11
April

 

VOInews.id- Komandan pasukan Ukraina pada Senin mengatakan bahwa tentara Rusia telah mengubah strategi dan kini melakukan taktik "bumi hangus" di Kota Bakhmut melalui serangan udara dan artileri. Serangan Rusia ke Bakhmut, sebuah kota kecil di wilayah Donetsk, telah menjadi fokus pertempuran terbesar selama invasi Rusia yang sudah berlangsung sejak Februari 2022. "Musuh berpindah ke taktik yang disebut bumi hangus dari Suriah.

Taktik ini menghancurkan bangunan dan posisi lawan melalui serangan udara dan tembakan artileri," kata Kolonel Jenderal (setingkat jenderal bintang empat) Oleksandr Syrskyi, komandan pasukan Ukraina. Pertahanan Ukraina di Kota Bakhmut terus berlanjut, katanya. "Situasinya sulit, tetapi dapat dikendalikan," katanya seperti dikutip Pusat Media Militer Ukraina.

Ia menyatakan pasukan Rusia membawa unit khusus dan unit serangan udara untuk membantu mereka menyerang kota tersebut saat kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, telah "kehabisan tenaga". Reuters tidak bisa memverifikasi laporan di medan pertempuran tersebut.

 

Sumber: Reuters

11
April

 

VOINews.id- Otoritas Palestina (PA) memperingatkan bahwa provokasi dan serangan Israel akan dapat mengubah kompleks Masjid Al Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur menjadi seperti medan perang. Kekerasan terus meningkat di seluruh wilayah pendudukan Palestina setelah polisi Israel pada pekan lalu secara paksa mengusir para jemaah dari kompleks Masjid Al Aqsa. Serangan Israel itu memicu tembakan roket dari Jalur Gaza dan Lebanon, yang lantas dibalas Israel dengan serangan udara dan artileri.

"Serangan rutin terhadap tempat-tempat suci dan para jemaah selama bulan suci Ramadhan adalah tindakan terkutuk dan tidak dapat diterima, yang akan membakar wilayah itu dan menyeretnya ke dalam jurang yang dalam," kata juru bicara PA Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan. Abu Rudeineh menilai Israel bertanggung jawab penuh atas segala kemungkinan situasi yang memburuk di wilayah pendudukan itu.

"Pendudukan Israel mencoba untuk melawan keinginan rakyat kami, tetapi ini tidak akan mematahkan semangat mereka. Rakyat kami akan tetap teguh, mempertahankan tanah dan kesucian mereka, apa pun konsekuensinya," kata Abu Rudeineh.

 

antara

11
April

 

VOInews.id- Kremlin, sebutan untuk Pemerintah Rusia, pada Senin mengatakan bahwa ada kecenderungan untuk selalu menyalahkan Rusia atas kejadian apa pun, termasuk kebocoran dokumen-dokumen intelijen Amerika Serikat (AS). Badan keamanan nasional AS berupaya keras mencari sumber kebocoran dokumen intelijen yang telah tersebar luas di internet. Beberapa pakar keamanan nasional dan pejabat AS mengatakan mereka menduga sumber kebocoran itu adalah orang Amerika, mengingat luasnya topik yang dibahas dalam dokumen-dokumen tersebut. Meski demikian, mereka tidak mengesampingkan kemungkinan aktor-aktor pro-Rusia terlibat dalam kebocoran itu. Saat ditanya tentang tuduhan yang menyebut Rusia mungkin bertanggung jawab atas insiden tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar lebih jauh.

"Tidak, saya tidak bisa berkomentar soal itu. Kita semua tahu bahwa kecenderungan untuk selalu menyalahkan Rusia atas apa pun adalah sebuah penyakit yang meluas saat ini. Jadi tidak ada komentar soal itu," kata Peskov. Ketika diminta untuk mengomentari laporan media yang menyebut Washington mungkin memata-matai Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Peskov mengatakan bahwa pihaknya tidak mengesampingkan kemungkinan tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa dia tidak memiliki informasi tentang klaim dokumen yang bocor bahwa pesawat pengintai Inggris "hampir ditembak jatuh" oleh pesawat tempur Su-27 Rusia di atas Laut Hitam pada musim gugur 2022.

Sebelumnya, Pentagon pada Jumat mengatakan bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan setelah dugaan tangkapan layar dokumen rahasia AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengenai perang Ukraina dan masalah lainnya bocor di media sosial.

Dokumen-dokumen itu, yang dicap stempel Kepala Staf Gabungan AS, sebagian besar diyakini asli, tetapi beberapa isinya diduga telah direkayasa. Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa mereka "mengetahui laporan soal unggahan di media sosial, dan Pentagon sedang meninjau masalah ini,” kata Sabrina Singh, wakil sekretaris pers Pentagon kepada Anadolu.

 

 

Sumber: Anadolu

10
April

 

VOInews, Jakarta: Delegasi teknis Iran akan mengunjungi Arab Saudi pekan ini guna mempersiapkan pembukaan kembali kedutaan Iran di Riyadh dilaporkan kantor berita Iran ISNA Minggu. Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah menteri luar negeri Iran dan Arab Saudi untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun bertemu secara resmi di Beijing pada Kamis 6 April lalu.

Tiongkok menengahi kesepakatan yang memulihkan hubungan antara Iran dan Saudi. Akhir pekan lalu Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan para pejabat telah mengunjungi Iran untuk membahas prosedur pembukaan kembali misi diplomatik Riyadh di Teheran. (antara)