Museum Pusaka Nias adalah sebuah museum swasta dan satu-satunya yang terdapat di Kepulauan Nias. Pengunjung museum akan mendapatkan gambaran lengkap tentang warisan budaya Nias, yang sangat unik dan beragam. Museum Pusaka Nias yang terletak di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, saat ini menyimpan koleksi lebih dari 6.000 artefak. Koleksi tersebut berasal antara lain dari pribadi (perorangan), yayasan, pemerintah, bahkan dari museum luar negeri seperti Belanda, Jerman.
Museum ini diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Pada tahun 2014 pendirinya menerima penghargaan sebagai "Pelestari Cagar Budaya dan Museum Terbaik" dari Kementerian Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia.Museum ini dijadikan basis untuk kegiatan pelestarian budaya Nias, mulai dari pengumpulan berbagai artefak budaya Nias, hingga pada pameran artefak, penelitian, penerbitan buku budaya Nias, pengelolaan perpustakaan, penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan budaya, pendokumentasian visual dan audiovisual, mempromosikan potensi destinasi pariwisata di Kepulauan Nias, dan lain sebagainya.
Museum adalah daya tarik wisata utama di Gunungsitoli dan anda dapat menghabiskan beberapa jam di sini. Museum Pusaka Nias memiliki koleksi sebagian besar benda-benda yang berkaitan dengan budaya dan sejarah Nias. Pameran museum ini menampilkan benda-benda yang penting dari koleksi dan bertempat di empat paviliun besar. Pameran ini terbuka untuk umum setiap hari dan menawarkan pengenalan secara mendalam terhadap budaya asli dan sejarah Pulau Nias.
Museum Pusaka Nias terletak di pinggir laut, berhadapan dengan Samudera Indonesia, 20 Km dari Bandar Udara Binaka dan hanya 750 meter dari Pelabuhan Angin. Gunungsitoli merupakan pintu gerbang ke Pulau Nias. Bandara Binaka berjarak 15 km dari kota ini yang dapat Anda capai dengan beberapa rute yaitu melalui Kota Medan. Dari Medan tersedia penerbangan dengan Merpati dan SMAC. Setiap harinya setidaknya ada dua penerbangan, pagi dan siang. Tarifnya berkisar Rp 500.000.
The 21st Jakarta Internasional Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2019, kembali digelar pada 24 hingga 28 April 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Beragam kerajinan lokal Indonesia dipamerkan dalam pameran ini. Tak ketinggalan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Aceh Utara akan memamerkan sejumlah kerajinan tradisional Aceh dalam INACRAFT 2019. Ketua Dekranasda Aceh Utara, Cut Ratna Irawati menyebutkan produk unggulan daerah yang dipamerkan berupa tas Aceh, peci border, kain bordir dan sejumlah aksesosis khas Aceh. Ada pula kain kasab Aceh Utara, aneka perhiasan mulai motif rencong, dan lain sebagainya. Cut Ratna Irawati menambahkan, produk usaha kecil menengah yang dipamerkan itu secara kualitas sudah diakui masyarakat internasional, karena produk itu sudah dijual ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Amerika.
dari sejumlah produk lokal Aceh yang akan dipamerkan dalam INACRAFT 2019, kali ini kami ajak anda untuk mengenal lebih dekat kain Kasab Aceh . Kain Kasab adalah kerajinan tangan sulaman benang emas atau perak khas Aceh yang dijahit tradisional diatas kain beludru. Kain Kasab terdiri dari banyak motif yang pada umumnya berbentuk flora yang disulam bahkan dihiasi dengan manik-manik berwarna emas. Konon jenis kain tradisional ini mewakili status sosial yang belakangan tidak dipermasalahkan lagi. Warna Kuning melambangkan seorang raja, warna merah melambangkan hulubalang raja atau panglima, hijau melambangkan ulama dan hitam melambangkan rakyat jelata.
Bagi masyarakat Aceh, Kasab bukan sebatas dekorasi dan estetika. Namun corak Kasab juga merupakan simbol yang menyiratkan ketaatan beragama yang sudah melebur dengan budaya. Kasab pada umumnya digunakan saat pernikahan, sunatan, aqiqah dan ritual adat lainnya.
Selain diaplikasikan pada tirai, Kasab hadir pada dekorasi lainnya, diantaranya pelaminan, pintu gerbang, alas duduk, langit-langit rumah, kasur, kipas hingga gantungan kunci. Kasab kini tak lagi sebatas dekorasi dalam ritual adat. Namun sudah merambah ke souvenir yang menawarkan cita rasa etnik. Untuk proses pembuatannya sendiri lamanya waktu pembuatan bergantung jenis barang yang dibuat. Harganya pun bergantung jenis barangnya sendiri dan jenis benang yang digunakan. Jika menggunakan benang emas, tentu harganya akan lebih mahal.
Jakarta, Kota dengan beragam etnis maupun budaya masyarakat yang berbaur satu ini menjadi daya tarik orang untuk berbisnis dan mencari penghasilan. Tak ayal lagi, Jakarta menjadi pusat bisnis dan barometer bagi daerah lain di Indonesia. Perpaduan multi etnis dan akulturasi budaya juga sedikit banyak berpengaruh terhadap tradisi asli masyarakat Jakarta. Ragam seni budaya asli yang hampir terlupakan ini mendorong Asosiasi Eksportir dan Pengusaha Handicraft Indonesia (Asephi) untuk melestarikan serta mengembangkannya dengan menjadikan DKI Jakarta ikon INACRAFT 2019. Tanggal 24 hingga 28 April 2019, pameran The 21st Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2019 kembali digelar di Balai Sidang Jakarta Convention Center. Dengan tema “Jakarta Enjoyable Multicultural Diversities”, INACRAFT hadir kembali mempersembahkan keragaman multi etnis dan akulturasi budaya yang berpengaruh pada keindahan seni dan budaya DKI Jakarta.
Inacraft lahir lahir dari pemikiran sederhana dan mulia, untuk memperbaiki kesejahteraan hidup perajin dan pengusaha di bidang kerajinan di Indonesia. The Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) pertama kali diselenggarakan pada April 1999. Dari waktu ke waktu, INACRAFT menjadi salah satu primadona bagi para perajin atau pengusaha kriya, bahkan ditunggu para buyers atau peminat handicraft mancanegara. Pameran ini memberi dampak naiknya nilai ekspor kerajinan tangan Indonesia. Tahun lulu, INACFRAT 2018 telah berhasil mendatangkan 1.022 buyer dari 47 negara dan mencatat 135.000 pengunjung. Tercatat, jumlah transaksi retail mencapai Rp. 139,7 Miliar dan kontak dagang sebesar US$ 10.620.500.
Tahun ini INACRAFT diikuti 1.300 stand dari berbagai daerah di Tanah Air. Tidak hanya menampilkan beragam kerajinan lokal tanah air, menariknya tahun ini INACRAFT memilih Maroko sebagai Country Focus. Dalam pameran tahun ini, INACRAFT 2019 tidak hanya memamerkan produk dari Maroko dan Indonesia, namun juga menciptakan karya-karya gabungan antara seniman Maroko dan Indonesia, sehingga tercipta akulturasi anatar Maroko dan Indonesia.
Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, Indonesia yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bolatingkat internasional. Stadion ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Stadion yang terletak di Ibukota Indonesia ini juga menjadi pusat kampanye calon presiden dan calon wakil Presiden pada masa pemilihan umum di Indonesia.
Pada pemilu 2019, Stadion Gelora Bung Karno menjadi ajang unjuk gigi para kandidat presiden dan wakil presiden Indonesia. Mereka mengerahkan massa pendukung sebanyak mungkin dan semeriah mungkin di Stadion Gelora Bung Karno dan areal kompleks olahraga Bung Karno. Pada musim kampanye tahun ini, Komplek olahraga Bung Karno dijadikan ajang kampanye akbar 2 pasangan calon presiden dan wakil presiden. Untuk pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo – Ma’ruf Amin, mereka memanfaatkan di sesi terakhir masa kampanye pemilu pada Sabtu 13 April. Walau acara dimulai pukul 13.00, massa para pendukung pasangan tersebut telah berdatangan ke Stadion yang pertama kali dibuka pada tahun 1962, sejak pagi hari juga memenuhi area komplek olahraga sekitarnya. Berbeda dengan pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto – Sandiaga Sholahuddin Uno, pada Minggu 7 April pasangan calon presiden dan wakil presiden ini, memulai acara di stadion yang kembali direnovasi jelang Asian Games 2018 ini, sejak pagi hari. Sebelum acara kampanye resmi dimulai, diadakan acara sholat shubuh berjamaah di dalam stadion para peserta kampanye serta diikuti para pendukung ke dua pasangan calon di luar stadion yang meliputi area kompleks olahraga Bung Karno
Stadion ini awalnya memiliki kapasitas tempat duduk sebesar 110.000. Sejak dibangun stadion ini telah mengalami beberapa Kali renovasi. Renovasi terakhir dilakukan pada 2016-2017 untuk menyambut penyelenggaraan Asian Games 2018. Komplek olahraga Bung Karno beserta venu arena olahraga lainnya seperti kolam renang, basebal, Tenis, panahan, bola basket, hoki, Istana olahraga, juga hunian untuk para atlet dan fasilitas lainnya dibangun di awal tahun 60 an. Dibangun dengan jasa bantuan tenaga ahli dari Uni Sovyet, sekarang Rusia, untuk persiapan pesta olahraga negara negara Asia di tahun 1962. Setelah dilakukan renovasi terakhir kapasitas berubah menjadi 76.127.Perubahan ini dikarenakan sebelum semua kursi penonton diganti dengan kursi tunggal dan untuk penonton difabel. Saat ini, seperti dikutip dari Wikipedia, stadion gelora Bung Karno ini merupakan stadion sepak bola asosiasi terbesar ke-28 di dunia dan stadion sepak bola asosiasi terbesar ke-8 di Asia. Kapasitas besar Inilah yang membuat Stadion gelora Bung Karno menjadi pilihan utama bagi para calon untuk mengungkapkan aspirasi mereka kepada masyarakat Indonesia.
Merujuk pada kemampuan daya tampung yang cukup besar, tidak heran setiap Pemilu yang berlangsung 5 tahun sekali ini. Stadion Gelora Bung Karno, yang di masa orde baru di bernama Stadion Utama Senayan, menjadi pilihan utama sebagai ajang unjuk kekuatan masa pendukung para calon kandidat dan juga partai politik. Sebelum adanya pemilu serentak 2019, Stadion megah kebanggan bangsa Indonesia ini, menjadi ajang unjuk kekuatan jumlah massa yang dapat dikumpulkan para partai politik dalam mengakhiri masa kampanye nya di Jakarta. Stadion ini terbagi menjadi 24 sektor dan 12 pintu masuk, serta tribun atas dan bawah. Fitur khusus dari stadion ini adalah konstruksi atap baja besar yang membentuk cincin raksasa yang disebut temu gelang, sesuatu yang sangat langka di erah 60an. Selain untuk menaungi para penonton di semua sektor dari panasnya matahari, tujuan dari konstruksi cincin raksasa ini juga untuk menekankan keagungan stadion. Walaupun stadion ini dikenal sebagai Stadion Gelora Bung Karno atau Stadion GBK, nama resminya adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno, karena terdapat stadion lainnya di Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, seperti Stadion Tenis dan Stadion Akuatik.