VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan kunjungan ke Jepang dalam rangka menghadiri pertemuan Strategic Dialogue Indonesia-Jepang ke-8. Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Retno Marsudi juga melakukan sejumlah agenda lain dalam kunjungan ke Jepang kali ini.
“Dalam kunjungan ini saya juga bertemu dengan Chairman of the Nippon Foundation Yohei Sasakawa, Menteri Transformasi Digital Jepang Taro Kono dan Think Tank dan akademisi Jepang,” katanya dalam pernyataan resmi yang dikutip pada Senin (6/3) dan diterima di Jakarta.
Nippon Foundation sudah cukup lama bergerak di Indonesia untuk membantu penanganan kusta. Menurut Retno Marsudi, dalam pertemuannya kali ini, kedua pihak membahas potensi peningkatan kerja sama penanganan penyakit kusta di Indonesia.
“Selama pandemi kerja sama agak terhambat, oleh karena itu di dalam diskusi dikatakan bahwa kunjungan ke Indonesia dalam rangka memperkuat kerjasama penanganan kusta akan ditingkatkan kembali,” katanya.
Dalam pertemuan dengan Menteri Tranformasi Digital Jepang Taro Kono, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas upaya kolaborasi untuk mempercepat transformasi digital.
“Antara lain realisasi komitmen Jepang untuk mendukung pembangunan high-speed network 100 Gbps untuk riset dan Pendidikan,” katanya.
Dalam pertemuan itu, menurut Retno, Indonesia juga mengharapkan kerja sama dengan Jepang untuk meningkatkan program nasional untuk literasi digital terutama bagi UMKM, Nippon Foundation, dan juga inovasi digital.
Sementara itu pertemuan dengan para think thank dan akademisi Jepang, Menlu Retno mengatakan, dibahas banyak hal mengenai situasi kawasan dan dunia, serta peluang peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Jepang serrta ASEAN dan Jepang di masa mendatang.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri pertemuan Srategic Dialogue ke-8 antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Jepang. Pertemuan ini merupakan mekanisme bilateral tertinggi yang dilakukan secara reguler antara kedua negara.
Retno Marsudi mengatakan pertemuan ini terakhir dilakukan 3 tahun yang lalu di Jakarta dan tahun ini memiliki arti tersendiri karena bertepatan dengan perayaan 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang, 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang, Keketuaan Indonesia di ASEAN dan Keketuaan Jepang di G7.
“Salah satu highlight pertemuan adalah kesepakatan untuk semakin memperkuat Kemitraan Strategis kedua negara agar cakupan kemitraan strategis kedua negara semakin luas dan menyeluruh,” kata Menlu Retno dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (6/3) di Jakarta.
Retno Marsudi mengatakan, di dalam pertemuan tersebut dirinya menggaris bawahi pentingnya penguatan kerja sama perdagangan dan investasi. Menurutnya, Jepang merupakan mitra dagang terbesar ke-3 Indonesia. Data menunjukkan pada tahun 2022, total perdagangan kedua negara melampaui angka sebelum pandemi dengan nilai mencapai USD 42 miliar. Namun menurut Retno, angka ini masih jauh dibandingkan dengan total nilai perdagangan dengan negara Asia Timur lainnya.
“Saya menekankan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan Protokol Amandemen dari Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), guna mengatasi hambatan perdagangan dan memperluas akses produk unggulan kedua negara,” katanya.
Retno Marsudi menekankan pentingnya fleksibilitas dalam perundingan. Dirinya pun mendorong perluasan komoditas ekspor buah tropis Indonesia ke Jepang.
Sementara terkait investasi, menurut Retno, selain masalah kualitas, investasi yang kompetitif juga akan sangat membantu upaya meningkatkan kerjasama investasi.
“Beberapa kerjasama potensial yang kita bahas, antara lain pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara, di mana Jepang dapat memberikan dukungan finansial, tenaga ahli, dan juga transfer teknologi,” katanya.
Hal lain yang juga dibahas oleh Indonesia dalam pertemuan Strategic Dialogue dengan Jepang adalah kerja sama pengembangan SDM. Menurut Menlu Retno, Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan di bidang teknologi serta menawarkan banyak beasiswa dan pendidikan vokasi.
“Kedua negara dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia,” katanya.
Retno Marsudi menambahkan, kerja sama pengembangan SDM ini juga perlu diarahkan untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan digital, khususnya pada industri gaming dan pasar digital.
“Saya tekankan bahwa ekonomi digital harus dapat mentransformasi ekonomi dan memberdayakan masyarakat,” katanya.
Sementara terkait kerja sama hukum, pertahanan dan keamanan, menurut Retno, peningkatan Kemitraan Strategis harus disertai dengan kerja sama yang lebih intensif di bidang hukum, maritim, pertahanan, dan keamanan. Retno mengatakan, kedua negara telah memiliki fondasi kerja sama yang kokoh seperti partisipasi Jepang pada latihan bersama Garuda Shield dan implementasi perjanjian kerja sama transfer teknologi dan industri pertahanan. Menurutnya, kerja sama ini perlu terus dijalankan dan diperluas agar semakin intensif.
“Di bidang hukum saya tegaskan urgensi pembentukan perjanjian Mutual Legal Assistance untuk memfasilitasi kerja sama mengatasi kejahatan transnasional,” katanya.
Selain isu bilateral, Retno menambahkan, di dalam pertemuan Strategic Dialogue juga dibahas berbagai isu kawasan dan dunia yang menjadi perhatian, mulai dari Keketuaan Indonesia di ASEAN, isu Myanmar, dan isu yang terkait Afghanistan, kemitraan di Pasifik, serta saling dukung di forum-forum multilateral.
(voinews.id)- Wakil Presiden Ma'ruf Amin melakukan pertemuan dengan Chairman Ezaki Glico Co Ezaki Katsuhisa di Hotel Imperial Osaka, Jepang, Senin, untuk berbicara mengenai ekosistem halal dunia, guna mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia pada 2024.
“Terima kasih atas kehadiran tim Glico pagi ini. Saya mendengar mengenai investasi Glico di Karawang sejak 2020 dan mulai produksi tahun lalu. Saya sangat apresiasi investasi Glico di Indonesia senilai hampir Rp700 miliar yang memiliki fasilitas produksi modern, menghasilkan produk berkualitas, dan sudah mendapat sertifikasi halal,” ujar Wapres mengawali pertemuannya dengan pihak Glico di Osaka, Jepang, Senin.
Wapres mengatakan kehadiran Glico turut berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia, menyerap banyak tenaga kerja dan dapat meningkatkan keahlian teknis para pekerja Indonesia sesuai standar Jepang. Dia menyampaikan, sebagai upaya mendukung cita-cita Pemerintah Indonesia menjadikan Indonesia Pusat Produk Halal Dunia di 2024, Wapres meminta perluasan pasar produk halal. "Seperti Bapak Ezaki ketahui, sertifikasi produk halal sangat penting bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim," ujar Wapres. "Langkah Glico untuk mendapatkan sertifikasi halal sudah sangat tepat.
Saya harap pabrik di Indonesia akan menjadi basis produksi utama, bukan hanya konsumen Indonesia, namun juga konsumen di negara-negara Asia Tenggara, Amerika Serikat, serta komunitas muslim secara global,” pinta Wapres. Wapres pun mengimbau perlunya melakukan diversifikasi produk yang diakui halal, guna mendukung jangkauan pasar lebih luas serta sebagai upaya mendukung ketahanan pangan di Indonesia, dan penguatan sumber daya manusia (SDM).
“Saya mendorong kerja sama aktif antara Glico dengan mitra-mitra di Indonesia, utamanya terkait manajemen keamanan pangan, dan kualitas produk untuk mendukung upaya ketahanan pangan di Indonesia,“ ujarnya. Terkait hal ini, Wapres berharap Glico dapat memberikan kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia untuk belajar di Jepang sebagai upaya meningkatkan kapasitas tenaga kerja Indonesia dengan belajar langsung dari para ahli negeri Sakura ini. Juru bicara Wapres Masduki Baidlowi mengatakan Glico merupakan sebuah perusahaan asal Jepang yang sudah berinvestasi di beberapa negara salah satunya adalah di Thailand. Di Indonesia sendiri Glico sudah berinvestasi sejak tahun 2016 dan sudah bersertifikat halal.
“Jadi produk (Glico) ini juga adalah produk yang disukai Indonesia terutama oleh anak-anak,” kata Masduki. Dia menyampaikan secara umum ada tiga hal yang menjadi fokus pembicaraan Wapres dalam pertemuan dengan pihak Glico, yakni pertama bahwa Wapres adalah tokoh yang dikenal secara nasional bahkan internasional sebagai tokoh yang menggagas tentang industri halal dan tokoh ekonomi syariah. “Jadi dalam beberapa kesempatan, Wapres sebagai tokoh yang dikenal itu selalu dalam setiap kunjungannya itu menggunakan kunjungan ke berbagai negara untuk kepentingan jaringan hub halal dunia,” kata Masduki.
“Pertemuan hari ini juga adalah bagian dari bagaimana Wapres membangun jejaring internasional untuk kepentingan halal, karena memang Indonesia mencita-citakan untuk menjadi negara industri halal terbesar di dunia, sehingga dengan demikian ini adalah bagian penting dari kunjungan Wapres ke Jepang,” imbuhnya. Dia mengatakan, pertemuan dengan perusahaan Glico juga menyangkut persoalan hub halal Indonesia ke jaringan internasional, dan Jepang sebagai negara yang sangat penting untuk industri pangan.
Kedua, kata dia, pembicaraan Wapres dengan pihak Glico adalah kerja sama untuk kekuatan pangan Indonesia, sehingga upaya membangun kekuatan pangan nasional tidak hanya dilakukan antarpemerintah namun juga pemerintah dengan perusahaan swasta. Ketiga, dalam pertemuan itu Wapres juga berharap ada kerja sama penguatan SDM, misalnya melalui vokasi. Wapres juga berharap Glico tidak hanya memproduksi barangnya di Indonesia tapi juga mengekspor ke berbagai negara terutama di Timur Tengah dan negara lain, karena sudah bersertifikat halal.
antara
VOInews, Jakarta: Dengan sekitar 20.000 pendaftaran setiap tahunnya, Australia menjadi salah satu negara yang paling populer bagi para pelajar Indonesia untuk dapat studi di negeri Kangguru. Valerina Daniel pada 2009 mendapatkan penghargaan beasiswa Australian Leadership Awards untuk meneruskan studi S2 di bidang Master of Communications and MediaStudies di Monash University, Melbourne, Australia. Ia lulus pada tahun 2010 dengan predikat High Distinction. Dalam peluncuran “Kampanye 70 Tahun Beasiswa Australia di Indonesia“ di Jakarta, Jumat (3/3),Valerina Daniel mengaku memiliki kesan yang istimewa dapat melanjutkan studi di Australia.
“Sebagai penerima Australia scholarship dan tentunya ini merupakan pengalaman yang luar biasa karena program scholarship ini berbeda dengan program lainnya, karena yang saya jalani kita tidak hanya diberikan kesempatan untuk belajar sisi edukasinya, tapi juga dikembangkan misalnya bekerja. Scholarship ini adalah suatu yang punya nilai tambah sendiri dibandingkan dengan beasiswa lainnya. Dan terbukti dengan adanya scholarship ini selama 70 tahun ternyata banyak sekali alumni ini juga berkontribusi di bidangnya masing-masing di pemerintahan dan bidang bisnis. Itu membuktikan bahwa memang tidak hanya pada sisi edukasi tetapi juga karir dan kehidupan dimasa mendatang,” kata Valerina.
Disamping itu, Valerina berharap berharap dengan adanya beasiswa ini bisa membangun hubungan yang erat, hubungan kemanusiaan antara masyarakat Indonesia dan Australia. karena menurutnya yang paling utama dalam membangun hubungan kedua negara tentunya adalah hubungan antara manusia itu sendiri. Ia juga berharap dengan adanya kampanye program 70 tahun beasiswa ini bisa semakin meningkatkan animo masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam program scholarship di Australia.
Sementara itu, Fahd Pahdepie yang juga merupakan alumni lulusan Monash University, Australia, jurusan Hubungan Internasional, peraih penghargaan Outstanding Young Alumnus pada ajang Australia Alumni Awards pada tahun 2017 mengaku Kampanye 70 Tahun Beasiswa Australia di Indonesia ini menjadi kolaborasi penting untuk meningkatkan komunikasi bagi para alumni Australia.
“ Koneksi dengan berbagai alumni kampus-kampus Australia, bukan hanya untuk menambah mengembangkan karir pribadi, tapi juga jadi jaringan yang bisa saling membantu satu sama lain di lintas sektor.Jadi, ada teman- teman yang di pemerintahan, di bisnis dan teman- teman di sektor kebudayaan. Jadi kita punya kesaling terkaitan sesama Alumni Australia dan pada saatnya itu juga jadi kolaborasi- kolaborasi nyata yang kita lakukan diberbagai sektor,” katanya.
Selain itu, Fahd Pahdepie menyampaikan program beasiswa Australia yang sudah 70 puluh tahun ini telah berpartisipasi membangun Indonesia. Ia berharap jaringan komunikasi yang terbangun sesama alumni dapat terus terjaga untuk menjadi pemimpin di negara masing - masing. ( AF/ RRIVOI)