Daniel

Daniel

16
July


Indonesia dan Brunei Darussalam dalam Joint Working Group (JWG) Pertama yang diadakan di Bandar Seri Begawan, beberapa waktu lalu  (9/7) sepakat untuk segera mengimplementasikan Memorandum of Understanding kerja sama kesehatan. Nota Kesepahaman itu sebelumnya telah ditandatangani sejak Februari 2015 oleh kedua Menteri Kesehatan. Seperti dikutip laman kemlu.go,=  kesepakatan pelaksanaan kegiatan kerja sama ini dituangkan dalam dokumen Rencana Aksi yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Oscar Primadi, MPH dan Permanent Secretary Kementerian Kesehatan Brunei Awang Haji Abdul Manap bin Othman. Penandatanganan rencana aksi  yang berlaku untuk periode 2019-2020 ini disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko.

Implementasi kesepakatan ini dituangkan dalam bentuk berbagai rencana kegiatan, yaitu pertukaran informasi tentang kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, obat tradisional dan peraturan produk media, penelitian dan pengembangan bersama di bidang medis dan kesehatan. Kedua delegasi juga menyepakati pengembangan sumber daya manusia dan pertukaran pengetahuan, serta pertukaran ahli kesehatan dan medis dalam bidang-bidang tertentu. Untuk itu, didorong pula pertukaran pelajar dan pengajar antara Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan dengan Universitas Brunei Darussalam.

Duta Besar Sujatmiko menyampaikan dukungannya terhadap rencana implementasi kerja sama tersebut, khususnya mengingat potensi yang besar antar kedua negara. Menurutnya,  implementasi Rencana Aksi ini akan menjadi landasan yang sangat penting dan merupakan investasi dalam kerangka kerja sama kesehatan Indonesia dan Brunei Darussalam pada  masa depan.

Dalam diskusi informal seusai penandatanganan rencana aksi, Duta Besar Sujatmiko  juga menyampaikan kepada Menteri Kesehatan Brunei dan jajarannya bahwa Indonesia siap mengirimkan para tenaga kesehatan sesuai kualifikasi yang diperlukan Brunei. Lebih lanjut juga ditawarkan investasi Brunei di Indonesia, khususnya rumah sakit internasional. Pihak Brunei menyatakan siap untuk mempelajari tawaran tersebut.Indonesia sebagai negara yang memiliki keahlian di bidang obat-obatan tradisional dan penyediaan peralatan kesehatan dapat menjadi pemasok bagi keperluan Brunei Darussalam di bidang-bidang tersebut.

Rangkaian kegiatan diakhiri dengan kunjungan delegasi Republik Indonesia ke fasilitas dan Pendidikan kesehatan Brunei Darussalam, yaitu Rumah Sakit Raja Istri Pengiran Anak Saleha (RIPAS), Universitas Brunei Darussalam dan Berakas Health Centre. Kedua pihak sepakat untuk mengadakan Joint Working Group kedua di Indonesia pada tahun 2020 dan sepakat melanjutkan nota kesepahaman untuk periode 5 tahun berikutnya hingga 2025.

17
July


Iran menggunakan isu nuklir sebagai upaya mengurangi tekanan dan sanksi dari  Amerika Serikat. Teheran mengancam akan mengembalikkan program nuklirnya seperti semula, sebelum adanya kesepakatan nuklir tahun 2015.

Badan Energi Atom Iran mengancam akan membalikkan program nuklirnya jika Amerika Serikat dan Sekutunya tidak mampu mencari jalan keluar bagi dikuranginya tekanan dan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat. Juru bicara Badan energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi sebagaimana disiarkan kantor berita resmi Iran, IRNA, mnyatakan sikap tersebut diharapkan dapat mendorong langkag langkah diplomatic. Teheran memandang perlunya dilakukan langkah diplomasi untuk mengatasi ketegangan ketegangan hubungan khususnya dengan Amerika Serikat guna menghindari sanksi ekonomi.

Sebagaimana diketahui setelah tahun lalu Presiden Donald Trump menyatakan keluar dari kesepekatan Nuklir 2015, Washington telah  menjatuhkan sanksi lebih berat kepada Iran. Jika ancaman Badan Atom Iran diwujudkan, maka negara itu secara bertahap akan memproduksi nuklir melebihi batas minimum yang disepakati 4 tahun lalu, yakni diatas 300 kilogram dari cadangan uraniumnya.

Ancaman Iran untuk kembali memproduksi nuklir sebagaimana dilakukan sebelum, kesepakatan 4 tahun lalu, muncul seiring adanya pernyataan Beijing yang mengecam kebijakan Washington.

Dalam pernyataan diplomatisnya di Beijing, Juru bicara kementerian Luar Negeri, Geng Shuang menuduh Amerika Serikat sebagai penyebab munculnya ancaman Iran. Kepada wartawan di Beijing, 8 Juli lalu, Geng Shuang mengatakan bahwa krisis nuklir Iran disebabkan tekanan yang dilakukan Amerika Serikat. Walaupun mengecam Amerika Serikat di sisi lain, Beijing juga menyesalkan sikap Teheran yang memutuskan untuk kembali pada produksi nuklir sebagaimana dilakukan sebelum perjanjian tahun 2015. China adalah salah satu negara yang ikut menandatangani kesepakatan Nuklir yang dilakukan pada masa pemerintahan Abarack Obama.   

Pernyataan Iran untuk tidak lagi mematuhi kesepakatan 2015 juga disikapi negara negara Eropa. Menteri Luar Negeri negara negara Eropa secara khusus membahas krisis kesepakatan nuklir Iran dalam pertemuan mereka di Brussel 15 Juli lalu.

Pernyataan Pemerintah China dan reaksi negara negara Eropa, menunjukkan bahwa langkah Teheran memainkan isu nuklir guna meretas adanya langkah diplomatis, cukup berdampak walau Amerika Serikat sendiri  belum menunjukkan sikap atas perkembangan terakhir ini.

16
July


Jakarta akan menjadi tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di tahun 2020. Kabar ini diumumkan langsung oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan dalam akun instagramnya. Tentunya ini adalah kabar gembira yang membanggakan. Anies Baswedan juga menjelaskan sejak tiga bulan lalu pertemuan dengan pemimpin tertinggi Formula E, Alexandro Agag dan Alberto Longo telah `dipersiapkan.  Puncak pertemuan dibuat tanggal 13 Juli 2019, dan membuahkan hasil, Jakarta terpilih dari beberapa kota yang juga mengajukan diri menjadi tuan rumah penyelenggara.

Formula E  atau Formula Electric, adalah balapan mobil bertenaga listrik. Ajang balapan yang masih bernaung di bawah Federasi Otomotif Internasional (FIA) ini diyakini sebagai balap mobil masa depan karena tergolong ramah lingkungan. Balapan yang pertama diselenggarakan pada September 2014 di Beijing, Tiongkok, juga disebut-sebut berpotensi menyaingi popularitas balapan bergengsi F1 yang sudah puluhan tahun digelar.

Ditetapkannya  Indonesia  sebagai  tuan rumah sejalan dengan upaya Indonesia mengembangkan mobil listrik. Mengutip harapan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan  Republik Indonesia Mohamad Nasir, Indonesia sudah mampu memproduksi mobil listrik sendiri pada tahun 2025. Regulasi untuk ini pun terus dipersiapkan.

Kepercayaan ini juga sejalan dengan upaya untuk menekan polusi  udara di Jakarta. Pencemaran udara di Jakarta, sebagian besar disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor.  Saat ini, Jakarta terus bekerja keras untuk menciptakan transportsi yang ramah lingkungan. Penetapan ini diharapkan akan mendorong semua pihak untuk mengubah  Jakarta tidak lagi dikenal sebagai   kota dengan polusi buruk. Dalam sebuah keterangannya, Anies Baswedan memang  mengemukakan, bahwa penyelenggaraan balap E-Prix bukan kegiatan bisnis semata, melainkan  juga merupakan usaha untuk kemanusiaan. Dengan menjadikan Jakarta menjadi lebih bersih, adalah  upaya untuk menciptakan dunia yang bersih.

Kepercayaan yang diberikan kepada Jakarta, tentu harus dibuktikan dengan kesiapan menyelenggarakan balap yang menggunakan jalanan ibukota sebagai lintasannya. Waktu satu tahun diharapkan cukup bagi Jakarta untuk mempersiapkan balap yang memasuki musim ke lima ini.  Kesuksesan Indonesia  sebagai penyelenggara Asian Games 2018, memang  menjadi modal yang kuat. Keinginan keras untuk sukses sebagai penyelenggara laga dunia  harus terus disuarakan, sehingga memotivasi warga Jakarta khususnya, dan Indonesia untuk ikut serta mencatatkan prestasi baik di dunia. Apalagi mengingat pelaksanaan Balap Formula E ini diperkirakan akan menggerakkan perekonomian senilai 78 juta Euro atau 1,2 triliun rupiah.  Ini  tentunya akan  membuka peluang lapangan kerja dan usaha bagi warga Jakarta.

Penyelenggaraan Formula E diharapkan  menjadi ajang untuk membuktikan  bahwa Jakarta sejajar dengan dengan megapolitan dunia.

15
July


Presiden Joko Widodo mengaku akan giat menyodorkan produk kreatif Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke pasar global di tengah kondisi ekonomi yang lesu. Presiden Joko Widodo usai membuka pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang diselenggarakan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (12/7) mengatakan, hal ini dilakukan agar Indonesia tetap mampu mengambil keuntungan dari sisi ekspor. Menurut Presiden Joko Widodo kondisi ekonomi dan pasar global memang sedang tidak baik. Hal itu membuat kinerja perdagangan bagi sejumlah negara melambat, termasuk Indonesia. Khususnya bagi produk-produk yang diproduksi secara massal oleh industri arus utama (mainstream). Meski begitu, ia mengatakan peluang bagi Indonesia untuk mendapat keuntungan ekspor di tengah perlambatan ekonomi global masih ada. Asalkan Indonesia masuk ke pasar Internasional melalui produk-produk ekonomi kreatif, seperti yang dilahirkan oleh UMKM.

Salah satunya adalah kerajinan tangan. Di tengah lesunya ekonomi global dan perang dagang, ia memandang Indonesia perlu mengandalkan produk-produk UMKM untuk diekspor di samping produk padat karya yang sudah biasa diekspor dalam skala besar. Apalagi, produk kerajinan tangan Indonesia dikenal memiliki kualitas premium dianggap mampu bersaing di kancah Internasional. Presiden juga mengapresiasi Bank Indonesia yang telah membina ratusan UMKM sehingga mampu menghasilkan beberapa produk unggulan. Ia optimistis, dengan karakter khas Indonesia yang melekat di setiap produk buatan UMKM, maka kian terbuka peluang pasar di mancanegara.

Sementara itu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan hingga tahun ini pihaknya telah membina sebanyak 898 UMKM di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 91 UMKM berhasil menembus pasar Internasional. Nilai transaksi setahun terakhir mencapai 1,37 triliun rupiah. 173 UMKM telah mendapat pembiayaan perbankan. Di sisi lain, Perry mengemukakan, terdapat 355 UMKM yang sudah go digital untuk menjual produk mereka, baik lewat media sosial maupun e-commerce. Pameran KKI 2019 yang mengusung tema Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui UMKM go export dan go digital berlangsung selama tiga hari, yakni pada 12 hingga 14 Juli 2019 di JCC, Jakarta.