Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto membuka Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019 di Jakarta Convention Center, Rabu. Event tersebut memamerkan karya perancang lokal dan produk kosmetik serta perhiasan pada 1 hingga 4 Mei. Dalam sambutannya, Airlangga Hartanto menyampaikan apresiasinya kepada para perancang dan pendukung kegiatan tersebut. Menurut Airlangga Hartarto pemerintah mendorong Indonesia bisa jadi pusat fesyen muslim dunia.
Airlangga Hartarto menambahkan, setelah membangun infrastruktur tahun ini, sumber daya manusia menjadi prioritas berikutnya, termasuk bidang kreatif. Oleh karena itu, pihaknya juga harus mendorong pendidikan sekolah kejuruan agar bisa melahirkan perancang muda untuk tampil dan menjangkau pasar yang luas.
Ia mengatakan, Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri fesyen muslim di Tanah Air agar semakin berdaya saing di kancah global untuk menunjukkan kesiapan Indonesia menjadi salah satu pusat fesyen muslim dunia pada 2020. Peluang pasar fesyen muslim di global maupun domestik masih sangat besar. Untuk itu, harus diisi oleh industri fesyen muslim dari dalam negeri.
Airlangga Hartarto menegaskan, perkembangan jumlah umat Islam dunia menjadi salah satu pendorong pertumbuhan industri fesyen muslim. Pada 2018, jumlah populasi umat Islam mencapai 24 persen dari total penduduk muslim dunia.
Muslim Fashion Festival 2019 diikuti lebih dari 100 perancang yang memamerkan berbagai produk fesyen, kecantikan dan perhiasan.
National Chairman Indonesian Fashion Chamber yang juga Ketua Pelaksana Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019, Ali Charisma mengatakan, busana muslim Indonesia mempunyai ciri khas yang sangat jelas. Busana muslim Indonesia sangat bervariasi dan terbuka kreasinya serta tampilannya yang sangat luar biasa. Ini bisa membawa Indonesia bersaing dengan brand Internasional.
Sementara itu Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, Kementerian Perindustrian melibatkan 656 Industri Kecil Menengah (IKM) dan 60 desainer dalam pengembangan industri fesyen muslim sepanjang 2018-2019. Ia menjelaskan, program pembinaan yang ia lakukan ini terintegrasi dari hulu sampai hilir. Contoh programnya adalah link and match industri fesyen muslim dengan industri tekstil, bimbingan teknis dan sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, pembangunan kapasitas IKM fesyen muslim, serta penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru IKM Busana Muslim.
Menurut Gati, industri fesyen muslim di Indonesia perlu didorong untuk menerapkan teknologi industri 4.0. Implementasi ini dapat dilakukan pada proses produksi, seperti menggunakan sistem berbasis digital manufacturing. Dengan menerapkan industri 4.0, ia yakin produktivitas dan kualitasnya akan meningkat secara lebih efisien, tetapi tanpa mengurangi jumlah tenaga kerja. Keunggulan produk fesyen muslim Tanah Air, selain diakui di Kuwait dan Uni Emirat Arab, juga diminati pasar Amerika Serikat, Inggris dan Jepang.
Hari Pendidikan Nasional kembali diperingati hari ini, Kamis 2 Mei 2019. Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini merupakan momentum untuk mengevaluasi sejauh mana kemajuan pembangunan di bidang pendidikan di Tanah air saat ini.
Bila melihat beberapa indikator, sektor pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai kemajuan yang signifikan. Salah satu indikatornya adalah sebanyak 72,3% anak usia dini di Indonesia telah mengikuti proses pendidikan. Angka partisipasi untuk sekolah dasar sudah 100%, tingkat putus sekolah sudah turun juga menjadi 0,26%, dan tingkat melek huruf di kalangan muda telah mencapai hampir 100%.
Bank Dunia telah mengakui kemajuan pembangunan pendidikan di Indonesia di beberapa aspek. Menurut Bang Dunia, dari sisi akses pendidikan misalnya, jumlah siswa yang kini dapat bersekolah meningkat cukup signifikan. Peningkatan akses ini dilakukan dengan meningkatkan pembiayaan, partisipasi para pelaku lokal dalam tata kelola pendidikan, akuntabilitas dan kualitas guru, hingga memastikan kesiapan siswa.
Menurut Bank Dunia (World Bank), meski perluasan akses pendidikan untuk masyarakat dianggap sudah meningkat cukup signifikan, kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator peringkat kualitas pendidikan ini tercermin dalam jumlah kasus buta huruf secara keseluruhan yang masih lebih dari 30 persen.
Memang kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan bagi pemerintah. Padahal, dari sisi anggaran, dana untuk pendidikan telah mencapai Rp444 triliun atau sekitar 20 persen dari total belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019.
Dari 20 persen alokasi anggaran untuk pendidikan, sebagian besar digunakan untuk membayar gaji, tunjangan dan sertifikasi guru serta untuk pembangunan infrastruktur pendidikan. Besarnya alokasi untuk gaji, tunjangan dan sertifikasi guru inilah yang banyak dikritik termasuk Bank Dunia. Bank Dunia mengkritik alokasi anggaran pendidikan Indonesia yang tidak memberikan perhatian yang besar pada kompetensi murid.
Tentu saja masalah kualitas pendidikan tak bisa diselesaikan dari sisi anggaran saja. Perlu strategi yang tepat dari tiga kementerian yang berkaitan langsung, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi , dan Kementerian Agama. Bersama dengan masyarakat mereka perlu fokus pada tiga strategi. Yang pertama adalah kurikulum yang berbasis kompetensi. Sudah beberapa kali kurikulum diganti dan ini ditengarai seringkali dianggapmenjadi beban baru bagi peserta didik.
Selain kurikulum, strategi lain yang perlu jadi perhatian adalah memperkuat kapasitas manajemen sekolah. Dan yang terakhir, memperkuat sumber daya tenaga kependidikan.
Tanggal 30 April 2019 menjadi hari bersejarah bagi bangsa Jepang karena sejak era modern, baru kali inilah seorang Kaisar Jepang turun takhta. Biasanya, suksesi terjadi karena sang Kaisar mangkat. Itu juga menjadi akhir dari era Heisei dan memasuki era baru Reiwa. Era baru ini juga istimewa karena periode ini menandai nama asli Jepang yang digali dari puisi abad ke-8. Sebelum ini, 247 periode menggunakan nuansa kebudayaan luar Jepang.
Jepang yang diwarisi oleh putra mahkota Naruhito memang tidak sama lagi dengan Jepang yang diwarisi oleh kaisar Akihito. Jepang di masa Heisei ada dalam keadaan yang disebut Keajaiban ekonomi. Jepang memang ajaib. Bangkit dari kehancuran setelah Perang Dunia II dan menjelma menjadi kekuatan ekonomi. Namun, harga yang dibayar adalah perab militer Jepang dikurangi menjadi Pasukan Beladiri. Demikian berkembangnya Jepang hingga menjadi ekonomi nomor 2 di dunia setelah Amerika Serikat. Tetapi era itu kemudian diikuti oleh meletusnya gelembung pertumbuhan menjadi ekonomi yang seret. Masa itu hingga sekarang ini disebut sebagai dekade yang hilang.
Tetapi meski ada suksesi, Kaisar yang akan memangku jabatannya menghadapi tantangan cukup berat. Ekonomi Jepang sudah tertinggal dari Republik Rakyat Tiongkok sebagai ekonomi nomor 2. Ancaman nuklir dari Korea Utara juga menjadi momok bagi Jepang. Di dalam negeri, ada keinginan dari pemerintah untuk membuat militer Jepang memainkan peranan utama. Penting dilakukan karena militer Tiongkok berkembang pesat. Kaisar tidak memiliki kekuasaan politik administrative tetapi masih tetap dihormati oleh rakyatnya.
Indonesia menyambut suksesi ini dengan hadirnya utusan khusus Presiden untuk Jepang. Harapannya suksesi ini sesuai dengan era Reiwa yakni keselarasan seimbang secara internal dan eksternal. Selamat tinggal era Heisei, Selamat datang era Reiwa.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan kewajiban untuk melakukan reklamasi pascapenambangan, sesuai dengan persetujuan Analisis mengenai dampak lingkungan yang diterbitkan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Senin (29/4) mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan hidup. Ia menegaskan, bila kewajiban-kewajiban tersebut tidak dilakukan, pelayanan penambangan akan dikurangi atau tidak dilayani.
Selain perbaikan lingkungan hidup pasca kegiatan tambang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga mendorong pengurangan polusi dan menekan emisi gas buang. Menteri Jonan mengatakan,pemerintah menerapkan program campuran minyak nabati Fatty Acid Methyl Ester fame dengan minyak solar sebesar 20 persen. Saat ini solar mewakili 2 per 3 dari penggunaan seluruh minyak di Indonesia. Kalau dihitung dari aspek terbarukannya, 2 per 3 dikali 20 persen menjadi 13 persen.
Terkait pengurangan polusi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga sudah mengembangkan kewajiban semua pabrik pengelolaan kelapa sawit, untuk membangun pembangkit listrik tenaga biomassa.
Sementara itu dari sisi kelistrikan, campuran energi pembangkit listrik kurang lebih 13 persen. Yang terbesar berasal dari energi panas bumi dan air. Dua sumber tersebut sangat terkait dengan izin pinjam kawasan hutan. Oleh sebab itu, Ignasius Jonan berharap, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan izin, sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Panas Bumi. Menurut Jonan, jika kedua sumber tersebut digabungkan, bisa mencapai 10 persen dari total campuran energi pembangkit listrik.
Terkait pembangunan pembangkit listrik di kawasan hutan di Pulau Jawa khususnya, Menteri Jonan menjelaskan, sejak 2018 sudah tidak ada izin untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menggunakan batu bara. Pembangunan pembangkit harus menggunakan tenaga gas atau energi terbarukan. Dengan harapan dapat mengurangi polusi di Pulau Jawa.
Terakhir, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga terus mendorong kebijakan kendaraan listrik yang dapat berperan dalam mengurangi polusi. Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Peningkatan Koordinasi Pelaksanaan Tugas Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. Nota Kesepahaman ini akan segera ditindaklanjuti dengan perjanjian yang lebih detail.