komentar

komentar (887)

05
August

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dan membutuhkan kemampuan militer yang kuat untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara.  Selain membutuh alat utama sistem senjata yang canggih -alutsista sebagai salah satu syarat pertahanan menjaga kedaulatan, Indonesia juga melakukan latihan militer bersama dengan negara lain guna meningkatkan kemampuan militer baik dari segi taktik, penggunaan persenjataan dan kemampuan personel. Untuk mewujudkan hal tersebut, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat –TNI AD melakukan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat di Sumatera Selatan. Latihan bersama ini bertajuk Garuda Sheild 15 / 2021’ yang merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan oleh kedua negara dan melibatkan 2.161 prajurit TNI AD dan 1.547 personel AD AS. Latihan ini diselenggarakan pada 1-14 Agustus 2021.

Dikutip dari Kompas (4/8), Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa didampingi Commanding General The United States Army Pacific, Jenderal Charles A Flynn saat membuka latihan bersama TNI AD dan Angkatan Darat Amerika Serikat, Rabu (4/8) di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Martapura-Baturaja, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, mengatakan bahwa Garuda Shield ke-15 tahun 2021 merupakan latihan terbesar sepanjang sejarah kerjasama militer antara Indonesia dan AS.

Sementara itu, berdasarkan informasi Kedutaan Besar Amerika Serikat, latihan militer ini bertujuan memperkuat Kemitraan Pertahanan Utama AS-Indonesia serta mendorong kerjasama dalam mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Selain itu, Amerika Serikat  juga meyakini Garuda Shield 2021 dapat memberikan peluang yang sangat baik untuk pertukaran profesional dan budaya yang memperkuat kemitraan kedua negara melalui pembelajaran dan pelatihan bersama.

Sejatinya, latihan bersama Garuda Shield yang pertama dilakukan di Bandung, Jawa Barat pada 2009 bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral dan dapat pula dikatakan sebagai bentuk riil dari diplomasi pertahanan untuk memperkuat hubungan militer kedua negara.  Selain dengan Amerika Serikat, Indonesia juga membangun latihan gabungan militer dengan berbagai negara tetangga seperti MALINDO dengan Malaysia yang kadang mengikut-sertakan negara lain seperti Singapura, Australia dan beberapa negara ASEAN lain. Tujuan  latihan militer ini adalah membangun kerjasama dan kemitraan strategis dengan berbagai negara. Selain itu, meningkatnya ketegangan di Laut Tiongkok Selatan bisa jadi latihan militer bersama dengan negara besar akan menambah kewaspadaan dan meningkatkan kemampuan personel militer Indonesia dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dari segi keamanan dan efek-efek ancaman dari luar wilayah Indonesia. Selain melakukan latihan militer bersama di Baturaja, Sumatera Selatan, TNI AD dan AD Amerika Serikat juga melakukan latihan di Amborawang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dan Makalisung, Minahasa, Sulawesi Utara.

11
August

LATIHAN MILITER GABUNGAN AMERIKA SERIKAT-KORSEL, DAN TIONGKOK-RUSIA DALAM PERSPEKTIF GEOPOLITIK.

Unjuk kekuatan dan Kerjasama militer sedang  terjadi di Asia. Tiga negara besar, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia menggelar latihan militer besar-besaran. Jika Rusia menggelar Latihan militer gabungan dengan Tiongkok. Amerika Serikat menggandeng Korea Selatan, sekutunya di semenanjung Korea.

Sebagaimana diberitakan kantor berita Perancis, AFP, Korea Selatan dan Amerika Serikat mulai  menggelar Latihan militer gabungan awal  Selasa, 10 Agustus  2021 sebelum memasuki Latihan besar-besaran tanggal 16-26 Agustus.  Aksi gabungan kedua negara itu, langsung ditanggapi Korea Utara. Kim Yo-Jong, adik pemimpin Korut, Kim Jong-Un, menganggap latihan militer gabungan itu sebagai wujud penghianatan Korea Selatan. Tuduhan itu dilontarkan,  atas dasar telah dibukanya kembali komunikasi antara Seoul dan Pyong Yang yang sempat terputus. Bulan lalu komunikasi kembali dibuka dengan harapan akan terjadi perbaikan hubungan.

Dalam waktu yang hampir bersamaan dua negara tetangga dekat kedua Korea, yaitu Tiongkok dan Rusia juga  menggelar Latihan militer. Lokasinya  memang tidak  di bagian Timur yang dekat dengan semenanjung Korea. Latihan gabungan Rusia dan Tiongkok yang dilakukan dalam skala besar itu berlangsung di wilayah barat laut Tiongkok dan melibatkan sedikitnya 10 ribu tentara.

Melihat pemilihan lokasi yang jauh dari Semenjang Korea ketika Amerika Serikat dan Korea Selatan juga menggelar Latihan militer, dapat kemudian diperkirakan adanya tujuan yang berbeda. Walaupun sama sama mempunyai kepentingan dan pengaruh terhadap kedua Korea, nampaknya Latihan gabungan Rusia dan Tiongkok kali ini lebih kepada memberi isyarat unjuk kekuatan terhadap Eropa dan Amerika.

Perang dingin  yang memunculkan istilah blok barat dan blok timur, secara politik memang sudah berakhir dengan bubarnya Uni Soviet.  Namun perebutan pengaruh antar negara negara besar tetap masih dan akan terus berlangsung. 

Yang menjadi menarik sekarang adalah bergabungnya Rusia dan Tiongkok melalui Latihan militer dalam skala besar. Walau baru sekedar Latihan militer gabungan, hal ini  dapat saja membuat Amerika Serikat melakukan strategi dan kebijakan luar negeri baru, sebagai antisipasi gerakan Tiongkok dan Rusia. Sebagaimana diketahui, hubungan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat, masih mempunyai masalah. Demikian juga antara Washington dan Moscow.

Upaya mencari perimbangan kekuatan dan pengaruh antara negara negara besar itu menjadikan perkembangan politik internasional lebih dinamis. 

Demikian komentar. 

02
August

Pemerintah Indonesia memacu program vaksinasi untuk mengendalikan pandemi  Covid-19 dan menekan tingkat keparahan akibat Covid-19. Tetapi, pemerataan program vaksinasi di sejumlah daerah di Indonesia menghadapi masalah. Padahal vaksinasi adalah salah satu kunci penting dalam penanganan pandemi Covid-19. Berdasarkan pengalaman di sejumlah negara, semakin tinggi rasio penduduk yang divaksinasi, maka tingkat fatalitas dapat dikurangi.

Pemerintah pun menggencarkan program vaksinasi untuk mencapai target minimal 70% dari total populasi guna menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang dirilis dalam laman Kemenkes.go.id Kamis (29/7), baru 44,6 juta penduduk yang telah divaksinasi. Jumlah itu setara dengan 16,5% dari total penduduk Indonesia yang sebanyak 270,2 juta jiwa pada 2020. Sementara yang sudah mendapatkan vaksinasi kedua sebanyak 17,9 juta penduduk atau 6,6% dari populasi.

Masalah Logistik  juga menjadi faktor lain ketidakmerataan, karena belum semua Puskesmas di seluruh Indonesia memiliki logistik yang mendukung program vaksinasi. Keterbatasan jumlah tenaga vaksinator,juga juga menjadi alasan  belum meratanya cakupan vaksinasi di Indonesia. Hingga saat ini, Kemenkes memang belum merilis secara khusus  data jumlah vaksinator corona yang berada di seluruh provinsi. Namun, sebaran jumlah vaksinator itu dapat diperkirakan dari data tenaga kesehatan yang ada saat ini, mengingat tenaga kesehatan merupakan profesi utama yang direkrut untuk melakukan vaksinasi.

Berdasarkan rilis Kemenkes, Juru Bicara untuk Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengakui pasokan vaksin memang terbatas, baru berjumlah 30 persen atau 151,9 juta dari total kebutuhan sekitar 462 juta dosis serta masih adanya berbagai kendala, khususnya terkait distribusi vaksin. Dengan demikian, seluruh stakeholders perlu bergandengan tangan dan bekerja keras untuk dapat mengatasinya.

Kita Berharap berbagai permasalahan tersebut, mulai dari distribusi vaksin dan kesiapan logistik, khususnya keterbatasan jumlah vaksinator harus segera  diatasi dan diminimalisir untuk memastikan vaksinasi corona merata di seluruh Indonesia. Selain itu, penetapan  skala prioritas daerah yang menerima vaksin yaitu di daerah dengan jumlah kasus penularan tinggi dapat terselesaikan. Dengan demikian, target herd immunity yang ditetapkan oleh pemerintah dapat dicapai dengan segera.

  

29
July

 

 

 

VOI KOMENTAR Koperasi secara umum telah memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah per Desember 2020,  Koperasi aktif di Indonesia yang berjumlah total 127.124 unit mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestic Bruto (PDB) sebanyak 5,2 persen dan menyerap 0,45 persen dari total angkatan kerja di Indonesia. 

Dalam rencana pengembangan ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan, pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan kontribusi Koperasi terhadap PDB nasional menjadi sebesar 5,5%, dan pengembangan 500 Koperasi modern pada akhir 2024.

Pandemi Covid-19 menjadi tantangan berat untuk mencapai target peningkatan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 5,5%. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki menyebutkan, terdapat 1.785 Koperasi terdampak pandemi. Menurut Teten Masduki, permasalahan utama yang dihadapi koperasi di masa pandemi Covid-19 adalah kekurangan permodalan (47%), penjualan menurun (35%), dan produksi terhambat (8%).

Dengan adanya permasalahan tersebut, koperasi harus melakukan kreasi baru agar kegiatan penjualan lebih aktif secara online ditengah pandemi Covid-19. Untuk itu, koperasi dapat tetap produktif dan  berkontribusi terhadap PDB nasional yang telah ditargetkan. 

Pemerintah Indonesia, seperti disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Airlangga Hartarto pada Rabu (28/7/2021), tengah mendorong modernisasi Koperasi untuk meningkatkan kualitasnya agar tetap produktif dan mampu bersaing baik secara offline maupun online. Tentunya, Koperasi modern dengan tata kelola yang baik atau Good Cooperative Governance -GCG akan mampu meningkatkan daya saingnya karena adaptif terhadap perubahan baik pemasaran maupun teknologi.

Dalam upaya modernisasi Koperasi, pemerintah juga perlu melibatkan kalangan milenial mengingat generasi milenial sangat akrab dengan teknologi. Tentunya, keterlibatan kalangan milenial profesional dan fasih teknologi digital dalam Koperasi sangat membantu percepatan tumbuhnya Koperasi modern yang siap bersaing di kancah nasional dan internasional.

26
July

VOI KOMENTAR Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi inisiatif pengusaha swasta membuat Rumah Oksigen Gotong Royong untuk menampung pasien terinfeksi Virus Corona. Fasilitas itu diharapkan bisa mengurangi tekanan di rumah sakit, terutama di sejumlah provinsi dengan tingkat keterisian tempat tidur yang tinggi.

Presiden Jokowi saat meninjau langsung Rumah Oksigen Gotong Royong pertama yang berlokasi di daerah Pulo Gadung, Jakarta Timur, Sabtu lalu (24 /7) mengatakan, pembuatan Rumah Oksigen Gotong Royong yang mampu menampung 500 pasien akan selesai 100 persen pada awal Agustus 2021. Pada kesempatan itu, Presiden berharap inisiatif serupa bisa dilakukan tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di daerah lain. Menurut Jokowi, adanya penambahan kapasitas ini menjadikan angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate-BOR) rumah sakit bisa sedikit berkurang.

Rumah Oksigen Gotong Royong sendiri merupakan fasilitas kesehatan semipermanen yang khusus dilengkapi dengan peralatan suplai oksigen dan tempat tidur perawatan bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang. Fasilitas tersebut didirikan berdekatan dengan pabrik oksigen sehingga dapat menjamin ketersediaan oksigen dengan aksesnya langsung lewat pipa dari pabrik oksigen ke Rumah Oksigen Gotong Royong.

Kehadiran rumah oksigen tersebut diharapkan bisa membantu pasien Covid-19 dengan gejala sedang yang membutuhkan akses terhadap oksigen medis. Sementara rumah sakit dapat digunakan untuk mereka  yang memerlukan penangan lebih intensif,

Rumah Oksigen Gotong Royong, memang memerlukan kerjasama komprehensif antara semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. Hal itu  demi menyediakan fasilitas kesehatan dalam menangani pandemi Covid-19 yang saat ini angka penyebarannya masih tinggi. Diharapkan,  pembangunan Rumah Oksigen Gotong Royong di  Jakarta akan diikuti dengan  pembangunan serupa  terutama di daerah-daerah dengan angka positif terinfeksi Covid-19 masih tinggi.  

Di samping itu, kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat juga sangat diperlukan untuk menahan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Seperti kata pribahasa, Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati.

09
August

Ada berita yang menggembirakan bagi bangsa Indonesia menjelang akhir pekan kemarin. Badan Pusat Statistik [BPS] mengumumkan pada hari Kamis lalu [5/8] bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 atau periode April-Juni mencapai 7,07 persen secara tahunan dan 3,31 persen secara kuartalan. Pertumbuhan positif ini membuat Indonesia keluar dari situasi resesi akibat pertumbuhan negatif yang sudah terjadi sejak kuartal II 2020 karena pandemi Covid-19.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2021. Sedangkan pada pada periode yang sama tahun lalu, tercatat minus 5,32%. Yuwono juga menerangkan selain karena mulai  terjadinya pemulihan ekonomi, faktor lain tumbuhnya ekonomi kuartal II karena rendahnya basis data pembanding (low base effect) pertumbuhan tahun lalu. Disamping itu pertumbuhan ekonomi juga didorong kenaikan ekspor. Total  ekspor Indonesia tercatat 53,97 miliar dolar Amerika, naik 10,36 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Menurutnya, perekonomian global pada triwulan kedua pun mengalami peningkatan. Ini terlihat dari pergerakan Purchasing Manufactring Index pada bulan Maret dan  Juni 2021 yang  terus meningkat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pekerjaan rumah pemerintah selanjutnya adalah lebih meningkatkan usaha pengendalian Covid-19 yang meski sudah mulai menunjukkan penurunan namun belum sepenuhnya teratasi. Mesin pertumbuhan, menurut Airlangga Hartarto, sudah bergerak dan tumbuh secara positif sedang  potensi global juga sudah bergerak. Sementara menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, salah satu strategi pemulihan ekonomi Indonesia  yang cukup berhasil berasal dari bantuan sosial. Bantuan sosial mampu menjaga tingkat kemiskinan dan konsumsi rumah tangga masyarakat bawah. Sri Mulyani berharap pemulihan konsumsi juga menular ke kelompok menengah atas.

Semoga dengan adanya kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, percepatan vaksinasi, pemberian bantuan sosial, serta kedisiplinan semua pihak dalam menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, akan dapat melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III yang diprediksi sekitar 3,7- 4,5%.

26
July

Rumah Oksigen Gotong Royong

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi inisiatif pengusaha swasta membuat Rumah Oksigen Gotong Royong untuk menampung pasien terinfeksi Virus Corona. Fasilitas itu diharapkan bisa mengurangi tekanan di rumah sakit, terutama di sejumlah provinsi dengan tingkat keterisian tempat tidur yang tinggi.

Presiden Jokowi saat meninjau langsung Rumah Oksigen Gotong Royong pertama yang berlokasi di daerah Pulo Gadung, Jakarta Timur, Sabtu lalu (24 /7) mengatakan, pembuatan Rumah Oksigen Gotong Royong yang mampu menampung 500 pasien akan selesai 100 persen pada awal Agustus 2021. Pada kesempatan itu, Presiden berharap inisiatif serupa bisa dilakukan tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di daerah lain. Menurut Jokowi, adanya penambahan kapasitas ini menjadikan angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate-BOR) rumah sakit bisa sedikit berkurang.

Rumah Oksigen Gotong Royong sendiri merupakan fasilitas kesehatan semipermanen yang khusus dilengkapi dengan peralatan suplai oksigen dan tempat tidur perawatan bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang. Fasilitas tersebut didirikan berdekatan dengan pabrik oksigen sehingga dapat menjamin ketersediaan oksigen dengan aksesnya langsung lewat pipa dari pabrik oksigen ke Rumah Oksigen Gotong Royong.

Kehadiran rumah oksigen tersebut diharapkan bisa membantu pasien Covid-19 dengan gejala sedang yang membutuhkan akses terhadap oksigen medis. Sementara rumah sakit dapat digunakan untuk mereka  yang memerlukan penangan lebih intensif,

Rumah Oksigen Gotong Royong, memang memerlukan kerjasama komprehensif antara semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. Hal itu  demi menyediakan fasilitas kesehatan dalam menangani pandemi Covid-19 yang saat ini angka penyebarannya masih tinggi. Diharapkan,  pembangunan Rumah Oksigen Gotong Royong di  Jakarta akan diikuti dengan  pembangunan serupa  terutama di daerah-daerah dengan angka positif terinfeksi Covid-19 masih tinggi.  

Di samping itu, kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat juga sangat diperlukan untuk menahan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia. Seperti kata pribahasa, Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati.

Demikian Komentar.

19
July

“Sholat Adha Di Rumah, Untuk Mencegah Penularan Covid19”

Perayaan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam  jatuh pada hari Selasa, 20 Juli 2021. Sayangnya Idul Adha tahun ini masih harus dilalui di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang belum juga usai. Terkait hal itu,  Menteri Agama RepublikIndonesia mengeluarkan Surat Edaran  yang meniadakan   sholat Idul Adha yang biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau lapangan. Di samping itu, penyembelihan hewan kurban yang merupakan bagian ritual dari Idul Adha pun diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketatPemerintah juga telah menginstruksikan agar shalat Idul Adha 2021 dilakukan di rumah saja saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam surat edarannya menyebut aturan dikeluarkan untuk mencegah penularan Covid-19 kembali meluas setelah hari raya Idul Adha tahun ini.

Pernyataan itu diperkuat  imbauan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin yang meminta seluruh umat Islam Indonesiauntuk melakukan hal yang sama. Menurut Wapres"Berjemaah itu hukumnya sunah, tetapi menjaga diri dari pandemi COVID-19 itu hukumnya wajib sehingga hal yang wajib harusnya didahulukan daripada yang sunah,".

Mengutip ANTARA, Wapres Ma’ruf Amin Wapres menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan untuk menghalangi umat Islam beribadah melainkan melindungi masyarakat dari bahaya COVID-19.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan MUI dan alim ulama se-Indonesia pada 12 Juli 2021, Wapres yang juga merupakan seorang ulama itu, juga  mengingatkan bahwa menanggulangi Covid-19 merupakan tanggungjawab kebangsaan, kenegaraan, dan keagamaan. Wapres Ma'ruf pun mengajak para ulama bersama pemerintah meningkatkan peranannya untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Semoga, Surat Edaran  Menteri Agama Republik Indonesia tersebut dipatuhi masyarakat  dalam melaksanakan berbagai ritual dan tradisi selama Idul Adha 2021  guna  mencegah merebaknya penularanCovid-19. Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah.

Sekian Komentar-

15
July

 

Kementerian Kesehatan dalam laman resminya, kemenkes. go.id, memastikan bahwa akan dilaksanakan vaksinasi tambahan atau vaksin booster bagi tenaga kesehatan. Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rekomendasinya meminta Indonesia perlu mempertimbangkan hal utama dalam menetapkan kelompok sasaran vaksinasi dan ketersediaan vaksin terhadap pelaksanaan vaksin booster, namun Kemenkes menuturkan sudah ada kajian untuk memastikan bahwa vaksinasi ini dijamin aman.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan alasan pemberian  vaksinasi secara bertahap dan menyusun prioritas ini karena selain mempertimbangkan rekomendasi WHO, juga melihat situasi dan kondisi negara Indonesia dimana mendesak secepat-cepatnya dilakukan vaksin booster untuk melindungi tenaga kesehatan sebagai salah satu garda terdepan. Sebelumnya,  Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga menuturkan tenaga kesehatan memiliki risiko tinggi tertular virus Covid-19 meski telah divaksinasi. Lingkup kerja yang langsung berhadapan dengan pasien konfirmasi positif atau bahkan ada yang langsung berhadapan dengan virusnya mengharuskan para tenaga kesehatan mendapatkan vaksin penguat.

Tentunya, kita mendukung upaya Pemerintah Indonesia tersebut. Namun rekomendasi WHO terkait masih belum meratanya pemberian vaksin terhadap warga  negara akibat minimnya  ketersediaan vaksin perlu mendapat perhatian. Karena WHO meyakini saat ini masih ada negara yang masyarakat yang tervaksinasi masih kurang dari 1 persen. Rekomendasi WHO  seperti dijelaskan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid adalah perluasan terlebih dahulu untuk masyarakat umum.

Harapannya adalah bahwa  penyuntikan vaksin booster bagi tenaga kesehatan  dapat lebih meningkatkan imunitas mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan di wilayah dengan angka penanganan pasien Covid-19 yang tinggi atau zona merah. Namun jauh lebih penting, masyarakat umum harus menyadari betapa pentingnya vaksinasi tanpa membeda-bedakan vaksin yang akan disuntikkan, mengingat seluruh vaksin impor yang digunakan oleh pemerintah Indonesia sudah melalui uji klinis Badan Pengawasan Obat dan Makanan –BPOM dan terdaftar pada Badan Kesehatan Dunia –WHO. Untuk itu, kualitas dan keamanannya dapat terjamin.Sekian Komentar.

09
July

 

VOI KOMENTAR Tiongkok sepertinya tidak main main dalam pernyataannya  terkait hubungannya yang semakin memburuk dengan Taiwan.

Kantor berita  Associated Press melaporkan Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang juga mengepalai Komisi Militer Pusat, menekankan perlunya Tentara Pembebasan Rakyat  meningkatkan  kemampuan  pasukan  terkait  persengketaan dengan Taiwan.Hal ini tidak hanya menyangkut tentara aktif namun juga  melibatkan[AT1]  pensiunan personel militer. Mereka dikatakan akan  menjadi prioritas utama  wajib militer di masa perang.Hal tersebut diatur dalam rancangan perubahan peraturan yang dirilis Kementerian Urusan Veteran pada akhir pekan.

Wajib militer berdasarkan undang-undang Tiongkok berlaku  bagi warga negara berusia 18 hingga 22 tahun. Mereka diharuskan menjalani satu bulan pelatihan di dinas militer namun tidak wajib  menjadi tantara profesional   sesudahnyaBahkan semenjak tahun 1949 praktis sudah tidak dilaksanakan lagi karena jumlah tentara yang sukerela mendaftar dianggap mencukupi. Namun  yang menjadi pertanyaan adalah, seberapa genting kah situasinya, sehingga perlu ada  Revisi undang undang yang mewajibkan veteran untuk ikut terlibat di masa perang?

Mantan instruktur Tentara Pembebasan Rakyat, Song Zhongping mengatakan bahwa revisi diperlukan untuk mencerminkan perubahan yang lebih luas di dunia dan untuk lebih mempersiapkan Tiongkok menghadapi keadaan darurat.

Militer negara itu harus “siap untuk menanggapi” situasi yang kompleks dan sulit ketika menghadapi tantangan keamanan. Terlebih akhir akhir ini hubungan Tiongkok dengan negara-negara Barat dan tetangganya tengah memburuk karena berbagai masalah, mulai dari klaim teritorial, ekonomi,  hingga hak asasi manusia.Sekian Komentar

Page 12 of 64