Andy Romdoni

Andy Romdoni

11
January

 

Jakarta (voinews.id) : Indonesia akan memimpin ASEAN tahun 2023 dengan berlandaskan pada pandangan yang positif, kerja sama dan optimisme. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM), Rabu (11/1) di Jakarta.

“Indonesia ingin melihat ASEAN yang tangguh dan menjadi barometer kerja sama yang akan berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan dan dunia,” katanya.

Dengan semangat tersebut, menurut Retno, keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 mengusung tema besar ASEAN Matters : Epicentrum of Growth.

“Dengan ASEAN Matters, Indonesia bertekad menjadikan ASEAN penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan sekitarnya,” kata Retno.

Terkait hal ini, Retno menambahkan, ASEAN harus bersiap menghadapi ASEAN 2045. Untuk itu menurutnya, sentralitas ASEAN harus diperkuat guna menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara dan Indo Pasifik termasuk penguatan kerja sama penanggulangan kejahatan lintas batas.

“Begitu pula dengan dialog Hak Asasi Manusia ASEAN,” tandasnya.

Sementara pada subtema Epicentrum of Growth, Menurut Retno, Indonesia bertekad menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional. 

“Sejarah dan kisah ASEAN selalu terkait dengan ekonomi,” katanya.

Di tengah ancaman resesi, perekonomian Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh lebih baik dari rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Ekonom mengatakan bahwa Asia Tenggara kemungkinan akan tetap menjadi titik terang di dunia yang sedang menuju resesi. Bank Pembangunan Asia (ADB) bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi ASEAN mencapai 4,7% pada 2023.

“Dengan subtema episentrum pertumbuhan, sejumlah kerja sama yang akan diperkuat meliputi ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan stabilitas keuangan,” kata Retno.

Guna mencapai tujuan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan di kawasan dan di dunia, menurut Retno, diperlukan pula kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, menghormati hukum internasional dan mengutamakan kerja sama inklusif.

“Oleh karena itu, implementasi AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific) akan menjadi semangat prioritas Keketuaan Indonesia,” katanya.

Retno pun menyoroti banyaknya negara yang mengadopsi konsep Indo Pasifik dengan perspektif masing-masing. Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan sinergi agar konsep-konsep tersebut tidak memperparah rivalitas. Paradigma kolaborasi akan menjadi pendekatan Indonesia di Indo-Pasifik.

“Indonesia akan terus menekankan bahwa Kawasan Indo Pasifik harus didekati tidak hanya dari aspek keamanan tetapi juga dari aspek pembangunan ekonomi yang inklusif,” katanya.

Terkait hal ini, menurut Retno, Indonesia akan menggelar kegiatan unggulan yaitu ASEAN-Indo-Pacific Forum yang akan fokus pada Ekonomi Kreatif, Konferensi Pemuda tentang Ekonomi Digital untuk SDGs, serta KTT Infrastruktur, Bisnis dan Investasi. Selama masa keketuaannya di ASEAN, Indonesia juga akan terus mempererat hubungan ASEAN dengan Pacific Island States (PIF).

11
January

 

Jakarta (voinews.id) : Pandemi dan krisis global lainnya tidak mengurangi kontribusi global Indonesia. Menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, sepanjang tahun lalu, perhatian global tertuju pada perang di Ukraina. 

“Indonesia secara konsisten telah menyampaikan pentingnya menghormati keutuhan wilayah dan kedaulatan negara lain. Indonesia secara konsisten menyerukan pihak-pihak terkait untuk memulai pembicaraan damai dan menghentikan perang,” kata Menlu dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM), Rabu (11/1) di Jakarta.

Menurut Retno, Indonesia mengupayakan reintegrasi cepat ekspor biji-bijian dari Ukraina dan gandum serta pupuk dari Rusia.

“Dalam konteks ini, Presiden telah mengunjungi Kyiv dan Moskow pada Juli tahun lalu,” kataranya.

Perhatian Indonesia juga tidak terlepas dari tujuan kemanusiaan global. Menurut Retno, Indonesia juga telah memberikan hibah, obat-obatan dan perbekalan kesehatan, termasuk untuk pembangunan kembali rumah sakit di Ukraina.

Sementara di Afghanistan, selain bantuan kemanusiaan, Indonesia juga terus mendukung masyarakat Afghanistan khususnya perempuan. Menurut Menteri Retno, dukungan tersebut antara lain melalui sejumlah dialog dan kerja sama.

“Dialog Trilateral Ulama Afghanistan-Indonesia-Qatar di Doha, partisipasi aktif dalam misi ulama OKI ke Kabul, penandatanganan Letter of Intent dengan Qatar untuk memperkuat bantuan kemanusiaan dan pengembangan kapasitas untuk Afghanistan dan menyelenggarakan International Conference on Afghan Women’s Education pada Desember 2022,” kata Retno. 

Konferensi internasional tersebut, kata Retno, menghasilkan komitmen dan berjanji untuk mempromosikan pendidikan perempuan di Afghanistan.

Di Palestina, dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina juga terus dilakukan. Menurut Retno, dukungan tersebut mencakup bantuan kemanusiaan untuk mengatasi pandemi hingga untuk pengungsi Palestina.

“Bantuan kemanusiaan melalui hibah telah disalurkan sebesar 14,4 miliar rupiah untuk mengatasi dampak pandemi, 7,2 miliar rupiah melalui ICRC, alokasi tahunan 3 miliar rupiah kepada UNRWA untuk pengungsi Palestina,” katanya.

Selain itu, Retno menambahkan, Indonesia juga akan mempertahankan kehadirannya dalam solidaritas dengan negara mitra antara lain dalam pemberian bantuan kemanusiaan untuk penanggulangan banjir di Pakistan, mengatasi dampak krisis ekonomi di Sri Lanka, penanggulangan pandemi di sejumlah negara Pasifik, termasuk di Kepulauan Solomon, PNG dan Fiji.

11
January

 

Jakarta (voinews.id) : Di tengah situasi global yang penuh tantangan, diplomasi ekonomi Indonesia harus terus diperkuat. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM), Rabu (11/1) di Jakarta.

“Dalam konteks bilateral, selama Presidensi G20, kami telah menyelesaikan sekitar 140 proyek kerja sama, senilai lebih dari 71 miliar dolar AS atau lebih dari Rp1.100 triliun. Just Energy Transition Partnersip dengan nilai 20 miliar dolar AS atau lebih dari Rp312 triliun juga disepakati,” kata Menlu.

Indonesia juga melakukan upaya peningkatan akses pasar. Menurut Retno, upaya ini dilakukan melalui percepatan perjanjian perdagangan bilateral dengan sejumlah negara.

“Dengan Chile, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Jepang, dan Mauritius,” katanya.

Di tingkat regional, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut keberhasilan Indonesia menyelesaikan ratifikasi perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). 

“Kami juga telah melakukan negosiasi untuk meningkatkan FTA ASEAN-Australia-Selandia Baru, FTA ASEAN-Hong Kong dan memberikan dukungan kepada Indonesia Expo 2022 yang telah menghasilkan transaksi lebih dari 15 miliar dolar AS atau Rp233 Triliun,” kata Retno.

Selain itu, Indonesia juga telah kembali menghidupkan pertemuan bisnis dengan negara-negara dari Amerika Latin dan Karibia serta Eropa Timur. Retno memperkirakan pertemuan bisnis tersebut bernilai ratusan juta dolar AS.

11
January

 

Jakarta (voinews.id) : Di masa pandemi, diplomasi Indonesia bekerja untuk mendukung pemulihan kesehatan nasional dan global. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan selama pandemi, Indonesia telah menerima sebanyak 516 juta vaksin. 137 juta dosis di antaranya diperoleh melalui kerja sama bilateral dan multilateral. Dari jumlah itu, menurutnya, sebanyak 412 juta dosis vaksin telah disampaikan kepada masyarakat Indonesia.

“Indonesia terus memperjuangkan akses vaksin untuk semua melalui co-chairmanship kami di COVAX AMC Engagement Group,” katanya dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM), Rabu (11/1) di Jakarta.

Hingga Desember 2022, menurut Retno, COVAX telah mengirimkan 1,88 miliar dosis vaksin ke 146 negara, termasuk 103 juta dosis ke Indonesia. Selain itu, menurutnya, Indonesia juga telah menjadi salah satu tuan rumah Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Menular ASEAN (ACHPEED), tuan rumah Institut ASEAN untuk Bidang Pengelolaan Bencana Kesehatan (AIDHM), dan berperan aktif dalam pengembangan Traktat Pandemi yang baru.

Kontribusi keuangan untuk sektor kesehatan global juga telah disampaikan melalui hibah sebesar 50 juta dolar AS untuk Dana Pandemi, 5 juta dolar AS untuk Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), komitmen 15,5 juta dolar AS untuk Global Fund dan 5 juta dolar AS untuk Regional Reserve of Medical Supplies.

“Untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional, diplomasi dilakukan untuk menjadikan Indonesia sebagai regional hub penelitian dan produksi vaksin. Indonesia terpilih sebagai penerima teknologi vaksin mRNA dari WHO,” kata Retno.

Sebelumnya pada Oktober lalu, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan IndoVac, vaksin COVID-19 produksi Indonesia hasil kerja sama antara Bio Farma dan Baylor College of Medicine dari Amerika Serikat.