VOInews, Jakarta: Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Mohamad Kusnaeni mengatakan LPP RRI melalui Voice of Indonesia membutuhkan sinergi dengan Kementerian Luar Negeri dalam upaya penguatan citra positif bangsa Indonesia di mata dunia.
“Jadi apa yang kita lakukan hari ini adalah mencoba membangun sinergi agar kita sebagai media bersama dengan teman-teman yang ada di Kementerian Luar Negeri menyatukan langkah menjalankan tugas kita untuk bangsa dan negara ini,” katanya dalam sambutan pada Webinar Sinergi Voice of Indonesia RRI dan Kementerian Luar Negeri RI, di Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/3).
Ia mengatakan baik Voice of Indonesia RRI maupun Kementerian Luar Negeri RI sama-sama memiliki visi memperkuat citra positif bangsa Indonesia di mata dunia. Oleh karena itu menurutnya kedua pihak akan mudah untuk bekerja sama.
“Dengan memiliki pemahaman yang sama tentang peran kita sebagai media RRI terutama sebagai Lembaga Penyiaran Publik dengan Kementerian Luar Negeri bahwa kita sama-sama membawa tugas untuk memperkuat citra positif bangsa di mata dunia, menurut saya sinergi itu akan sangat mudah dibangun. Menurut saya kerja sama itu akan sangat mudah diwujudkan,” katanya.
Sementara itu Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Hartyo Harkomoyo mengatakan media merupakan salah satu kekuatan soft power diplomacy yang harus dirangkul dalam mendukung pembangunan citra positif bangsa.
“Dan kita sangat berbahagia, saya sangat berterima kasih karena disini telah hadir Voice of Indonesia yang kita harapkan dapat menjadi soft power diplomacy kita,” katanya.
Ia pun mengajak seluruh perwakilan Indonesia yang hadir dalam webinar tersebut untuk memanfaatkan Voice of Indonesia yang memiliki layanan bahasa asing yang mampu menjangkau hampir seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia dengan beragam bahasa.
“Voice of Indonesia itu memiliki sembilan bahasa yang ini harus kita manfaatkan. Voice of Indonesia memiliki berbagai macam platform. Dan saya menilai, dalam pengamatan kami, Voice of Indonesia merupakan salah satu media yang sangat progresif,” katanya.
Dirinya pun berharap agar perwakilan RI dapat menyambut baik dan mengambil kesempatan ini untuk membawa berbagai capaian yang telah diraih oleh seluruh perwakilan Indonesia di luar negeri kepada masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri.
VOInews, Jakarta: Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung pembangunan di negara-negara Pasifik, termasuk di Papua Nugini. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) yang diselenggarakan pada Desember 2022 lalu telah menjadi landasan untuk keterlibatan Indonesia dalam mendukung pembangunan di Pasifik.
“Seiring upaya kita untuk tumbuh dan berkembang bersama, IPFD Desember lalu telah berfungsi sebagai platform untuk keterlibatan yang lebih besar antara Indonesia dan Pasifik, menetapkan area proyek yang akan mendukung pembangunan dan kemakmuran di Pasifik,” kata Retno Marsudi dalam keterangan yang disampaikan secara daring, usai menghadiri pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-3 bersama Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Wayne Tkatchenko, di Jakarta, Selasa (21/3).
Selain itu, Retno Marsudi juga menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan. Menurutnya Indonesia siap menawarkan beasiswa bagi pelajar dari Papua Nugini untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia.
“Dan kami juga berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dalam merevitalisasi fasilitas umum dan kesehatan di Vanimo dan Port Moresby,” tambahnya.
Sebagai bagian dari Pasifik, Indonesia, menurut Retno Marsudi, akan terus memastikan Kawasan Asia-Pasifik menjadi bagian tak terpisahkan dari Indo-Pasifik yang stabil dan makmur.
Selain itu, ia mengatakan, sebagai Ketua ASEAN, Indonesia juga ingin mendorong keterlibatan yang lebih era tantara ASEAN dan negara-negara Pasifik, termasuk dengan mendorong kerja sama antar sekretariat, yaitu antara Sekretariat ASEAN dan Sekretariat Pacific Islands Forums (PIF).
“Sehubungan dengan itu, Indonesia mengajak negara-negara Pasifik, tentunya termasuk Papua Nugini, untuk berpartisipasi dalam Indo-Pacific Infrastructure Forum (IPIF), sebagai wadah untuk mendorong kerja sama konkrit antar negara di Indo-Pasifik,” katanya.
Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia dan Papua Nugini berbagi visi yang sama tentang pentingnya suara Pasifik didengar dalam mengatasi tantangan umum global seperti manajemen bencana, perubahan iklim dan ekonomi biru.
“Indonesia berkomitmen kuat untuk tujuan ini dan akan terus menjembatani Pasifik ke dunia,” tambahnya.
Retno Marsudi menggaris bawahi komitmen Indonesia untuk menjadikan Papua Nugini sebagai salah satu tetangga terdekat dan mitra strategis Indonesia. Dirinya pun menyampaikan kesiapan Indonesia untuk terus membina kerja sama yang erat dengan Papua Nugini berdasarkan rasa saling menghormati, percaya dan menguntungkan.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-3 dengan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Wayne Tkatchenko di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (21/3). Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut sejumlah ruang yang dapat dimanfaatkan kedua negara untuk mengembangkan kerja sama bilateral di bidang perdagangan.
“Termasuk melalui penyederhanaan dan perampingan proses bea cukai, memfasilitasi jaringan logistik yang lebih kuat, serta mendorong pembentukan Joint Business Council Indonesia – Papua Nugini,” katanya dalam keterangan yang disampaikan secara daring usai menghadiri JMC.
Dirinya pun mengapresiasi tren positif yang terus berlanjut dalam perdagangan bilateral Indonesia dan Papua Nugini dalam lima tahun terakhir.
“Dibukanya kembali perbatasan Wutung – Skouw pascapandemi, turut mendorong meningkatnya jumlah kunjungan warga Papua Nugini ke Pasar Skouw,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan, secara keseluruhan, kedua negara sepakat untuk mengambil langkah konkrit untuk memulai negosiasi Preferential Trade Agreement (PTA).
“Indonesia berkomitmen untuk mempercepat proses dengan menyiapkan studi kelayakan bersama yang akan menggabungkan pandangan kedua negara kita,” kata Menlu Retno.
Sementara di bidang investasi, Retno Marsudi mengatakan, kedua negara juga membahas kemungkinan kerja sama dalam melibatkan BUMN Indonesia untuk berinvestasi di Papua Nugini, antara lain di sektor energi, jasa komunikasi dan industri farmasi.
“Kami sepakat untuk mengeksplorasi hasil ekonomi yang konkret di masa depan,” katanya.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Wayne Tkatchenko dalam rangka pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-3 antara Indonesia dan Papua Nugini. Kedua negara mengadakan pertemuan yang sama pada 2010 yang lalu.
“Bagi kami berdua ini adalah pertemuan kedua dalam 4 bulan setelah pertemuan terakhir kami di sela-sela pertemuan IPFD, AIS dan BDF di Bali pada bulan Desember lalu,” kata Retno dalam keterangan bersama usai pertemuan, di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, yang dipantau secara daring, Selasa (21/3).
Retno Marsudi mengatakan di dalam pertemuan JMC, kedua negara bertukar pandangan tentang kemajuan hubungan bilateral Indonesia-Papua Nugini. Menurutnya, Indonesia menyambut baik ratifikasi Papua Nugini pada dua perjanjian bilateral dengan Indonesia.
“Persetujuan Pelaksanaan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Kedinasan serta Perjanjian Dasar tentang Pengaturan Perbatasan,” kata Retno.
Sementara di bidang pertahanan, menurut Retno Marsudi, Indonesia berharap agar Papua Nugini dapat mendukung percepatan proses ratifikasi yang masih berjalan.
Selain itu, menurut Retno, kedua negara juga berkomitmen untuk memastikan perlindungan warga negara di luar negeri.
“Sehubungan dengan ini, kami sepakat untuk menugaskan pejabat kami untuk menyusun Perjanjian Pemberitahuan Konsuler Wajib,” katanya.
Papua Nugini merupakan negara tetangga dekat dengan Indonesia. Menurut Retno, kedua negara berbagi perbatasan darat yang panjang, dan merupakan mitra strategis bagi Indonesia dalam menjalin kemitraan yang lebih dalam dengan negara-negara Pasifik.
Indonesia menurut Retno, juga sangat menghargai dukungan Papua Nugini yang kuat dan konsisten terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia.