19
September

Menlu RI Retno Marsudi dalam pertemuan KTT SDGs 2023 pada Senin, 18 September 2023 di Markas Besar PBB, New York.(Foto: Kemlu RI)

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyampaikan Komitmen Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mempersempit, kesenjangan pembangunan dan memperkuat implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) secara lokal.

 

“Termasuk melalui pemberdayaan pemuda, perempuan, lansia, UMKM, dan pekerja migran,” katanya saat menghadiri Sustainable Development Goals (SDGs) Summit di Markas Besar PBB di New York seperti dikutip dari keterangan resmi Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Selasa (19/9/2023).

 

Selain itu, Menlu RI menyampaikan, ASEAN juga berkomitmen untuk menjadi komunitas yang tangguh, dengan meningkatkan investasi hingga ketahanan energi berkelanjutan.

 

“Dengan meningkatkan investasi di bidang pembangunan SDM, infrastruktur kesehatan, transformasi digital, rantai pasok yang kuat, dan ketahanan energi yang berkelanjutan,” lanjut Menlu RI.

 

Tak hanya itu, ASEAN juga terus memperkuat multilateralisme dan penghormatan terhadap piagam PBB. “Dengan begitu, arah implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dapat kembali ke jalur yang benar," tambahnya.

 

Menlu RI Retno Marsudi juga mendorong negara-negara untuk memberikan kesempatan yang sama bagi negara-negara berkembang untuk tumbuh dan membuat lompatan pembangunan.

 

“Tidak ada pilihan lain, dunia harus mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi negara berkembang untuk tumbuh dan membuat lompatan pembangunan. Diskriminasi perdagangan harus dihentikan. Negara berkembang harus diberikan kesempatan untuk lakukan hilirisasi industri,” tegasnya.

 

SDGs Summit merupakan pertemuan resmi PBB yang diselenggarakan setiap empat tahun pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan untuk meninjau kemajuan dan tantangan dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

19
September

 

VOInews.id- Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pembangunan ekosistem energi baru terbarukan (EBT), untuk memerangi krisis iklim, polusi dan hilangnya keanekaragaman hayati. "Meningkatnya emisi gas rumah kaca, pencemaran udara dan air, serta kerusakan ekosistem menjadi masalah serius yang mengancam keseimbangan Bumi. Salah satu solusi utama untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membangun ekosistem energi baru terbarukan yang berkelanjutan," kata Puan dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Hal itu disampaikan Puan, usai menghadiri puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2023, di Indonesia Arena, kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, bersama dengan Presiden Joko Widodo. Kegiatan itu merupakan ajang untuk mengenalkan aktualisasi kerja dan langkah-langkah korektif kebijakan pemerintah, serta implementasinya di sektor kehutanan dan lingkungan hidup. "Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan drastis dalam penggunaan energi terbarukan, yang membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan," jelasnya.

Dia mencontohkan, dalam memajukan ekosistem EBT untuk memerangi krisis iklim, DPR juga sudah berperan serta dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan tambahan listrik gedung wakil rakyat. Panel surya pada PLTS itu terpasang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, tepatnya di taman energi DPR yang berada di depan Gedung Nusantara atau Gedung Kura-kura. PLTS di Taman Energi DPR saat ini digunakan untuk memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di gedung DPR. Puan mengatakan, penggunaan panel surya di kompleks parlemen menjadi komitmen DPR dalam upaya menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim.

"Energi terbarukan tidak hanya lebih bersih, tetapi juga lebih berkelanjutan, karena sumber dayanya dapat diperbaharui tanpa batas, berbeda dengan bahan bakar fosil yang semakin terbatas," katanya menegaskan.

Festival LIKE 2023 juga merupakan rangkaian kegiatan persiapan Indonesia dalam rangka COP-28 UNFCC yang akan diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada November mendatang. COP-28 sebutan lain dari Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2023 atau Konferensi Para Pihak UNFCCC (United Nations Framework on Climate Change Conference). UNFCC adalah Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim.

 

ANtara

19
September

 

 

VOInews.id- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempersiapkan enam teknologi guna optimalisasi Penangkapan Ikan Terukur Elektronik (e-PIT) dalam transformasi digital perikanan tangkap untuk mengatasi kendala komunikasi maritim di Indonesia.

“Ada enam teknologi yang disiapkan yaitu satelit komunikasi, satelit Nano, drone udara, drone laut, sensor, dan radar untuk pengelolaan sumber daya perikanan dan pelaporan online tangkapan ikan,” kata Plt Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi KKP Aulia Riza Farhan saat Bincang Bahari di Jakarta, Senin. Aulia menambahkan saat ini masih belum ada teknologi komunikasi maritim yang bisa mengirimkan data atau komunikasi langsung secara sewaktu.

“Satelit komunikasi sangat kami butuhkan untuk mendapatkan informasi yang sedang di bangun KKP,” ujarnya. Dia menuturkan pelayanan digital tersebut merupakan desain utama dari program KKP dalam transformasi dari integrasi data menuju kolaborasi network untuk keterpaduan layanan digital nasional.

“Pada 2024 mendatang Penangkapan Ikan Terukur (PIT) bisa diterapkan melalui aplikasi e-PIT untuk membantu memantau aktivitas nelayan dan kapal di laut,” tutur Aulia. Selain itu, dia menjelaskan pelaku usaha perikanan di Indonesia itu sudah sampai selatan Maldives dan sebelah baratnya sampai ke Perth.

“Luas wilayah Indonesia dari perairan sampai laut lepas jadi cakupannya seluruh laut komunikasi maritim ini sangat penting untuk keselamatan kapal perikanan Indonesia,” katanya. Aulia mengungkapkan kebutuhan komunikasi maritim di Indonesia sangat diperlukan untuk membuat Ocean Big Data yang menjadi fokus utama KKP agar eksploitasi di laut Indonesia teratur.

“Sejalan arahan Pak Menteri bahwa ekologi itu sebagai ‘panglima’ sehingga ekologi itu berada di depan baru di eksploitasi sehingga benar-benar optimal dan dapat dimanfaatkan untuk negara,” ungkap Aulia. Asisten Khusus Menteri KP Bidang Tugas Media dan Komunikasi Publik Doni Ismanto pada kesempatan yang sama mengatakan aplikasi e-PIT merupakan teknologi yang diinisiasi KKP untuk kemudahan dan efektivitas pelaksanaan PNBP pascaproduksi dan kebijakan PIT bagi kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan. “Aplikasi itu terintegrasi dengan layanan lain, seperti perizinan usaha, izin pelayaran serta regulasi lainnya terkait aktivitas kelautan dan perikanan,” kata Doni.

 

Antara

 

Antara

19
September

 

VOInews, Jakarta: Dalam rangka memperluas peluang bisnis di pasar Amerika Latin, Kementerian Luar Negeri RI kembali menyelenggarakan Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum 2023.

 

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi, mengatakan INA-LAC Business Forum terus menarik animo pengusaha dari Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia untuk melakukan transaksi bisnis.

 

"INA-LAC Business Forum merupakan jawaban dari instruksi Presiden Joko Widodo agar kita terus membuat terobosan baru dalam memperluas akses pasar di luar negeri, guna mendongrak ekspor produk-produk unggulan Indonesia," kata Umar Hadi Umar Hadi dalam press briefing, pada Senin (18/9/2023) di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

 

Bagi Indonesia, Umar Hadi mengungkapkan, faktor geografis menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan ekonomi dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Oleh karena itu, INA-LAC menjadi ruang bagi ketiga negara untuk menjalin kerja sama untuk meningkatkan ekonomi.

 

“ Karena itu INA-LAC Bisnis Forum merupakan satu ruang, satu space yang kita bikin sama-sama antara pemerintah dengan dunia usaha, supaya menjadi tempat paling tidak, setiap tahun ada tempat untuk ketemu,” ungkapnya.

 

Pada 2022, INA-LAC telah memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kontrak bisnis mencapai USD179 Juta di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, pertambangan, pertanian hingga properti.

 

Tahun ini, INA-LAC akan fokus pada 3 sektor yang dinilai memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Latin dan Karibia. Seperti, Sektor Farmasi dan alat-alat kesehatan, suku cadang (spare parts) kendaraan bermotor dan furniture. Ketiganya dinilai memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Latin dan Karibia.