18
September

 

VOInews.id- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memberikan penjelasan terkait percepatan pengembangan proyek Rempang Eco-City yang terkesan terburu-buru sehingga menimbulkan protes dari warga. Menurut Bahlil, investasi itu tidak seperti buah yang tumbuh dari sebuah pohon. Investasi itu harus direbut, sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

"Kami ini berkompetisi, negara tujuan foreign direct investment (FDI) terbesar di ASEAN saat ini diraih negara Singapura di posisi pertama. Sementara itu, Indonesia dengan luas wilayah lebih besar, justru berada di posisi kedua. Ini kami mau merebut investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan," kata Bahlil di Batam Kepulauan Riau, Minggu (17/9). Untuk itu, Bahlil menegaskan, perebutan proyek investasi asing ini butuh kecepatan dan ketepatan yang tidak menimbulkan kerugian di satu pihak.

"Kalau kita terlalu lama, memangnya mereka (investor) mau menunggu kita? Kita butuh mereka, tapi di sisi lain, juga harus menghargai yang di dalam," ujarnya. Ia mengungkapkan total nilai investasi yang akan diserap dari proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City ini mencapai lebih dari Rp300 triliun.

Di pengembangan tahap awal, investor akan menggelontorkan kurang lebih Rp175 triliun. Dengan itu, menurutnya, akan berdampak positif terhadap capaian pendapatan negara, serta dampaknya juga dapat dirasakan oleh masyarakat berupa lapangan pekerjaan yang melimpah. "Kalau ini lepas, itu berarti potensi capaian PAD (pendapatan asli daerah) dan penciptaan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita di sini akan hilang," jelasnya.

Namun, kata dia, tentu pihaknya akan menggunakan cara-cara yang lebih humanis dalam menghadapi masyarakat Pulau Rempang yang terdampak relokasi akibat proyek ini. "Kami akan mengerahkan cara-cara yang lembut," kata dia.

 

ANtara

16
September

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan siaran pers tentang KTT G77, Sabtu (16/9/2023). (Foto: Tangkapan layar YouTube Kemlu RI) (Foto: Voice of Indonesia)

 

 

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G77 di Havana, Kuba pada Jumat-Sabtu (15-16/9/2023). Dalam pernyataannya di KTT tersebut, ia menyampaikan pentingnya solidaritas dari sesama negara anggota G77.

16
September

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, memberi sambutan pada lelang penggalangan dana dan makan malam

 


Sebanyak 24 benda terjual pada puluhan undangan dalam lelang dan makan malam yang diselenggarakan Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta. Kegiatan bertajuk “Let Them Smile” itu berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp161,4 juta. Di antara benda koleksi yang dilelang merupakan benda-benda yang terkait dengan hubungan Indonesia dan Ukraina.

15
September

 

 

VOInews, Jakarta: KBRI Bangkok mengadakan kegiatan Indonesia-Thailand Cultural Exchange Program pada tanggal 14-15 September 2023. Kegiatan ini merupakan upaya KBRI Bangkok dalam mendorong penguatan kerja sama seni budaya serta penguatan people-to-people contact antara masyakarat Indonesia dan Thailand.  

"Kegiatan pada hari pertama diawali dengan workshop tari Thailand yang diikuti oleh 40 orang pelajar dan dosen dari empat universitas dari Indonesia yaitu Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Brawijaya," tulis KBRI Bangkok dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (15/9/2023). 

Dalam workshop tersebut, para peserta dibagi menjadi 4 bagian untuk belajar 4 tari Thailand yaitu Tari Rabam Khrut (Tari Garuda) bagian dari Khon Royal Mask Dance, Tari Soeng Kapo-Coconut Dance dari wilayah Isan Thailand, Tari Fon Tee-Umbrella Dance dari wilayah Utara Thailand dan Tari Raban Chaona-Farmer Dance dari wilayah Pusat Thailand.  

"Workshop berlangsung selama 3 jam sebelum akhirnya mereka semua tampil di depan Atase Pendidikan dan Kebudayan KBRI Bangkok dan Presiden Bunditpatanasilpa Institute," tulis KBRI. 

Selain workshop tari, Indonesia-Thailand Cultural Exchange Program juga mengenalkan kebudayaan Thailand di Community Learning Center Wat Arun yang dipimpin oleh Bapak Hartanto. Ia adalah seorang WNI yang mendedikasikan dirinya kepada anak-anak masyarakat Thailand yang kurang mampu.  

Sementara itu di hari kedua, Indonesia-Thailand Cultural Exchange Program menggelar workshop tari Indonesia yang dilaksanakan di gedung olahraga KBRI Bangkok. Kegiatan ini diikuti oleh 166 mahasiswa dari 12 perguruan tinggi di Thailand.  

Pada kesempatan tersebut, para mahasiswa dari Thailand diajarkan 4 tari Indonesia, yaitu Tari Suramadu  oleh instruktur dari Universitas Negeri Surabaya, Tari Kuda-Kuda oleh instruktur dari Universitas Negeri Yogyakarta, Tari Wonderland Indonesia oleh instruktur dari Universitas Islam Indonesia, dan Tari Jathil, bagian dari tari pada penampilan Reog Ponorogo, yang diajarkan oleh instruktur dari Universitas Brawijaya.  

Duta Besar Rachmat Budiman menggarisbawahi, program pertukaran kebudayaan ini dapat menjadi jembatan bagi kedua belah pihak untuk saling mengenal lebih baik satu sama lainnya.  

“Dengan mengenal kebudayaan orang lain, maka kita akan lebih memahami perasaan dan pikiran masing-masing yang pada gilirannya akan mempermudah komunikasi dan berdiskusi mengenai berbagai hal secara lebih nyaman dan terbuka,” ungkap Dubes Rachmat Budiman. 

Pada kesempatan tersebut, para perwakilan dari 12 perguruan tinggi Thailand menyampaikan apresiasi kepada KBRI Bangkok atas penyelenggaraan kegiatan. Hal ini dinilai sangat bermanfaat karena para mahasiswa mereka dapat belajar tari dari para instruktur orang Indonesia secara langsung.  

Selain itu, para mahasiswa mereka juga dapat berkenalan dan menjalin persahabatan dengan para instruktur dari empat universitas di Indonesia yang sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa dan para dosen.