Enam negara telah memutuskan hubungan kerjasama dengan Taiwan dalam dua tahun terakhir, karena tekanan Tiongkok. Negara terbaru yang mengumumkan memutuskan hubungan dengan Taiwan dan setia terhadap Tiongkok adalah Kepulauan Solomon. Pemerintah Kepulauan Solomon telah memutuskan hubungan diplomatik dan kerjasama dengan Taiwan yang telang berlangsung puluhan tahun, dan akan melakukan hubungan diplomatik dengan Tiongkok.
Keputusan Pemerintah Solomon tersebut telah memicu protes keras dari masyarakat di negara Pasifik selatan itu. Namun, pemerintah berdalih bahwa keputusan untuk beralih ke Tiongkok merupakan rekomendasi dari satuan tugas yang menyelidiki manfaat kerjasama dengan Tiongkok dan Taiwan bagi negara tersebut. Nukan hanya dari dalam negeri, Amerika Serikat juga bereaksi tentang hal ini. Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence membatalkan pertemuan dengan pemimpin Kepulauan Solomon setelah negara Pasifik itu memutus hubungan dengan Taiwan dan beralih ke Tiongkok. Pada Juli lalu, Perdana Menteri Solomon, Manasseh Sogavare meminta Wapres Pence untuk bertemu membahas kemitraan pembangunan. Namun, keputusan Soloman mengalihkan dukungan kepada Tiongkok menyebabkan komunikasi Amerika dan Kepulauan Solomon menjadi berubah.
Terhitung sejak Presiden Tsai Ing-wen yang anti-Tiongkok memerintah Taiwan pada 2016, enam negara telah mengalihkan hubungan kerjasama dari Taiwan ke Tiongkok, diantaranya, Burkina Faso, Republik Dominika, Sao Tome dan Principe, Panama, El Savador, dan Kepulauan Solomon. Yang menjadi sorotan selanjutnya adalah bagaimana Taiwan berupaya keras untuk merdeka yang menyebabkan kemudian kehilangan dukungan dari berbagai negara. Hubungan antara Taipei dan Beijing semakin merenggang sejak Presiden Tsai menjabat pada Mei 2016. Sejak itu, Taiwan secara agresif terus berupaya mendapat pengakuan dari negara lain sebagai negara merdeka. Sementara itu, Tiongkok berkeras menganggapnya sebagai wilayah pembangkang yang memisahkan diri. Demi membungkam ambisi Taiwan, pihak Beijing memutus hubungan resmi dengan Taiwan agar wilayah tersebut tetap mengakui prinsip 'Satu Tiongkok'. Bahkan, Beijing menegaskan tidak segan menggunakan cara paksa seperti opsi militer jika provinsi itu hendak mendeklarasikan kemerdekaannya. Eksalasi politik yang terus menghangat antara Tiongkok dan Taiwan membuat masyarakat Internasional ikut mengkhawatirkan hubungan ke depan kedua negara. Yang paling ditakutkan jika ada upaya invasi militer antar kedua negara yang diprediksi akan lebih buruk jika terjadi perang Korea Utara dan Korea Selatan.
Ketika dukungan diplomasi negara-negara semakin berkurang terhadap Taiwan, apakah masih sulit untuk menebak apa yang terjadi selanjutnya?
Produsen kopi premium asal Jawa Barat, Gravfarm Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman dengan mitranya Bozske Prichute Slowakia untuk pengiriman kopi ke Eropa Tengah senilai 1 juta Euro, di Bratislava, Slowakia, Rabu (18/). Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh R. Yugian Leonardy, Chief Executive Officer PT. Inti Gravfarm Indonesia dan mitranya Lukas Ondrisak, Direktur Bozske Prichute s.r.o Slowakia. Seperti dikutip dari laman kemlu.go.id , penandatanganan nota kesepahaman disaksikan oleh Duta Besar (Dubes) RI untuk Slowakia Adiyatwidi Adiwoso Asmady dan dilaksanakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bratislava, Republik Slowakia .
Dubes Adiyatwidi Adiwoso sangat mengapresiasi realisasi kerja sama direct export yang dilakukan oleh Gravfarm dan Bozske, mengingat selama ini kopi Indonesia yang beredar di Slowakia didatangkan dari pedagang besar yang berada di luar Slowakia, seperti: Italia, Austria, Ceko, Polandia, dan Jerman. Ia menjelaskan, KBRI Bratislava sangat mendukung Gravfarm pada kerja sama ini, karena selain akan meningkatkan hubungan perdagangan bilateral, Gravfarm juga memilih Slowakia sebagai pusat penyebaran (hub) produk-produk kopi mereka di Eropa Tengah dan Timu. Dikatakannya realisasi kerja sama ini merupakan salah satu wujud nyata Diplomasi Ekonomi Indonesia di Slowakia.
Sementara itu, Yugian Leonardy, Chief Executive Officer PT. Inti Gravfarm Indonesia mengatakan Gravfarm memilih Bozske karena komitmen perusahaan ini untuk mencantumkan originalitas produk kopi Indonesia pada setiap produk yang mereka hasilkan dan promosi yang mereka lakukan di Slowakia dan Eropa Tangah.
Yugian Leonardy juga mengatakan penandatangan nota kesepahaman itu merupakan bentuk keseriusan pihaknya untuk menggarap segmen kopi premium Indonesia di pasar Eropa Tengah yang dinilai memiliki potensi besar, terutama di Slowakia, Ceko, Austria, Hungaria, dan Slovenia. Inti Gravfarm juga berterima kasih kepada KBRI Bratislava yang telah memperkenalkan pasar baru bagi komoditas kopi, teh, cascara di Eropa Tengah. Sejak bulan Januari 2018, pihaknya telah empat kali datang ke Bratislava dan beberapa kali pertemuan dengan calon mitra potensial di Indonesia guna mematangkan pemasaran produk premium Gravfarm di Eropa dan semakin mengharumkan citra tinggi kopi Indonesia di dunia.
Sementara, Lukas Ondrisak, Direktur Bozske Prichute s.r.o Slowakia menyampaikan kepuasannya karena telah menjadi mitra resmi Gravfarm Indonesia di wilayah Eropa Tengah. Dikatakan pihaknya selalu puas dengan contoh kopi yang telah dicoba dan tahu bahwa kopi Gravfarm telah beberapa kali mendapat penghargaan pada ajang kopi internasional di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Eropa. Ia menjelaskan, Slowakia sangat senang dapat bermitra dengan Gravfarm , yang merupakan produsen kopi Indonesia dengan kualitas tinggi. Lukas Ondrisak mengatakan Slowakia menantikan ketibaan pengiriman pertama kopi Gravfarm yang dijadwalkan tiba pada bulan Oktober 2019 agar dapat segera didistribusikan, mengingat para pelanggan-pelanggan di Slowakia dan negara sekitar telah menagih pengiriman pasokan kopi.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya meningkatkan arus investasi dari Korea Selatan. Salah satunya dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Corporation (KIND), yaitu badan milik Korea Selatan untuk kerjasama infrastruktur dan pembangunan wilayah perkotaan. Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman dan Executive Vice President KIND Han Kyu Lim pada perhelatan Business Forum: Invest Indonesia di Seoul, Jumat (20/9).
Kepala BKPM Thomas Lembong seperti dirilis Republika Sabtu,21.9’19 menjelaskan, nota kesepahaman diharapkan akan memudahkan para investor yang berminat untuk menanamkan modal di Indonesia terutama di bidang infrastruktur. Indonesia dapat saling bertukar informasi dengan KIND. Misalnya, informasi tentang daftar proyek yang potensial maupun peluang-peluang investasi di bidang infrastruktur dan pembangunan wilayah perkotaan.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman menjelaskan, ruang lingkup kerjasama berdasarkan Nota Kesepahaman ini meliputi pertukaran informasi umum yang terbuka untuk publik. Di sisi lain, promosi dan fasilitasi proyek infrastruktur/pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia. Untuk pertukaran informasi, BKPM juga dapat meminta investor rekomendasi dari KIND serta menyediakan studi kelayakan untuk proyek-proyek tersebut.
Ikmal menjelaskan, selain pertukaran informasi, kerjasama juga terkait dengan pertemuan bisnis. Saat ini, KIND sedang menjajaki 48 proyek di Asia dengan 15 di antaranya berada di Indonesia. Proyek KIND di Indonesia tersebar di beberapa wilayah Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, dan Pulau Kalimantan. Adapun sektor-sektor yang diminati, antara lain transportasi, lingkungan, logistik, pembangkit listrik, pembangunan wilayah perkotaan, dan instalasi pengolahan air.
Sementara itu, Executive Vice President KIND Han Kyu Lim mengatakan, bagi perusahaan konstruksi Korea Selatan, Indonesia telah menjadi salah satu pasar terpenting di dunia. Pihaknya selalu ingin menjalin kemitraan yang baik dengan Pemerintah Indonesia dan perusahaan swasta. Penandatanganan MoU antara BKPM dengan KIND ini dinilai Han sangat berarti. Sebab, akan mendorong komunikasi yang lebih aktif dan memungkinkan adanya kerjasama yang efektif. Selanjutnya, KIND berkomitmen melakukan upaya terbaik untuk meningkatkan partisipasi perusahaan Korea Selatan dalam proyek infrastruktur dan pembangunan perkotaan Indonesia bekerja sama dengan BKPM. Menurut data BKPM, total realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia sejak tahun 2014 sampai kuartal kedua tahun ini mencapai 7,5 miliar dolar Amerika.
Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman menggandeng Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengadakan pelatihan terkait peningkatan produktifitas, mutu produk dan efisiensi produksi atau Sustaining Competitive and Responsible Enterprise Training-Hospitality Coaching (Score Ho-Co) di Lombok, NTB, Rabu. Pelatihan ini diadakan 17 dan 18 September di Mataram, sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sektor pariwisata di daerah tersebut.
Asisten Deputi Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kemenko Maritim TB Haeru Rahayu dalam siaran pers di Jakarta, Rabu lalu mengatakan, daerah Lombok dipilih untuk kerja sama ini karena Lombok pascagempa sedang digiatkan kembali.
TB Haeru menjelaskan pelatihan Score Ho-Co adalah sebuah konsep program pelatihan yang telah dikembangkan oleh ILO dengan metode pembelajaran tentang prosedur-prosedur baru terkait cara untuk meningkatkan produktifitas, mutu produk dan efisiensi produksi sebuah perusahaan atau unit usaha dengan pembiayaan serendah mungkin.
Menurut Haeru pelatihan ini ditujukan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memiliki hasrat untuk berkembang dan berkomitmen untuk menjalankan program, termasuk memberikan data yang diperlukan untuk memantau perkembangan perusahaan. Tahap awal pelatihan melibatkan UKM di empat kabupaten dan satu kota dengan total peserta 50 orang, serta beberapa orang dari pemerintah daerah. Keempat kabupaten itu adalah Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Timur, serta satu kota yaitu Kota Mataram.
Haeru menambahkan, nantinya, akan terus dilakukan pengawasan dengan evaluasi setiap tiga bulan. Jika hasil evaluasi baik atau memuaskan, maka akan diberikan kemudahan seperti misalnya akses komunikasi dan lainnya.
Haeru optimis semua berjalan dengan baik, sehingga para UKM ini dapat meningkatkan kapasitas manajemen mereka mulai dari segi pembukuan hingga menjadi bonafid. Hal ini akan mendukung program pemerintah menjadikan Lombok sebagai destinasi prioritas di Indonesia.