Jakarta (voinews.id) : Komisi I DPR RI memulai proses uji kelayakan dan kepatutan dalam rangka pemberian pertimbangan bagi Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara sahabat.
“Kami mem-fit proper 5 calon dubes. Jadi hari ini ada 13. Berikutnya 4 dan terakhir 4. Tadi yang kami fit proper itu Turkiye, Brunei Darussalam, Ukraina, Fiji, dan terakhir Laos,” kata anggota Komisi I DPR RI Utut Adianto, Rabu (1/2) usai mengikuti sesi pertama uji kelayakan dan kepatutan Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia, di gedung DPR RI Jakarta.
Ia menekankan pentingnya peran para duta besar Indonesia sebagai wakil Indonesia di tiap negara sahabat.
“Pertimbangan utamanya ketika mereka bertugas itu mereka mewakili kepentingan negara,” katanya.
Ia mengatakan para duta besar Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan Indonesia kepada negara sahabat dan mendorong penguatan kerja sama bilateral di masing-masing negara penempatan.
“Tugas yang diberikan oleh Presiden Jokowi saat beliau dilantik itu antara lain menjadi garda terdepan untuk menjadi penarik investasi,” katanya.
Salah satu calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh akan ditempatkan di Ukraina. Secara khusus Utut Adianto juga menyampaikan harapan agar calon duta besar yang ditempatkan di Ukraina dapat melanjutkan langkah diplomasi Presiden Joko Widodo saat bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Proses uji kelayakan dan kepatutan bagi Calon Duta Besar RI dilakukan selama satu penuh di Komisi 1 DPR RI. Fit dan proper test dilakukan dalam tiga sesi dimana sesi pertama dilakukan untuk 5 orang calon duta besar, sementara sesi kedua dan ketiga masing-masing dilakukan untuk 4 orang calon duta besar.
Ada 13 orang calon duta besar yang mengikuti proses ini, yaitu :
1. Acmad Rizal Purnama untuk Turki;
2. I Gede Ngurah Swajaya untuk Konfederasi Swiss; 3. Grata Endah Wedaningsih untuk Laos;
4. Saud Purwanto Krisnawan untuk Afrika Selatan;
5. Santo Darmo Susanto untuk Kamboja;
6. Acmad Ubaedillah untuk Brunei Darussalam;
7. Sulaiman untuk Argentina;
8. Arief Basalamah untuk Ukraina;
9. Ricky Suhendar untuk Peru;
10. Meidyatama Suryadiningrat untuk Romania;
11. Trias Kuncahyono untuk Vatikan;
12. Teuku Faizasyah untuk Kerajaan Norwegia; 13. Dupito Simamora untuk Fiji.
Jakarta (voinews.id) : Pemerintah Indonesia mengutuk serangan keji teroris yang terjadi di masjid di kota Peshawar, Pakistan yang menimbulkan korban meninggal dunia dan melukai para jemaah.
“Indonesia mengutuk serangan keji teroris yang terjadi di masjid di kota Peshawar, yang telah mengakibatkan banyak korban meninggal dunia dan melukai para jemaah,” kata Kementerian Luar Negeri RI lewat twitter, Selasa (31/1).
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap agar korban luka dapat segera pulih.
“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga yang berduka dan mendoakan agar korban yang terluka dapat segera pulih,” tulis Kemlu.
Sebuah ledakan bom bunuh diri menghacurkan sebuah masjid yang sedang dipenuhi oleh jamaah di Kota Peshawar, Pakistan, Senin (30/1).
Dikutip dari berbagai sumber, setidaknya jumlah korban meninggal akibat ledakan telah mencapai 93 orang termasuk 27 orang polisi. Sementara korban luka mencapai 57 orang.
Jakarta (voinews.id) : Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengatakan Komisi I DPR RI akan kembali melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap 13 Calon Duta Besar. Uji kelayakan dan kepatutan rencananya digelar Rabu (1/2).
“Jadwal uji kepatutan dan kelayakan akan dibagi dalam 3 sesi di hari yang sama, sesi I untuk 5 Calon, Sesi II dan sesi III masing-masing untuk 4 calon,” ungkap Christina kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/1).
Politisi Fraksi Partai Golkar ini berharap, proses uji kelayakan dan kepatutan berjalan lancar, dan dengan hasil pertimbangan DPR RI, dapat dipilih Calon Dubes Terbaik untuk masing-masing negara perwakilan.
“Tentu kami berharap pertimbangan yang diberikan oleh DPR RI bisa memberikan hasil maksimal terhadap para calon Duta Besar. Apalagi di tengah tantangan dan dinamika global, ke depannya peran Duta Besar menjadi sangat signifikan,” jelasnya.
Berikut nama calon Dubes RI yang akan menjalani uji kelayakan di Komisi I DPR RI:
1. Acmad Rizal Purnama untuk Turki.
2. I Gede Ngurah Swajaya untuk Konfederasi Swiss.
3. Grata Endah Wedaningsih untuk Laos.
4. Saud Purwanto Krisnawan untuk Afrika Selatan.
5. Santo Darmo Susanto untuk Kamboja.
6. Acmad Ubaedillah untuk Brunei Darussalam.
7. Sulaiman untuk Argentina.
8. Arief Basalamah untuk Ukraina.
9. Ricky Suhendar untuk Peru.
10. Meidyatama Suryadiningrat untuk Romania.
11. Trias Kuncahyono untuk Vatikan.
12. Teuku Faizasyah untuk Kerajaan Norwegia.
13. Dupito Simamora untuk Fiji.
Jakarta (voinews.id) : Tahun 2023 menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan. Dalam kurun waktu yang panjang itu, kedekatan hubungan kedua negara terus berkembang.
"Hari ini Indonesia dan Korea Selatan lebih dari sekedar teman dekat. Kami adalah mitra strategis spesial," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sambutan secara virtual pada acara Indonesia-Korea Morning Talk, Kamis (26/1), di Kementerian Luar Negeri Jakarta.
Indonesia-Korea Morning Talk digelar dalam rangka perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan.
"Hubungan bilateral kita semakin matang dan terwujud dalam kerja sama konkret yang bermanfaat bagi rakyat," kata Menlu Retno.
Kerjasama konkrit yang dimaksud diantaranya adalah di bidang keamanan, kelautan, investasi, pariwisata, dan kesehatan.
"Tahun lalu volume perdagangan bilateral kita mencapai USD 20,57 miliar angka tertinggi selama lima tahun terakhir," kata Retno.
Sementara di tahun ini, menurut Retno, kedua negara mencatat tonggak baru dengan berlakunya Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea. Bahkan Korea Selatan juga terlibat dalam pembangunan Ibukota Negara Nusantara.
"Dengan total investasi sebesar 6,37 miliar dolar AS dan membuka 58 ribu lowongan kerja," katanya.
Perayaan setangah abad hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan, menurut Retno, merupakan momentum untuk lebih meningkatkan kemitraan kedua negara. Terutama saat dunia menghadapi tantangan seperti efek pandemi yang berkepanjangan, resesi yang membayangi, dan dinamika geopolitik di Kawasan Indo-Pasifik.
"Mari kita mendayung badai yang akan datang bersama dan mengubahnya menjadi lautan peluang," kata Retno.
Untuk itu Retno Marsudi menggaris bawahi dua hal yang harus menjadi fokus dalam hubungan bilateral Indonesia dan Korea Selatan.
"Pertama, membangun ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dalam hal ini saya mencatat investasi Korea di industri baja dan kendaraan listrik kita," kata Retno.
Kedua, Menteri Retno juga menggaris bawahi pentingnya mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pacifik.
"Sebagai mitra dialog ASEAN, kontribusi Korea terhadap implementasi nyata ASEAN Outlook on The Indo-Pacific sangat penting," tegas Retno.
Retno Marsudi juga menyampaikan harapan dukungan Korea Selatan terhadap Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023.