunia, dan terdapat berbagai biota laut yang langka dan dilindungi. Terumbu karang di Kepulauan Togean kaya akan keaneka ragaman hayati laut dengan 4 type terumbu karang, yaitu karang tepi (fringing reef), karang penghalang (barrier reef), karang tompok (patch reef), dan karang cincin (atoll). Pulau ini cocok dijadikan tempat untuk berbulan madu. Pemandangannya sangat indah dengan suasananya sangat tenang, jauh dari keramaian dan kebisingan dan di saat senja pantainya syahdu. Pulau ini cocok untuk olahraga laut karena ombak landai dan tenang, aman untuk berenang dan menyelam. Ditambah lagi air lautnya biru dan pasir putih nan indah.

Beberapa aksi wisata yang dapat dilakukan di Kepulauan Togean antara lain: menyelam dan snorkeling di Pulau Kadidiri, memancing, menjelajah alam hutan yang ada di dalam hutan yang ada di  Pulau Malenge, serta mengunjungi gunung Colo di Pulau Una-una. Wisatawan juga bisa mengunjungi permukiman orang Bajo di Kabalutan. Secara administratif Kepulauan Togean berada di Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk menuju Pulau Togean yang paling mudah adalah melalui Kabupaten Tojo Una-Una yang beribukota Ampan. Namun terlebih dahulu kita ke ibukota Palu menggunakan pesawat baru setelah itu menggunakan transportasi darat dan dilanjutkan naik perahu Kepulauan ini dikenal kaya akan terumbu karang dan berbagai biota laut yang langka dan dilindungi. Dibentuk oleh aktivitas vulkanis, pulau ini ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan yang subur dan rimbun, serta dikelilingi oleh formasi bukit karang. Batu karang dan pantai menyediakan tempat bagi beberapa binatang laut untuk tinggal dan berkembang biak, seperti kura-kura hijau. Kepulauan Togean merupakan sebuah ekosistem pulau-pulau kecil yang sangat strategis di Teluk Tomini dan secara sosial ekonomi mendukung wilayah daratan di sekitarnya, terutama dalam pemanfaatan sumberdaya laut. Hal ini akan memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap terumbu karang yang ada di Kepulauan Togean sehingga perlu dilakukan upaya pengelolaan yang terpadu dan lestari.