Daniel

Daniel

29
April

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi dan Menteri Bea Cukai Republik Rakyat Tiongkok  Ni Yue Feng, Kamis (25/4), menandatangani protokol perdagangan manggis . Penandatanganan dilakukan di sela-sela Konferensi Kerja Sama Internasional Sabuk Jalan (Belt and Road Forum/BRF) II. Penandatanganan protokol perdagangan manggis tersebut dilakukan setelah Tiongkok mengizinkan Indonesia kembali mengekspor buah tersebut ke negaranya. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kerja sama ini bagian dari peningkatan konektivitas dan investasi. Ia menjelaskan, secara esensi protokol berfungsi menghilangkan hambatan yang ada untuk ekspor komoditas tersebut. Sejak Tiongkok memberikan izin, Indonesia kembali mengirimkan manggis ke negara berpenduduk terbanyak di dunia itu dua tahun lalu. Retno Marsudi menjelaskan selain buah manggis, Indonesia juga akan mengekspor buah naga ke Tiongkok.

Retno Marsudi mencatat, Tiongkok  merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan kedua belah pihak sebesar 70 miliar dolar Amerika atau sekitar 990 triliun rupiah pada 2018. Nilai perdagangan tahun lalu meningkat 23 persen dibandingkan pada 2017. Namun ia melihat defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok masih cukup besar. Oleh karena itu, kedua negara sepakat mengurangi defisit dan menjadikan perdagangan lebih seimbang dan saling menguntungkan. Dalam kesempatan tersebut, Menlu juga menyampaikan Indonesia telah memfasilitasi ekspor buah-buahan dari Tiongkok, di antaranya jeruk mandarin. Lebih jauh Retno Marsudi berharap Menteri Ni Yue Feng memberikan bantuan dalam finalisasi impor salak dari Indonesia, termasuk juga menurunkan tarif buah nanas agar perdagangan bilateral ini lebih menguntungkan kedua belah pihak.

Sementar itu Menteri Bea Cukai Republik Rakyat Tiongkok  Ni Yue Feng menyambut positif permintaan yang disampaikan Menlu Retno Marsudi tersebut. Ia juga senang dapat menandatangani protokol impor manggis dan buah naga dari Indonesia.

Sehari sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi juga  melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi membahas soal kelapa sawit dan berbagai isu lain. Dalam hal kelapa sawit, Indonesia mengharapkan Tiongkok  segera merealisasikan komitmen meningkatkan impor minyak kelapa sawit dari Indonesia. Selama in Tiongkok sudah lebih membuka pasarnya untuk berbagai produk Indonesia, seperti kelapa sawit termasuk produk buah-buahan.

27
April

Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun ini menganggarkan 3,7 triliun rupiah untuk mengembangkan pertanian lahan rawa melalui Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani disingkat Serasi.

Anggaran Program “Serasi” disiapkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar 2,5 triliun rupiah untuk pengolahan lahan rawa, dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan senilai 1,2 triliun rupiah untuk kebutuhan sarana produksi.

Direktur  Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhi di Jakarta, Rabu dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian bertemakan "Program Serasi Meningkatkan Produktivitas." menjelaskan Kementerian Pertanian menetapkan target 400.000 hektare lahan pada 2019 setelah melalui proses validasi Calon Petani Calon Lokasi dengan fokus di tiga provinsi. Ketiga provinsi itu adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Sarwo Edhi menuturkam program Serasi telah menunjukkan hasil yang baik di lapangan, antara lain produktivitas pertanian naik menjadi 6,5 ton Gabah Kering Panen per hektare di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dari sebelumnya berjumlah 3 ton Gabah Kering Panen per hektare.

Sementara itu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menangani kebutuhan sarana produksi pertanian dan pembinaan. Dana 1,2 triliun rupiah akan dipakai dalam rangka penyediaan benih, pupuk dolomit, dan pupuk hayati. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Bambang Pamuji menjelaskan pihaknya menyediakan bantuan bagi petani peserta Program Serasi berupa benih, herbisida, pupuk hayati, dan pupuk dolomit.

Perhitungannya adalah bantuan benih dialokasikan 80 kilogram per hektare, dolomit 1.000 kilogram per hektare, herbisida 3 liter per hektare, dan pupuk hayati 25 kilogram per hektare.

Sementara itu Staf Ahli Menteri Pertanian Profesor Dedi Nursyamsi menyatakan optimistis bahwa Program Serasi dapat berjalan baik dibandingkan Program Gambut Sejuta Hektar pada masa Orde Baru, karena lahan rawa ramah lingkungan dan aman dari bahaya kebakaran. Dedi Nursyamsi menjelaskan, Program Serasi ini berbeda dengan Program Gambut Sejuta Hektare, karena program ini memanfaatkan tanah mineral bukan lahan gambut. Selain itu juga hasilnya sudah terbukti di lapangan.

25
April

Pameran The 21st Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2019 kembali di gelar di Jakarta. Pameran dagang kerajinan tahun ini lebih istimewa karena ada Paviliun Khusus dari Kerajaan Maroko. Pada pameran tahun ini kerajinan produk yang ditampilkan lebih bervariasi dan lebih berkualitas diikuti 1.700 peserta dari berbagai daerah di Tanah Air, dengan menempati 1.400 stan yang disediakan. Inacraft 2019 mengangkat kesenian, kebudayaan, dan kerajinan unggulan Betawi, dengan mengusung tema “Jakarta Enjoyable Multicultural Diversities” mendampingi tema sentral “From Smart Village to Global Market”.

Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Rabu 24 April mengatakan dari tahun ke tahun, kualitas produk yang dipamerkan meningkat dan semakin baik. Menurutnya, hal itu yang diinginkan oleh Pemerintah agar produk-produk kerajinan Indonesia terus naik kelas, naik kapasitas produksi, naik kualitas, naik daya saing, dan naik pamornya, terutama untuk kualitas ekspor.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ekspor kerajinan diharapkan naik dengan target 9 persen dengan dorongan gelaran pameran kerajinan tahunan terbesar ini. Menteri Airlangga juga mengatakan ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh Industri Kecil Menengah saat ini yakni desain, pendampingan, dan akses pendanaan.

Sedangkan ketua delegasi Kerajaan Maroko Jamila El Moussali ( wanita ) mengatakan partisipasi Maroko di ajang INACRAFT 2019 bukan hanya sekedar memamerkan hasil kerajinan dan beberapa benda budaya Maroko yang bernafaskan Islam. Namun kehadiran dalam pameran ini sangat penting untuk saling mengatahui dan menghormati perbedaan. Namun semua perbedaan itu kini disatukan dalam sebuah pameran besar dan megah di Jakarta.

Sejatinya Kerajinan adalah hasil budidaya manusia yang diwujudkan dalam bentuk benda baik yang menunjang atau sekedar hiasan dalam kehidupan manusia. Kerajinan juga dapat melambangkan sebuah nilai luhur adat istiadat suatu bangsa. Jika semua kerajinan dikemas dengan baik dan professional pastinya akan memberikan nilai tambah pada si pembuat maupun negara bahkan memberikan rasa hormat bagi siapa saja yang melihat atau menganggumi barang kerajinan itu. Akan tetapi situasi saat ini hasil kerajinan bukan hanya dituntut sebuah kreatifitas dari si pembuat juga dukungan dana dalam mewujudkan hasil yang baik dan berkualitas. Namun isu lingkungan hidup kerap mengantui kerajinan tradisional maupun modern. Karena pemakaian bahan dari alam dan penggunaan bahan yang tidak ramah lingkungan sering kali menjadi acuan dalam pembuatan. Untuk itu perlu adanya juga regulasi terkait pemanfaatan sumber daya alam dan bahan non organik dalam mendukung industri kerajinan nusantara lebih dihormati dan mendunia. Sekian komentar.

26
April

Presiden RI, Joko Widodo Rabu, membuka Pameran Dagang Kerajinan Internasional (Inacraft) 2019 yang berlangsung di Jakarta Convention Center pada 24 hingga 28 April 2019. Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo mengatakan, produk kerajinan Indonesia yang dipamerkan saat ini sudah memiliki kualitas yang baik. Ia juga berharap industri kerajinan bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja. Menurut Presiden, setiap ia  datang produk pameran Inacraft selalu naik kelas. Produknya semakin baik dan itu yang ia inginkan agar produk kerajinan Indonesia terus naik kelas. Presiden Joko Widodo menegaskan,  produk kerajinan Indonesia harus terus dikembangkan dari segi kualitas hingga produktivitasnya. Hal ini demi memenuhi pasar ekspor produk kerajinan. Menurut  presiden, kinerja ekspor Indonesia saat ini tercatat 1,26 persen dari total pangsa pasar kerajinan dunia atau baru mencapai 1,2 miliar Dollar Amerfika. Usaha Kecil dan Menengah-UKM kerajinan mencapai 700 ribu unit usaha yang menyerap hampir 1,3 juta tenaga kerja. Namun, ia menilai angka tersebut masih kecil dan bisa terus dikembangkan. Presiden menilai, salah satu penetrasi yang bisa dilakukan adalah dengan memasarkan produk kerajinan Indonesia secara online.

Wakil Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Gusmardi Bustami berharap pengunjung pameran mencapai 200.000 orang, transaksi retail 149 miliar rupiah, serta kontrak dagang sebesar 13 juta dolar Amerika  selama lima hari penyelenggaraan. Gusmardi Bustami menjelaskan, penyelenggaraan Inacraft sudah dimulai sejak 1999, dan saat ini adalah penyelenggaraan yang ke-21. Menurut Gusmardi, Inacraft ke-21 ini mengangkat kesenian dan kebudayaan serta produk kerajinan unggulan dari Betawi dengan Pemerintah Provinsi  DKI Jakarta sebagai ikon pameran. Pameran yang bertema sentral "From Smart Village to Global Market" ini diikuti kurang lebih 1421 peserta, yang terdiri 26 persen dari dinas-dinas daerah, sembilan persen dari kementerian/BUMN, dan sisanya 66 persen peserta perseorangan. Keistimewaan lainnya adalah dalam pelaksanaan Inacraft 2019 kali ini untuk pertama kalinya hadir Paviliun Luar Negeri yaitu dari Maroko. Maroko hadir sebagai Negara Kehormatan Inacraft 2019, didukung oleh Kementerian Pariwisata, Kerajinan, dan Sosial-Ekonomi Maroko.

Selain Maroko, ada juga sejumlah negara sahabat yang ikut menyemarakkan pameran dengan menampilkan produk kerajinan mereka seperti Jepang, Polandia, Pakistan dan Hongkong. Pameran kerajinan nasional berskala Internasional itu diharapkan dihadiri oleh 1.000 pembeli dari sekitar 60 negara.