VOInews, Jakarta: Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah meresmikan Surau Sydney, Australia. Surau yang berdiri di Bankstown, New South Wales ini dibangun oleh Ikatan Keluarga Minang Saiyo (IKMS) Sydney dengan dukungan berbagai pihak, baik yang berada di Australia maupun di tanah air.
"Dengan peresmian ini, pemanfaatan Surau dapat difungsikan secara baik dan maksimal oleh warga-warga minang dan diaspora Indonesia lainnya di Sydney," kata Mahyeldi saat meresmikan Surau Sydney, Jumat (24/11/2023), dikutip dari keterangan resmi KJRI Sydney.
Mahyeldi mengatakan, Surau ini sebagai simbol dari eratnya rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan warga minang di Sydney sekaligus menjadi jembatan antara Ranah dan Rantau. Terwujudnya Surau Sydney merupakan buah dari budaya minang yang ditanamkan dari generasi ke generasi.
Ia menjelaskan masyarakat minang memiliki kecerdasan sosial, sehingga akan dengan mudah membaur dengan masyarakat lokal. Selain itu menurutnya perantau minang adalah etalase minangkabau dimanapun mereka berada.
"Ini semua tidak terlepas dari buah budaya minangkabau yang diturunkan dari generasi ke generasi," katanya.
Novri Latif, Ketua Surau Sydney mengatakan bahwa Surau Sydney, selain berfungsi sebagai rumah ibadah, juga digunakan untuk pusat budaya dan pendidikan.
"Bagi masyarakat minang, Surau tidak saja menjadi simbol agama, tetapi juga menjadi simbol adat minang. Artinya, untuk tempat ibadah, dan pendalaman nilai-nilai agama serta menjadi semacam pusat pendidikan budaya dan adat istiadat," ungkap Novri latief.
Ditambahkan oleh Novri, selain fungsi tersebut, Surau juga menyediakan tempat bagi generasi muda minang di Sydney, untuk memanfaatkannya sebagai tempat bertemu dan berdiskusi untuk kemaslahatan bersama. Keresahan kita akan lunturnya nilai dan adat minang pada generasi-generasi selanjutnya terjawab dengan berdirinya surau Sydney ini.
"Berdirinya Surau Sydney menjawab kegelisahan kita akan pudarnya adat dan budaya minang pada generasi kita selanjutnya," ujar Novri.
Surau Sydney dibangun di atas lahan seluas 450 meter persegi. Sementara luas bangunannya sebesar 400 meter persegi.
Konjen RI, Sydney Vedi Kurnia Buana, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Surau Sydney tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat minang tapi juga menjadi kebanggaan kita diaspora Indonesia yang ada di Australia. Surau ini juga menjadi sarana untuk memperkokoh jati diri bangsa.
"Iya, menjadi kebanggan kita dan (berfungsi) sangat penting untuk semakin memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan komunitas kita serta (memperkuat) jati diri bangsa" katanya.
Selain peresmian Surau Sydney, Gubernur Sumatera Barat berada di Sydney, Australia dalam rangka keikutsertaan Pemprov Sumatera Barat dalam Pameran Indonesia bertajuk Indonesia by the Harbour di Sydney 2023.
Gubernur juga melakukan pertemuan dengan diaspora Indonesia untuk menjajaki kerja sama dengan Universitas New South Wales di Sydney-Australia, penandatangan Letter of Intent (LOI) pengembangan bahasa dan budaya serta promosi potensi investasi dan pariwisata yang ada di Sumatera Barat.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyambut baik pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menegaskan bahwa Prancis tidak menganut standar ganda dalam melihat situasi di Palestina.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang turut hadir dalam pertemuan para Menlu OKI dengan Presiden Prancis tersebut mengatakan para Menlu OKI berharap agar Prancis menggunakan pengaruhnya kepada negara lain untuk tidak menerapkan standar ganda untuk kasus Palestina.
“Para Menlu mengharapkan agar Perancis menggunakan pengaruhnya terhadap negara lain untuk tidak terapkan double standard untuk kasus Palestina. Para Menlu OKI kembali menekankan pentingnya ceasefire dan unhindered humanitarian assistance,” kata Retno Marsudi dalam keterangan yang diterima Rabu (23/11/2023) di Jakarta.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Menlu Prancis Catherine Colonna, dibahas lebih lanjut mengenai harapan para Menlu OKI mengenai perlunya sebuah Resolusi Dewan Keamanan PBB yang lebih kuat dan komprehensif, terutama mengenai masalah bantuan kemanusiaan, dan OKI sangat mengharapkan dukungan dari Perancis.
Perancis menjadi negara terakhir yang dikunjungi oleh para Menlu OKI dan Sekjend Liga Arab. Sebelumnya, para Menlu OKI telah mengunjungi Republik Rakyat Tiongkok, Rusia dan Inggris untuk menggalang dukungan untuk dilakukannya gencatan senjata dan pentingnya memegang teguh hukum humaniter internasional dalam konflik Palestina-Israel.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan Pers Internasional mengatakan Indonesia dan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyambut baik tercapainya kesepakatan pelepasan sandera dan gencatan senjata sementara antara konflik Palestina-Israel.
“Menyambut baik tercapainya kesepakatan pelepasan sandera dan dimulainya humanitarian truce untuk beberapa hari ke depan. Dan ini merupakan langkah awal yang baik, Namun demikian, diperlukan sebuah gencatan senjata yang lebih permanen sehingga bantuan kemanusiaan dapat diberikan tanpa hambatan,” kata Retno Marsudi dalam keterangan resminya Kamis (23/11/2023).
Retno Marsudi juga mengatakan pentingnya menghormati Hukum Humaniter Internasional dengan tidak melakukan kerusakan terhadap fasilitas sipil dan melukai warga sipil.
“Saya sampaikan, di dalam perang pun ada hukumnya, ada aturannya. Perlindungan terhadap masyarakat sipil dan fasilitas publik, termasuk rumah sakit, adalah bagian penting dari hukum humaniter,” terangnya.
Selain itu, Retno Marsudi mempertanyakan apakah konflik antara Palestina dan Israel ini tidak memegang teguh Hukum Humaniter Internasional, sehingga Israel menyerang warga sipil dan fasilitas sipil di Gaza.
“Negara-negara dari Global South selama ini banyak mendengar lectures mengenai penghormatan HAM, mengenai pentingnya menghormati International Law dan International Humanitarian Law. Saya tanyakan apakah semua lectures ini, apakah semua values dan standar ini juga berlaku untuk masalah Palestina?,” ucap Retno Marsudi.
Dalam pertemuan dengan Pers Internasional, para Menlu OKI diantaranya Indonesia, Arab Saudi, Palestina, Jordan, Mesir, Nigeria dan Sekjen Liga Arab menyampaikan tujuan kunjungan ke beberapa negara, yaitu adalah untuk follow-up KTT Luar Biasa OKI-Liga Arab yang diselenggarakan di Riyadh, 11 November lalu, untuk menggalang dukungan bagi penyelesaian masalah Gaza.
VOinews.id- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengharapkan peresmian dua bandara di wilayah Papua pada Kamis (23/11) dapat semakin memperlancar mobilitas masyarakat. "Dengan kehadiran dua bandara ini, diharapkan dapat semakin melancarkan mobilitas masyarakat dari dan ke Papua, baik ke Nabire maupun Fakfak. Kami mohon dukungan pemda untuk melakukan upaya-upaya untuk memasarkan bandara ini agar penumpang dan penerbangannya semakin ramai," ucap Menhub dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis. Dua bandara itu masing-masing Bandara Douw Aturure, Kabupaten Nabire, Papua Tengah dan Bandara Siboru, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Menhub juga telah meninjau langsung dua bandara yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) tersebut pada Rabu (22/11).
"Kami sudah membangun bandara yang cantik dan keren di Papua. Insya Allah sudah siap diresmikan oleh Bapak Presiden Jokowi," ucap Menhub. Menhub menjelaskan dua bandara tersebut merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk saling melengkapi. "Pemerintah daerah telah menyediakan lahannya kepada pemerintah pusat. Kemudian, pemerintah pusat yang melakukan pembangunan baik terminal, runway, dan fasilitas lainnya," katanya. Adapun, Bandara Siboru dibangun mulai 2020 sampai dengan 2023.
Sedangkan Bandara Douw Aturure dibangun mulai 2020 sampai dengan 2022. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Juli 2023 juga telah meresmikan Bandara Ewer, Kabupaten Asmat, Papua Selatan. Bandara tersebut dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan transportasi, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Asmat. Menhub mengatakan Bandara Ewer akan menjadi titik strategis untuk melayani penerbangan penumpang maupun barang di wilayah Papua. "Bandara Ewer akan menjadi titik sentral yang sangat strategis untuk melayani penerbangan penumpang maupun barang, dari dan ke bandara yang lebih besar seperti Timika dan Merauke maupun menuju bandara yang lebih kecil di wilayah pedalaman Papua," kata Menhub saat itu.
Antara