Andy Romdoni

Andy Romdoni

31
January

Jakarta (voinews.id) : Pemerintah Indonesia mengutuk serangan keji teroris yang terjadi di masjid di kota Peshawar, Pakistan yang menimbulkan korban meninggal dunia dan melukai para jemaah.

“Indonesia mengutuk serangan keji teroris yang terjadi di masjid di kota Peshawar, yang telah mengakibatkan banyak korban meninggal dunia dan melukai para jemaah,” kata Kementerian Luar Negeri RI lewat twitter, Selasa (31/1).

Pemerintah Indonesia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap agar korban luka dapat segera pulih.

“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga yang berduka dan mendoakan agar korban yang terluka dapat segera pulih,” tulis Kemlu.

Sebuah ledakan bom bunuh diri menghacurkan sebuah masjid yang sedang dipenuhi oleh jamaah di Kota Peshawar, Pakistan, Senin (30/1).

Dikutip dari berbagai sumber, setidaknya jumlah korban meninggal akibat ledakan telah mencapai 93 orang termasuk 27 orang polisi. Sementara korban luka mencapai 57 orang.

30
January

 

Jakarta (voinews.id) : Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengatakan Komisi I DPR RI akan kembali melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap 13 Calon Duta Besar. Uji kelayakan dan kepatutan rencananya digelar Rabu (1/2).  
“Jadwal uji kepatutan dan kelayakan akan dibagi dalam 3 sesi di hari yang sama, sesi I untuk 5 Calon, Sesi II dan sesi III masing-masing untuk 4 calon,” ungkap Christina kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/1).
Politisi Fraksi Partai Golkar ini berharap, proses uji kelayakan dan kepatutan berjalan lancar, dan dengan hasil pertimbangan DPR RI, dapat dipilih Calon Dubes Terbaik untuk masing-masing negara perwakilan.  
“Tentu kami berharap pertimbangan yang diberikan oleh DPR RI bisa memberikan hasil maksimal terhadap para calon Duta Besar. Apalagi di tengah tantangan dan dinamika global, ke depannya peran Duta Besar menjadi sangat signifikan,” jelasnya.
Berikut nama calon Dubes RI yang akan menjalani uji kelayakan di Komisi I DPR RI:
1.    Acmad Rizal Purnama untuk Turki.
2.    I Gede Ngurah Swajaya untuk Konfederasi Swiss.
3.    Grata Endah Wedaningsih untuk Laos.
4.    Saud Purwanto Krisnawan untuk Afrika Selatan.
5.    Santo Darmo Susanto untuk Kamboja.
6.    Acmad Ubaedillah untuk Brunei Darussalam.
7.    Sulaiman untuk Argentina.
8.    Arief Basalamah untuk Ukraina.
9.    Ricky Suhendar untuk Peru.
10.    Meidyatama Suryadiningrat untuk Romania.
11.    Trias Kuncahyono untuk Vatikan.
12.    Teuku Faizasyah untuk Kerajaan  Norwegia.
13.    Dupito Simamora untuk Fiji.

26
January


Jakarta (voinews.id) : Tahun 2023 menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan. Dalam kurun waktu yang panjang itu, kedekatan hubungan kedua negara terus berkembang. 

"Hari ini Indonesia dan Korea Selatan lebih dari sekedar teman dekat. Kami adalah mitra strategis spesial," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sambutan secara virtual pada acara Indonesia-Korea Morning Talk, Kamis (26/1), di Kementerian Luar Negeri Jakarta.

Indonesia-Korea Morning Talk digelar dalam rangka perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan.

"Hubungan bilateral kita semakin matang dan terwujud dalam kerja sama konkret yang bermanfaat bagi rakyat," kata Menlu Retno.

Kerjasama konkrit yang dimaksud diantaranya adalah di bidang keamanan, kelautan, investasi, pariwisata, dan kesehatan.

"Tahun lalu volume perdagangan bilateral kita mencapai USD 20,57 miliar angka tertinggi selama lima tahun terakhir," kata Retno.

Sementara di tahun ini, menurut Retno, kedua negara mencatat tonggak baru dengan berlakunya Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea. Bahkan Korea Selatan juga terlibat dalam pembangunan Ibukota Negara Nusantara.

"Dengan total investasi sebesar 6,37 miliar dolar AS dan membuka 58 ribu lowongan kerja," katanya.

Perayaan setangah abad hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan, menurut Retno, merupakan momentum untuk lebih meningkatkan kemitraan kedua negara. Terutama saat dunia menghadapi tantangan seperti efek pandemi yang berkepanjangan, resesi yang membayangi, dan dinamika geopolitik di Kawasan Indo-Pasifik.

"Mari kita mendayung badai yang akan datang bersama dan mengubahnya menjadi lautan peluang," kata Retno.

Untuk itu Retno Marsudi menggaris bawahi dua hal yang harus menjadi fokus dalam hubungan bilateral Indonesia dan Korea Selatan.

"Pertama, membangun ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dalam hal ini saya mencatat investasi Korea di industri baja dan kendaraan listrik kita," kata Retno.

Kedua, Menteri Retno juga menggaris bawahi pentingnya mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pacifik.

"Sebagai mitra dialog ASEAN, kontribusi Korea terhadap implementasi nyata ASEAN Outlook on The Indo-Pacific sangat penting," tegas Retno.

Retno Marsudi juga menyampaikan harapan dukungan Korea Selatan terhadap Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023.

25
January

 

Credit : Kementerian Luar Negeri RI 

Jakarta (voinews.id) : Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi secara terpisah menerima kunjungan Menteri Luar Negeri, Kerja Sama Internasional dan Warga Negara Gambia di Luar Negeri, H.E. Dr. Mamadou Tangara, dan kunjungan Menteri Perhubungan Guinea, Y.M Felix Lamah. Kedua pertemuan dilakukan di Kementerian Luar Negeri, Selasa (24/1) di Jakarta.

Pertemuan dengan Menlu Gambia membahas kerja sama dalam kerangka forum Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan berbagai peluang peningkatan kerja sama bilateral.

Terkait rencana Gambia yang akan menjadi tuan rumah KTT ke-15 OKI pada akhir tahun ini, Menlu Retno menyampaikan harapan agar KTT OKI dapat menghasilkan deliverables yang kongkret.

“Indonesia mendukung Gambia untuk dapat menghasilkan kerja sama yang dapat dirasakan manfaatnya bagi rakyat negara anggota OKI, antara lain melalui kerja sama untuk pemenuhan hak atas pendidikan bagi perempuan Afghanistan, serta kerja sama penguatan kapasitas di bidang pertanian,” kata Retno.

Menlu Retno juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk memberikan pelatihan keprotokolan dan persidangan internasional kepada Gambia guna meningkatkan kesiapan Gambia menyelenggarakan KTT OKI tersebut.

“Indonesia ingin menjadi bagian dari kisah sukses pembangunan ekonomi Afrika,” ujar Menlu Retno.

Secara khusus, kedua Menlu membahas tindak lanjut beberapa inisiatif dalam Indonesia-Africa Forum 2018 dan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019. Menlu Retno juga sampaikan komitmen Indonesia untuk membantu merenovasi Agricultural Rural Farmers Training Centre (ARFTC) di Jenoi, Gambia, yang dibangun Indonesia pada 1996. Dengan renovasi ini, ARFTC diharapkan dapat menjadi hub regional untuk pelatihan para petani di Afrika Barat.

Menlu Retno dan Menlu Tangara juga membahas mengenai rencana Preferential Trade Agreement antara Indonesia dan Economic Community of West African States (ECOWAS), yang diusulkan Indonesia sejak 2017. Menlu Tangara menyampaikan kesiapan Gambia menindaklanjuti rencana PTA ini.

Di bidang kesehatan, Menlu Retno menginformasikan bahwa vaksin Covid-19 buatan Indonesia, IndoVac, saat ini dalam proses pengajuan Emergency Use Listing dari WHO. Menlu Retno berkeinginan agar Indonesia terlibat lebih jauh dalam program kesehatan Gambia.

Sementara itu, dalam pertemuannya dengan Menteri Perhubungan Guinea, Y.M Felix Lamah, Menlu Retno membahas peningkatan hubungan bilateral khususnya di di bidang industri strategis, infrastruktur dan perhubungan.

Menlu Retno menyambut baik rencana penandatanganan Letter of Intent (Loi) di bidang transportasi antara Menhub RI-Guinea pada tanggal 26 Januari 2023 mendatang.

“Kita wujudkan kesepakatan ini ke dalam kerja sama nyata, khususnya Di bidang transportasi udara, maritim, dan darat (kereta api), baik secara G-to-G maupun B-to-B,” kata Retno.

Selain itu, Menlu Retno juga mendorong kerja sama antara BUMN Indonesia dengan mitranya di Guinea. Lebih jauh, kedua Menteri juga membahas mengenai kerja sama pengembangan kapasitas, termasuk untuk pengembangan industri aviasi dan pendirian Guinea Air, antara lain dapat berupa pelatihan pilot, mekanik, dan perawatan pesawat.

Selain bertemu dengan Menlu RI, Menhub Guinea juga direncanakan akan mengunjungi PT Dirgantara Indonesia untuk penjajakan dukungan pembentukan Guinea Air dan PT Wika Industri Manufaktur untuk penjajakan kerja sama pengembangan industri kendaraan listrik.