ranov

ranov

19
September

 

VOInews, Jakarta: Dalam rangka memperluas peluang bisnis di pasar Amerika Latin, Kementerian Luar Negeri RI kembali menyelenggarakan Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum 2023.

 

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi, mengatakan INA-LAC Business Forum terus menarik animo pengusaha dari Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia untuk melakukan transaksi bisnis.

 

"INA-LAC Business Forum merupakan jawaban dari instruksi Presiden Joko Widodo agar kita terus membuat terobosan baru dalam memperluas akses pasar di luar negeri, guna mendongrak ekspor produk-produk unggulan Indonesia," kata Umar Hadi Umar Hadi dalam press briefing, pada Senin (18/9/2023) di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

 

Bagi Indonesia, Umar Hadi mengungkapkan, faktor geografis menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan ekonomi dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Oleh karena itu, INA-LAC menjadi ruang bagi ketiga negara untuk menjalin kerja sama untuk meningkatkan ekonomi.

 

“ Karena itu INA-LAC Bisnis Forum merupakan satu ruang, satu space yang kita bikin sama-sama antara pemerintah dengan dunia usaha, supaya menjadi tempat paling tidak, setiap tahun ada tempat untuk ketemu,” ungkapnya.

 

Pada 2022, INA-LAC telah memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kontrak bisnis mencapai USD179 Juta di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, pertambangan, pertanian hingga properti.

 

Tahun ini, INA-LAC akan fokus pada 3 sektor yang dinilai memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Latin dan Karibia. Seperti, Sektor Farmasi dan alat-alat kesehatan, suku cadang (spare parts) kendaraan bermotor dan furniture. Ketiganya dinilai memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Latin dan Karibia.

 

15
September

 

VOInews, Jakarta: Pemerintah Indonesia siap untuk mengirimkan bantuan kepada dua negara yang saat ini menghadapi bencana yakni, Maroko yang diguncang gempa bumi dan Libya yang dilanda banjir besar. Namun, hingga saat ini pemerintah Maroko dan Libya belum membuka penerimaan bantuan asing kecualia hanya beberapa negara saja.

 

“Sejauh ini pemerintah host country itu memang meminta bantuan internasional, Indonesia sebagai negara sahabat dekat pasti akan mempertimbangkan itu dan bertindak segera. Tapi sampai sejauh ini, pemerintah Maroko belum meminta, belum membuka diri untuk bantuan asing kecuali beberapa negara yang diminta,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

 

Sementara itu mengenai kemungkinan Warga Negera Indonesia (WNI) yang menjadi korban bencana banjir bandang yang terjadi di Derna, Libya, dirinya mengatakan pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar RI di Tripoli masih melakukan identifikasi terhadap kemungkinan buruk tersebut.

 

Ia menjelaskan lokasi geografis Derna yang cukup jauh dari Tripoli menjadi salah satu kendala dalam proses identifikasi tersebut. Namun, ia memastikan, hingga berita ini dibuat, belum ada laporan yang masuk tentang adanya korban dari warga negara Indonesia akibat banjir tersebut.

 

“Kita sedang melakukan identifikasi terus so far sampai hari ini kita tidak punya informasi, tidak ada informasi ada WNI menjadi korban. Tetapi karena ini di daerah Timur, kan ada 2 wilayah di Libya ini dan ini daerah cukup jauh dari Tripoli jadi it will take time for us untuk memastikan. Tapi sejauh ini tidak ada laporan mengenai adanya WNI yang menjadi korban di wilayah tersebut,” ungkapnya.

 

Akhir pekan lalu, bagian Timur Libya mengalami banjir bandang. Banjir yang telah memakan puluhan ribu korban ini disebabkan oleh hujan deras yang melanda beberapa wilayah, terutama kota Derna, Benghazi, Al-Bayda, Al-Marj dan Soussa.

14
September

 

VOInews, Jakarta: Konjen RI Sydney, Vedi Kurnia Buana, Fanny Erlita Buana beserta rombongan KJRI Sydney menghadiri Kegiatan Indonesia Goes to School (IGtS) sekaligus juga “Indonesian day” pada Selasa (12/9/2023) di St Mary Star of the Sea College, Sydney.

 

Dalam kunjungan tersebut, dirinya menekankan pentingnya mempelajari bahasa Indonesia dan budaya antar kedua negara, sebagai bentuk keeratan antar Indonesia dan Australia.

 

“Siswi St Mary Star of the Sea College adalah bagian dari masa depan hubungan Indonesia dan Australia. Dengan dekatnya hubungan bilateral Indonesia dan Australia saat ini serta adanya kesepakatan yang telah dimiliki oleh kedua negara tentunya akan membuka peluang yang sangat luas bagi masyarakat kedua negara,” katanya dalam keterangan KJRI Sydney yang diterima di Jakarta, Rabu (13/9/2023).

 

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada sekolah dan guru yang telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran pilihan dan secara aktif turut mempromosikan bahasa Indonesia.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah Saint Mary Star of the Sea College Tony Fitzgerald, mengingatkan para siswi bahwa mereka bukan hanya sebagai warga New South Wales (NSW), warga negara Australia, atau sekadar bagian dari sebuah kawasan di pasifik saja.

 

“Tidak ada lagi yang membatasi kita dalam globalisasi saat ini. Sehingga memahami bahasa dan budaya berbagai negara sesuatu yang sangat penting dalam turut membangun komunitas global,” kata Tony.

 

Tony juga memotivasi para siswi untuk terus giat belajar dan dapat jejak para pendahulu yang membuktikan telah belaj berhasil menapaki karir dengan penguasaan bahasa Indonesia.

 

Sementara itu, Lisa Cooper, guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut mengatakan bahwa Indonesian Day mencoba memberikan pengalaman yang nyata bagi para murid tentang Indonesia.

 

“Indonesia merupakan tetangga dekat kami, kami ingin mempromosikan pemelajaran bahasa dan budaya itu. Murid kami adalah generasi penerus kami, dan sangatlah penting bagi kami untuk terus mengadopsi pendidikan dan kekayaan lainnya di Indonesia,” katanya.

 

Indonesian Day menampilkan sejumlah kegiatan seni dan budaya yang dikemas untuk menarik minat murid tentang Indonesia. Kegiatan ini juga mengajak para murid untuk merasakan langsung pengalaman dan semangat seni dan budaya Indonesia.

 

"Seperti, bermain angklung, menorehkan canting batik di atas kain, memperagakan gerakan pencak silat, menirukan gerakan tari bali, dan mendengarkan cerita sejarah hubungan Australia-Indonesia melalui story telling," tulis KJRI Sydney.

 

Kali ini IGtS dilaksanakan oleh KJRI Sydney dengan dukungan dari berbagai pihak di antaranya Australia Indonesia Association (AIA) NSW, Balai Bahasa dan Budaya Indonesia (BBBI) NSW, Sanggar Tari Bali Saraswati, Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) New South Wales, Perguruan Pencak Silat Aman Sehat Ampuh Damai (PPS ASAD) Australia serta Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Sydney.

14
September

VOInews, Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mendukung upaya pengembangan pemerintahan digital dengan memfasilitasi penyusunan cetak biru smart city atau kota cerdas untuk pemerintah kota dan kabupaten yang ada di Indonesia. Komitmen itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam International Smart City Conference 2023 The Design of Indonesia: Creating a Connected and Smart Future" di Jakarta, Selasa. Kementerian Komunikasi dan Informatika juga berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengembangkan rancangan Peraturan Menteri Kota Cerdas.

 

Gerakan smart city telah dilakukan sejak 2017. Menteri Budi Arie Setiadi mengatakan, program kota cerdas yang telah berjalan sudah memberikan dampak positif kepada lebih dari 183 juta penduduk Indonesia di 241 kota dan kabupaten. Pemerintah Indonesia menargetkan terwujudnya 100 smart city di Indonesia.

 

Menjadikan kota-kota di Indonesia sebagai smart city memang harus secepatnya dilaksanakan. Menurut data Kementerian Dalam Negeri diproyeksikan pada tahun 2045 sebanyak 82,37% populasi akan hidup di pusat perkotaan. Dengan besarnya populasi di perkotaan, tentu akan semakin banyak permasalahan yang muncul. Konsep Smart City diharapkan akan menjawab berbagai  tantangan kependudukan, seperti Urbanisasi dan peningkatan jumlah  warga perkotaan secara signifikan. Di samping itu, diharapkan juga akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan  mengurangi angka kemiskinan di perkotaan, serta tingkat pertumbuhan antar kota yang  yang berkembang.

 

Mengutip Laporan Akhir  Kajian Pengembangan Smart City Di Indonesia Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional  Bappenas menyebut Smart City pada dasarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari kawasan perkotaan yang mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan menuju kepada pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.

 

Dalam pengembangan kota cerdas secara umum Indonesia menyiapkan enam aspek dasar yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Society, Smart Environment, dan Smart Living.

 

Dari keenam aspek ini jelas peran utama dalam menciptakan kota cerdas memang dipegang oleh pemerintah, tetapi peran dan keterlibatan pihak-pihak lain sangat menentukan. Sinergi yang kuat antara pemerintah, akademisi, industri, asosiasi dan masyarakat juga menjadi kunci dalam terwujudnya kota cerdas di Indonesia. Yang pada akhirnya akan mensejahterakan rakyat Indonesia.(Nouvarah Ahdiba)