17
October

 

VOInews.id- Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) menyatakan penyaluran bantuan pangan beras ke seluruh kabupaten dan kota di Sumut mencapai 83,53 persen sampai Senin ini. "Semuanya masih berjalan sesuai rencana," kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu, di Medan, Senin. Melihat lancarnya penyaluran tersebut, Arif menyebut bahwa pihaknya menargetkan distribusi bantuan itu selesai seluruhnya sebelum akhir November 2023. Berdasarkan data Bulog Sumut, sampai Senin, pukul 17.00 WIB, bantuan beras yang sudah diberikan kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mencapai 15.910,75 ton. Beras bantuan tersebut disebar ke 871.252 KPM.

 

Jumlah ini berkurang sedikit daripada penyaluran tahap pertama pada Maret, April dan Juni 2023 sekitar 926 ribu KPM. Terkait hal tersebut, Arif Mandu mengatakan bahwa kalau tidak ada perubahan, artinya terjadi penurunan jumlah KPM di Sumut. "Biasanya karena ada orang yang sudah meninggal. Atau ada peningkatan dari keluarga prasejahtera ke situasi ekonomi yang lebih baik. Itu mungkin sisi positifnya," kata dia.

 

Sementara di Pulau Nias, pada periode yang sama, penyaluran beras bantuan di Kabupaten Nias dan Kota Gunungsitoli sudah 100 persen. Lalu di Kabupaten Nias Barat 86 persen, kemudian di Nias Utara dan Nias Selatan distribusinya menyusul. Penyaluran bantuan pangan beras di Kepulauan Nias mendapatkan perhatian lebih karena dilakukan secara khusus, berbeda dengan wilayah lain di Sumut. Di kawasan tersebut, bantuan beras pemerintah disalurkan tiga tahap sekaligus dalam sekali pemberian yang merupakan total jatah tiga bulan yakni September, Oktober dan November 2023.

 

Hal itu dilakukan lantaran mempertimbangkan situasi geografis Kepulauan Nias yang terdiri dari perbukitan, perairan dan pulau-pulau. Artinya setiap KPM di Kepulauan Nias langsung mendapatkan 30 kilogram beras bantuan. Di daerah lain, setiap KPM memperoleh 10 kilogram beras bantuan per bulan.

 

Antara

17
October

 

 

VOInews, Jakarta: Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury mengatakan pertemuan Indonesia-Amerika Latin dan Negara-negara Karibia (INA-LAC) merupakan forum penting yang diharapkan dapat menciptakan peluang baru ditengah tantangan ekonomi global yang dihadapi dunia saat ini. INA-LAC 2023 dilaksanakan pada 16-17 Oktober 2023 mengangkat tema “Forging an Effective Partnership”.

“Tahun ini, forum ini semakin relevan di saat persaingan geo-politik telah menyentuh aspek ekonomi dan negara berlomba mengurangi resiko ekonomi lewat kemitraan dengan negara-negara yang dianggap sekutu saja,” katanya dalam pidato sambutan forum INA-LAC ke-5 di Jakarta, Senin (16/10/2023).

Selain itu menurutnya persaingan geo-politik juga akan berdampak pada berkurangnya peluang ekonomi dan menghambat upaya pengentasan kemiskinan global. Oleh karena itu dirinya mengajak INA-LAC untuk dapat mengubah kondisi ini menjadi peluang untuk memajukan kerja sama ekonomi konkrit.

“Yang tidak hanya bersifat pertimbangan politis, namun kerja sama yang berakar pada solidaritas di antara negara-negara Selatan dan berkontribusi pada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat kita,” katanya.

Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum merupakan program unggulan Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, yang diinisiasi pada 2019. Selama 4 tahun penyelenggaraan, INA-LAC telah memfasilitasi penandatanganan berbagai perjanjian antar pemerintah dan pelaku usaha serta kesepakatan bisnis.

Pada tahun 2022, INA-LAC diselenggarakan secara hybrid dengan pencocokan bisnis. Pada tahun lalu, forum ini tercatat menghasilkan kesepakatan bisnis senilai USD179,05 juta atau sekitar Rp2,78 triliun.

Dalam kegiatan pembukaan INA-LAC ke-5 juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Kamar Dagang Meksiko (COMCE), serta penyerahan MoU kerja sama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan Komisi Federal untuk Perlindungan dari Risiko Sanitasi Meksiko (COFEPRIS) yang telah ditandatangani secara sirkular oleh BPOM.

17
October

 

VOInews, Jakarta: Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury mendorong forum Indonesia-Amerika Latin dan Negara-negara Karibia (INA-LAC) untuk memperluas kerja sama perdagangan dan investasi. Menurutnya di bidang perdagangan, total perdagangan INA-LAC meningkat sebesar 8,9% dalam 5 tahun terakhir.

“Pada tahun 2022, nilainya mencapai USD 13,10 miliar, naik 24,4% dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya dalam sambutan pembukaan INA-LAC ke-6 di Jakarta, Senin (16/10/2023).

Selain itu menurutnya, investasi antara Indonesia, Amerika Latin dan Karibia bernilai USD 11,30 juta pada tahun 2022, meningkat secara eksponensial dari tahun 2021 yang hanya sebesar USD 1,89 juta.

“Kita harus memanfaatkan ini sepenuhnya,”katanya.

Pahala Mansury juga mendorong forum INA-LAC untuk memfokuskan kerja sama di sektor transisi energi. Menurutnya, Indonesia dan Amerika Latin memiliki ambisi yang sama untuk bertransisi ke energi terbarukan dan mencapai net zero emission.

“Keduanya mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat energi terbarukan, khususnya hidrogen hijau,” jelasnya.

Selain itu, Indonesia, Amerika Latin, dan Karibia dinilai juga dapat memainkan peran penting dalam industri kendaraan listrik karena memiliki cadangan mineral penting yang melimpah termasuk nikel,tembaga, kobalt, dan lithium.

Kita harus saling melengkapi untuk menjadi bagian penting dalam rantai pasokan global dan berkontribusi dalam mempercepat transisi energi global,” katanya.

Hal lain yang juga mendapat perhatian adalah bidang ekonomi digital dan ekonomi kreatif. Menurut Pahala Mansury, sektor ekonomi digital dan ekonomi kreatif menghadirkan banyak bidang untuk dikolaborasikan termasuk dalam pengembangan talenta digital dan infrastruktur digital.

16
October

 

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi terus melakukan komunikasi dengan para Menlu negara sahabat  terkait perkembangan situasi di Palestina.

 

"Untuk galang suara agar segera diambil langkah guna hindari katastropi kemanusiaan yang semakin memburuk," tulis Kemlu RI di akun media sosial X @kemlu_ri yang dipantau dari Jakarta, Senin (16/10/2023). 

 

Indonesia dan sejumlah negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengusulkan agar segera dilakukan Pertemuan Khusus Tingkat Menteri.

 

"Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menteri OKI membahas situasi di Palestina akan dilaksanakan di Jeddah, pada 18 Oktober 2023," tulis Kemlu RI.

 

Untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendorong perdamaian di Palestina, Menlu Retno Marsudi yang saat ini sedang mendampingi Presiden Joko Widodo dalam lawatan ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pun mengatakan akan turut menghadiri pertemuan tersebut.

 

"Menlu RI akan terbang langsung dari Beijing guna menghadiri pertemuan tersebut," tulis Kemlu RI