VOinews.id- Pemerintah Rusia pada Senin mengeluarkan peringatan tsunami bagi Pulau Sakhalin dan Kota Vladivostok, menyusul gempa magnitudo 7,4 di Jepang pada hari yang sama. "Gelombang tsunami kemungkinan akan melanda daerah-daerah di sepanjang pantai barat Sakhlain," kata Kementerian Kedaruratan Rusia seperti dilaporkan kantor berita Rusia TASS. Sistem peringatan telah diaktifkan di daerah-daerah tersebut dan penduduk setempat tengah dievakuasi ke tempat-tempat aman.
"Tim tanggap darurat dipersiapkan untuk menangani dampak yang mungkin terjadi akibat tsunami," kata kementerian itu, menambahkan. Peringatan tsunami juga dikeluarkan bagi Kota Vladivostok di wilayah timur jauh Rusia. Pemerintah kota itu mengatakan dalam pernyataannya bahwa nelayan dan kapal yang pergi berlayar diminta untuk segera kembali ke pantai. Menurut Pusat Tsunami Rusia, gelombang setinggi 0,3 meter dari Teluk Ussuri diperkirakan akan tiba di pantai Vladivostok sekitar pukul 19.36 (16.36 WIB).
Antara
VOinews.id- Provinsi Gangwon di Korea Selatan mengeluarkan peringatan tsunami lewat pesan teks kepada warga di enam kota dan desa pesisir, menyusul gempa magnitudo 7,4 yang terjadi pada Senin di Jepang. Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa masyarakat Gangwon yang tinggal di dekat pantai diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Badan meteorologi setempat mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di perairan lepas pantai kota-kota pesisir.
Daerah-daerah pantai akan rawan terkena gelombang tinggi sepanjang Senin malam hingga Selasa dini hari, kata badan tersebut. Gempa besar di Jepang pada Senin itu memicu peringatan tsunami di negara tersebut dan di sejumlah negara, termasuk Rusia dan Korsel. Kantor berita Jepang NHK, sementara itu, melaporkan bahwa Perdana Menteri Jepang telah memerintahkan para pejabat untuk menyampaikan informasi akurat tentang tsunami dan bencana terkait lainnya. Dia menegaskan bahwa pemerintah Jepang harus memprioritaskan keselamatan manusia dalam menangani bencana itu.
Antara
VOinews.id- Pemerintah Kota Kanazawa, Prefektur Ishikawa menjadikan sekolah, mulai dari sekolah dasar dan menengah sebagai pusat evakuasi warga mewaspadai gempa susulan di Jepang pada Senin. “Saat ini, sekolah dasar dan menengah dibuka sebagai pusat evakuasi,” demikian yang tertulis dalam imbauan resmi pemerintah Jepang yang diakses di Tokyo, Senin. Imbauan tersebut menyusul prakiraan gempa susulsan yang masih akan terjadi sepanjang pekan ini.
“Gempa dengan magnitudo yang sama diperkirakan masih akan terjadi sepanjang pekan ini, dengan kekuatan yang lebih besar dalam waktu dekat ini,” demikian imbauan tersebut. Data resmi Pemkot Kanazawa hingga Senin (1/1) pukul 17.30 menunjukkan terdapat total 46 pusat evakuasi dengan 1.300 pengungsi. Pemerintah meminta warga untuk mengecek pusat evakuasi terdekat. Gempa berkekuatan 7.6 magnitudo dengan intensitas seismik 5+ mengguncang wilayah pantai Laut Jepang yang berpusat di Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa pada Senin (1/1) pukul 16.10 waktu setempat (14.10 WIB).
warga negara Indonesia (WNI) di Kanazawa, Dian Novitasari, mengatakan saat ini dia dan keluarga mengungsi di Masjid Kanazawa. “Malam ini kita menginap di masjid sampai gempa susulannya reda,” katanya. Dia menambahkan sejumlah pengungsi masih bertahan di masjid karena masih terjadi gempa susulan. Gempa tersebut juga dirasakan di Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita. Melly Suryanty, WNI di Prefektur Tottori, mengaku merasakan guncangan gempa tersebut. “Kami yang di Tottori saja masih merasakan getarannya, bahkan sempat lari ke safe area,” katanya.
Dia sempat bertahan di titik kumpul selama 30 menit. Alarm peringatan terus berbunyi agar warga menjauhi bibir pantai. Sistem lapor diri KBRI Tokyo mencatat terdapat 3.791 WNI yang menetap di tiga prefektur terdampak gempa, di antaranya sebanyak 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa; Toyama (1.344 orang) dan Niigata (1.132 orang).
Antara
VOInews.id- Kedutaan Besar RI di Tokyo dan Konsulat Jenderal RI di Osaka mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di wilayah terdampak gempa Jepang untuk tetap waspada karena peringatan tsunami belum dicabut hingga Senin (1/1) malam.
“WNI diminta untuk tetap waspada terhadap gempa susulan dan tsunami dan selalu memantau informasi dan arahan otoritas setempat. Peringatan tsunami di sepanjang pesisir barat Jepang masih belum dicabut hingga malam hari ini waktu Jepang,” kata KBRI Tokyo dalam keterangannya pada Senin. Sistem lapor diri KBRI Tokyo mencatat ada 3.791 WNI yang menetap di tiga prefektur terdampak gempa: Ishikawa (1.315 orang), Toyama (1.344 orang), dan Niigata (1.132 orang).
Gempa magnitudo 7.4 yang terjadi pada Senin pukul 16.10 waktu setempat (14.10 WIB) itu juga dirasakan di Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita. Gempa itu telah menimbulkan gelombang tsunami di beberapa wilayah. KBRI Tokyo dan KJRI Osaka berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menghubungi sejumlah simpul masyarakat di wilayah terdampak untuk memastikan kondisi WNI.
“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka mengimbau WNI untuk melakukan evakuasi mandiri terlebih dahulu,” tulis keterangan tersebut. Sejauh ini, gempa tersebut telah mengakibatkan pembatalan jadwal kereta cepat Shinkansen dan pendaratan pesawat di Bandara Niigata. Gempa itu juga menimbulkan kerusakan di beberapa ruas jalan di Ishikawa, padamnya aliran listrik, dan berdampak pada sekitar 35.000 keluarga di ketiga prefektur tersebut. WNI yang terkena dampak gempa tersebut dapat menghubungi kontak darurat via nomor telepon +818035068612 (KBRI Tokyo) dan +818031131003 (KJRI Osaka).
Antara