Akbar

Akbar

26
September

(voinews.id)Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menginformasikan, kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 1.411 pada Minggu, sehingga total warga terpapar penyakit tersebut pada saat ini mencapai 6.422.529 orang. Menurut data Satgas Penanganan COVID-19 di Jakarta, Minggu diketahui bahwa tambahan kasus positif terbanyak disumbang DKI Jakarta, yang memang jumlah penduduknya terbanyak, yaitu 580 orang.

Selanjutnya Provinsi Jawa Barat dengan tambahan 222 orang positif COVID-19, Jawa Timur 171 orang, Banten 134 orang, Jawa Tengah 82 dan Sumatera Utara 24. Sementara itu kasus sembuh COVID-19 di Tanah Air bertambah 2.569 orang, sehingga jumlah total keseluruhan yang telah sembuh hingga saat ini menjadi 6.243.707 orang.

Berdasarkan data dari Satgas diketahui bahwa penambahan kasus sembuh COVID-19 paling banyak berasal dari DKI Jakarta sebanyak 1.700 orang, selanjutnya Jawa Barat 296 orang, Jawa Timur 177 orang, Banten 108 orang dan Jawa Tengah 54 orang.

Berdasarkan data juga diketahui bahwa terdapat 16 kasus meninggal dunia akibat COVID-19 di Indonesia, yakni tiga berasal dari DKI Jakarta, satu dari Jawa Barat, satu dari Jawa Timur, dua dari Jawa Tengah, satu dari Riau, satu dari Yogyakarta, satu dari Sulawesi Selatan, satu dari Kalimantan Timur, satu dari Nusa Tenggara Timur, satu dari Aceh, satu dari Kepulauan Riau, satu dari Sulawesi Barat dan satu dari Maluku.

Terkait kondisi peningkatan kasus COVID-19 tersebut, Satgas Penanganan COVID-19 kembali mengajak masyarakat untuk memperkuat protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito meminta kesadaran masyarakat untuk melindungi dirinya dan orang lain dengan menerapkan protokol kesehatan dan melengkapi diri dengan vaksinasi COVID-19 hingga dosis ketiga. Menurut Wiku, meskipun situasi pandemi COVID-19 di Indonesia relatif stabil sejak Maret 2022 namun penguatan protokol kesehatan masih tetap diperlukan guna menekan kasus kematian.

"Kasus kematian masih perlu untuk segera ditekan karena saat ini masih mencatatkan lebih dari 100 kematian dalam satu pekan. Angka tersebut terbilang cukup banyak karena kematian tidak hanya sekedar angka namun berarti nyawa," katanya.

Wiku menekankan kesiapan Indonesia dalam mengakhiri pandemi dan memulai transisi ke endemi perlu didukung kuat dari kesadaran masyarakat, selain kesiapan pemerintah daerah. T.W0

 

antara

26
September

 

(voinews.id)- Ribuan warga Moldova berunjuk rasa di ibu kota Chisinau pada Minggu (25/9) menuntut Presiden Maia Sandu untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah dinilai gagal mengatasi inflasi tinggi dan kenaikan harga energi akibat perang Ukraina. Berdasarkan laporan Reuters, sekitar 5.000 orang melakukan aksi unjuk rasa di luar kediaman Presiden Maia Sandu. Para demonstran meneriakkan “Turunkan Maia Sandu”.

Ketegangan politik meningkat di Moldova dalam beberapa bulan terakhir karena harga gas melonjak menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Moldova, sebuah negara kecil di Eropa Timur yang berbatasan dengan Ukraina dan Rumania, mengalami kesulitan ekonomi akibat tingginya harga energi. Aksi unjuk rasa yang dipimpin oleh partai oposisi Shor itu merupakan aksi demonstrasi yang terbesar sejak Maia Sandu memenangi pemilihan umum pada 2020.

Namun aksi demonstrasi tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung bagi presiden dan pemerintahannya. Presiden Sandu dalam berbagai kesempatan berulang kali mengutuk tindakan Rusia di Ukraina. Ia mendorong keanggotaan Uni Eropa, yang telah memberikan banyak bantuan kepada negara bekas Soviet itu.

Para kritikus mengatakan bahwa Presiden Sandu seharusnya menegosiasikan kesepakatan gas yang lebih baik dengan Rusia, pemasok utama Moldova.

Pada Jumat, regulator gas Moldova menaikkan harga sebesar 27 persen untuk konsumsi rumah tangga. Perdana Menteri Natalia Gavrilita mengatakan dia fokus membantu mereka yang berpenghasilan rendah. "Masalah negara dan rakyat tidak bisa diselesaikan di jalanan," tulisnya di situs berita point.md.

"Kami mencoba memecahkan masalah orang-orang yang paling membutuhkan.

" kata Gavrilita. Para pengunjuk rasa telah bersumpah untuk mengadakan demonstrasi setiap Minggu sampai Presiden Maia Sandu dan Perdana Menteri Natalia Gavrilita mengundurkan diri dari jabatannya.

 

Sumber : Reuters 

26
September

 

(voinews.id)Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail pada minggu (25/9) mengatakan berencana mundur secara resmi dari jabatannya, sebuah perubahan yang terjadi saat negara itu bergelut dengan krisis ekonomi yang diperparah banjir dahsyat.

"Secara verbal saya menyatakan mundur sebagai Menteri Keuangan," cuit Ismail di Twitter, menambahkan bahwa ia telah memberikan sinyal pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri Shehbaz Sharif di sebuah pertemuan.

"Saya akan mengajukan pengunduran diri secara resmi begitu setibanya di Pakistan," katanya menambahkan. Ismail dan Sharif saat ini berada di London dan akan kembali ke tanah air awal pekan depan.

Ismail menjadi menteri keuangan kelima yang lengser dalam waktu kurang dari empat tahun saat ekonomi Pakistan terus-menerus mengalami turbulensi selagi transaksi defisit saat ini melebar tajam dan kenaikan inflasi membebani rumah tangga dan juga usaha.

Banjir dahsyat yang melanda sebagian besar wilayah Pakistan bulan ini turut memperparah krisis.

Bencana tersebut menewaskan lebih dari 1.500 orang dan menyebabkan kerusakan yang diperkirakan mencapai 30 miliar dolar AS (sekitar Rp451 triliun).

Kondisi itu menambah kekhawatiran bahwa Pakistan tidak akan mampu melunasi utangnya.

Ismail pada Jumat meyakinkan para investor bahwa negara Asia Selatan itu sedang mengupayakan keringanan utang dari kreditur bilateral dan menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mencari keringanan utang apa pun dari bank komersial atau kreditur Eurobond.

 

Sumber: Reuters

26
September

 

(voinews.id)Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa pasukan Ukraina menuai sejumlah hasil positif di medan perang. "Ini adalah wilayah Donetsk, ini adalah wilayah Kharkiv kami. Ini adalah wilayah Kherson, dan juga wilayah Mykolaiv dan Zaporizhzhia," kata Zelenskiy.

"Kami memiliki hasil positif di beberapa wilayah." kata dia. Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat lebih dari enam juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengumumkan pemberian paket baru bantuan senjata senilai 600 juta dolar AS (sekitar Rp8,96 triliun) untuk membantu militer Ukraina memerangi Rusia.

Pemberian paket baru itu terungkap dalam surat yang dikirimkan Gedung Puith kepada Departemen Luar Negeri AS pada Kamis (15/9). Biden mengesahkan bantuan tersebut dengan menggunakan wewenangnya yang disebut sebagai Presidential Drawdown Autority.

Dengan wewenang khusus itu, presiden diperbolehkan memberikan izin untuk menyalurkan kelebihan persenjataan dari persediaan yang dimiliki AS.

Sumber : Reuters