Kemarin, 1 Juli 2019, Kepolisian Negara Republik Indonesia - Polri memperingati hari Kepolisian Nasional yang ke 73. Peringatan itu lebih dikenal sebagai hari Bhayangkara. Seperti dicantumkan dalam websitepolri.go.id, nama Bhayangkara diambil dari nama pasukan pengamanan pada zaman Kerajaan Majapahit. Patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang bernama Bhayangkara, dengan tugasmelindungi raja dan kerajaan. Kini tugas Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum
serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Layaknya yang sedang memperingati hari ulang tahun, tentu ada harapan yang ingin dicapai di masa mendatang. Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto berharap institusi Polri akan semakin solid dan kuat. Harapan lain yang diungkapkan Wakapolri adalah, Polri dapat memperkuat kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia–TNI maupun masyarakat. Berupaya tanpa henti untuk mencapai masyarakat yang tenteram, adil, dan sejahtera.
Tentu ada hambatan dan tantangan dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Tapi melihat kinerja Polri, ada keyakinan besar itu semua bisa diwujudkan. Paling tidak mengacu pada keberhasilan Polri bersama TNI dalam mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019. Kinerja yang juga mendapat apresiasi adalah dengan 17.000 personil, Polri mampu mengamankan sidang permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi. Sebelumnya, Polri sukses mengamankan pelaksanaan Asian Games dan Asian Paragames 2018, serta menjaga keamanan dan kelancaran pelaksanaan Sidang IMF dan Bank Dunia pada Oktober 2018. Ditambah lagi keberhasilan Polri dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme. Untuk kinerja ini, Polri mendapat apresiasi dari dunia internasional. Salah satunya dariKepolisian Hong Kong yang juga berharap dapat belajar lebih banyak dari keberhasilan Polri dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme.
Keyakinan besar tentu tidak boleh hilang dalam semangat setiap anggota Polri untuk mewujudkan visinya, yaitu pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat yang prima, tegaknya hukum dan keamanan dalam negeri yang mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif. Pembenahan diri untuk meningkatkan kapasitas personel juga harus terus dilakukan. Seperti diungkapkan oleh Kapolri Tito Karnavian dalam Sidang Umum Interpol ke-87 di Dubai, Uni Emirat Arab Tahun 2018, ke depantantangan tugas kepolisian akan semakin berat. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai potensi gangguan keamanan sebagai akibat dari perkembangan teknologi. Seperti kejahatan siber lintas negara atau transnasional. Kemampuan dalam membangun jaringan, berkomunikasi, berkoordinasi dan bekerja sama dengan aparat penegak hukum dari berbagai negara di dunia juga harus terus ditingkatkan. Karena dalam mencapai masyarakat yang tenteram, adil, dan sejahtera, tantangan dan ancaman bisa datang dari mana saja, baik dari dalam maupun luar negeri.
Bukan Presiden Donald Trump namanya jika tindakannya tidak membuat berita. Setelah menghadiri KTT G 20 di Osaka Jepang. Donald Trump mencatat sejarah baru menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang menginjakkan kakinya di bumi Korea Utara. Meskipun dua kali pertemuannya dengan Kim Jong-un tidak membuahkan hasil yang signifikan,rupanya Donald Trump punya kesan tersendiri pada Kim Jong-un. Buktinya, Trump mau masuk beberapa langkah ke wilayah Korea Utara di kawasan Zona Demilitarisasi, desa Panmunjom. Tak ada presiden seblumnya menapakkan kaki ke Zona Demilitarisasi, yang oleh presiden Clinton dijuluki sebagai "tempat terseram di Bumi".
Pandangan segera saja berpaling ke kawasan semenanjung Korea lagi setelah beberapa waktu belakangan ini setelah perseteruan Amerika Serikat dan Iran membuat kawasan Timur Tengah cukup tegang. Meskipun belum usai ketegangan di Timur Tengah, namun pertemuan ketiga Donald Trump dan Kim Jong-un menjadi oasis bagi penurunan ketegangan di semenanjung Korea.
Harapan yang boleh jadi pupus karena kegagalan pertemuan pertama dan kedua antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un dapat timbul kembali. Memang agak unik hubungan kedua pemimpin ini. Seolah benci tapi rindu. Kalau jauh rindu kalau dekat jual mahal. Dalam cuitannya di akun twitter, tanggal 30 Juni 2019, Trump memang nyata-nyata menginginkan pertemuan dengan Pemimpin Kim Jong-un untuk sekedar berjabat tangan dan menyapa.Sementara, Kim Jong-un, dalam kesempatan langka ini, menyebutkan pertemuan di Zona Demiliterisasi adalah simbol hubungan yang "sangat baik" antara dia dan Trump.
Walaupun belum jelas betul akan kemana hasil pertemuan ini, tetapi setidaknya pertemuan ini tidak menutup semua kemungkinan adanya perundingan penyelesaian persoalan nuklir Korea Utara.
Kini kita nantikan saja apakah pertemuan yang boleh kita sebut yang ketiga ini bakal dilanjutkan dengan pertemuan keempat yang bersifat lebih kongkret? Atau masih di tataran seremonial semata? Kita berharap bukan basa-basi saja mereka bertemu dan tiada hasil apapun setelahnya.
Pemerintah Indonesia dan Argentina sepakat meningkatkan kerjasama ekonomi, khususnya di bidang perdagangan, pertanian dan industri strategis. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers bersama Presiden Argentina Mauricio Macri, di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat hari Rabu pekan lalu. Dalam keterangan pers usai pertemuan, Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia dan Argentina memiliki potensi membangun kerjasama yang lebih luas di bidang ekonomi. Menurut Presiden Joko Widodo, Argentina merupakan mitra perdagangan kedua terbesar Indonesia di kawasan Amerika Selatan. Selain itu menurut Presiden, PT Dirgantara Indonesia (Persero) juga menawarkan produk pesawatnya. PT GMF AeroAsia Tbk juga menawarkan kerja sama dan jasa pemeliharaan pesawat. PT Industri Kereta Api (INKA) juga menawarkan produk kereta dan gerbong kepada Argentina. Presiden juga mendorong kerjasama pengembangan industri pertanian.
Selain itu Presiden Joko Widodo berharap komoditas pertanian Indonesia seperti salak, manggis, nanas, dan yang lain-lainnya bisa masuk ke Argentina. Untuk itu, perlu di dorong langkah-langkah untuk mendekatkan pengusaha Indonesia, di antaranya dengan mengundang partisipasi pengusaha Argentina pada Trade Expo Indonesia. Sebagai sesama negara agraris, presiden Jokowi mengaku melihat potensi kerja sama di bidang pertanian. Oleh sebab itu ia menyambut baik kerja sama pengembangan sistem teknologi pertanian sebagai implementasi dari rencana aksi kerja sama pertanian antara Argentina dan Indonesia.
Sementara itu, Presiden Argentina, Mauricio Macri, mengatakan hubungan perdagangan dan budaya yang terus berkembang ini adalah kemajuan yang sangat penting dan harus dua arah. Ia yakin bahwa potensi di bidang industri sangat besar. Dalam kesempatan itu, Macri menambahkan, dirinya juga tertarik untuk bekerja sama di bidang perkeretaapian dan industri penerbangan yang potensinya juga sangat besar. Ia juga ingin memperbaiki sistem visa supaya arus orang Indonesia dan Argentina yang saling mengunjungi bisa semakin meningkat karena Indonesia dan Argentina adalah dua negara yang sangat indah dan penuh dengan budaya.
Resmi sudah Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih Indonesia periode 2019-2024. Penetapan tersebut berdasarkan hasil rapat pleno yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tiga hari pasca sidang putusan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK). Seperti diketahui, Mahkamah Konstitusi telah menolak seluruh gugatan yang diajukan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dalam sidang putusan sengketa Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Kamis (27/6/2019). Putusan ini disepakati oleh sembilan hakim MK tanpa ada perbedaan atau dissenting opinion. Dengan demikian, Jokowi akan menjabat sebagai presiden untuk kali kedua dan dilantik pada Oktober 2019.
Penetapan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih dibacakan Ketua KPU Arief Budiman di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (30/06/2019). Hadir dalam pembacaan keputusan tersebut, presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Terpilih Ma’ruf Amin. Sementara Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang kalah di Pilpres 2019 tidak hadir dan diwakili anggota Direktorat Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Habiburokhman.
Keputusan KPU tersebut sekaligus mengakhiri perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) untuk calon presiden dan wakil presiden di Mahkamah Konstitusi yang dimulai sejak pengajuan permohonan pemohon untuk sengketa pilpres pada 23 Mei 2019 sampai dengan Keputusan MK pada 27 Juni 2019.
Rakyat Indonesia pantas bersyukur karena proses sidang perselisihan hasil pemilihan umum untuk calon presiden dan wakil presiden telah berlangsung dengan aman dan damai. Pihak keamanan telah mengantisipasi adanya potensi ketidakpuasan massa atas hasil keputusan MK dengan menurunkan sekitar 47.000 personel gabungan yang disiagakan di Jakarta jelang sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2019.
Pihak Prabowo-Sandi yang kalah dalam sidang sengketa perselisihan juga bisa menerima keputusan Mahkamah Konstitusi. Dalam pidatonya pasca Keputusan MK, Kamis (27/06), Prabowo menghimbau pendukungnya untuk tidak berkecil hati dan tetap tegar, tetap tenang, tetap penuh dengan cita-cita mulia, dan selalu dalam kerangka damai, antikekerasan, dan setia pada konstitusi. Lebih lanjut, Prabowo juga menghimbau pendukungnya untuk memikirkan kepentingan yang lebih besar, yaitu keutuhan bangsa dan negara.
Sementara itu, dalam pidatonya beberapa saat setelah Keputusan MK, Kamis (27/06), Jokowi menghimbau seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu kembali, bersama-sama membangun Indonesia, memajukan Indonesia, dan tidak ada lagi pendukung pasangan calon 01 dan 02, karena yang ada saat ini adalah persatuan Indonesia. Pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin juga tidak menunjukkan eforia kemenangan yang berlebihan.
Sikap kenegarawanan Prabowo yang legawa menerima putusan Mahkamah Konstitusi, dan himbauan Jokowi yang menyejukkan patut diapresiasi. Sikap tersebut juga berkontribusi terhadap situasi keamanan pasca keputusan MK dan pembacaan penetapan KPU.
Selamat Datang Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Indonesia. Selamat bekerja dan bersama-sama bangsa Indonesia membangun negara dan bangsa demi Indonesia yang lebih baik.