Rakyat Suriah, masih masih akan mengalami derita akibat perang di negaranya yang berkepanjangan. Harapan akan menyurutnya pemboman di sebagian wilayah, dengan adanya ketentuan gencatan senjata, belum juga mewujud.
Kembali terjadi serangan bom di salah satu pangkalan udara Suriah yaitu di Tiyas yang diperkirakan merupakan pangkalan yang digunakan Rusia, sekutu pemerintah Suriah. Pemerintah Suriah menyatakan, serangan bom yang dijatuhkan pesawat tempur tersebut, dilakukan Amerika Serikat. Sekutu lain, yaitu Iran, juga menyatakan serangan itu dilakukan Amerika Serikat. Washington tidak mengakui tuduhan itu. Namun sekutu AS, Israel, entah sudah berkoordinasi atau belum, melakukan gempuran ke sebuah pangkalan udara Suriah di dekat kota Homs dan menewaskan sekurangnya 7 orang.
Dalam suatu pernyataannya, pemerintah Iran mengatakan bahwa serangan itu didasari alasan yang tidak sesuai fakta. Minggu lalu beredar kabar bahwa pemerintah Suriah melancaran serangan dengan menggunakan zat kimia.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi menyatakan Amerika Serikat dan negara-negara Barat menjadikan dugaan adanya serangan gas kimia alasan untuk melakukan tindakan militer terhadap Damaskus. Bahram Qasemi menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Iran adalah pendukung Presiden Suriah Bashar Al-Assad dalam perang melawan pihak pemberontak yang didukung Amerika Serikat dan sekutunya.
Negara pendukung penentang pemerintahan Bashar Al Assad mengecam penggunaan senjata kimia di Douma, kota yang menjadi basis pertahanan mereka. Dari Berlin juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert menyatakan bahwa pemerintahnya mengutuk penggunaan gas beracun. Jerman menegaskan bahwa pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pemerintah Bashar sendiri menolak tuduhan serangan dengan senjata kimia di provinsi yang dikuasai para pembangkan rezim Bashar.
Isu serangan kimia yang disusul dengan serangan udara ke wilayah Suriah membuktikan bahwa kemelut di Suriah masih sulit untuk diselesaikan. Perseteruan di dalam negeri telah melibatkan beberapa negara lain dan saling bertemali. Akibatnya adalah perang yang tak kunjung usai dan telah menewaskan banyak warga sipil. Ujung-ujungnya, rakyat Suriah yang menanggung akibatnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menandatangani nota kesepahaman kerjasama dan peluncuran buku Road to Africa di sela penyelenggaraan Forum Indonesia Afrika, Selasa di Nusa Dua Bali. Usai prosesi penandatanganan nota kesepahaman, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan dirinya menyambut baik peluncuran buku tersebut untuk memberikan peta arahan dalam mengidentifikasi potensi pengembangan kerjasama perdagangan Indonesia dan Negara-negara di benua Afrika.
Menteri Keuangan mengatakan Indonesia membutuhkan upaya baru dalam meningkatkan daya saing dan produktifitas untuk memacu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan merata.
Dirinya berharap peluncuran buku Road to Africa tersebut akan menjadi rintisan awal yang nantinya akan semakin disempurnakan, agar masyarakat Indonesia dan semua pihak dapat menemukan potensi terbaik guna meningkatkan hubungan perdagangan dengan Afrika.
“ Ini adalah suatu inisiatif bagus. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia untuk bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan lebih merata, inklusif, itu peranan dan investasi dan ekspor kita dorong. Dan Indonesia dibandingkan Negara-negara di Asia sendiri, kita mungkin perlu untuk lebih menekankan pada kemampuan competitiveness dan produktivitas. Dan mulai masuk ke pasar-pasar serta komoditas baru. Dengan adanya buku Road to Africa ini bisa memberikan suatu peta yang bisa digunakan oleh semua pihak terutama private sector. Dan oleh LPEI untuk mengindentifikasi potential dari komoditas maupun pasar yang bisa dituju “.
Lebih lanjut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dirinya berharap agar buku Road to Africa dapat dikembangkan dengan melibatkan banyak pihak termasuk civitas akademika. Menurutnya pengembangan tersebut dilakukan untuk tidak hanya mengidentifikasi potensi ekspor namun juga upaya pengembangan pasar.
Dirinya pun berharap agar Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dapat menggunakan instrumen yang dimiliki untuk mendukung minat dan potensi ekspor, agar perusahaan asal Indonesia semakin mendapatkan kemudahan untuk merambah pasar di Afrika. (ndy)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Madagaskar Henry Rabary Njaka, di sela penyelenggaraan Forum Indonesia Afrika 2018, Selasa di Nusa Dua Bali. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas upaya peningkatan kerjasama bilateral Indonesia-Madagaskar. Beberapa poin yang menjadi pembahasan yaitu rencana Madagaskar untuk membuka kantor perwakilan luar negeri di Indonesia.
Selain itu kedua menteri luar negeri tersebut juga membicarakan upaya peningkatan kerjasama di bidang pertanian. Terkait hal ini, kedua menteri mendiskusikan upaya standarisasi alat-alat pertanian termasuk peluang pengembangan industry kelapa sawit.
Topic yang juga menjadi pembahasan antara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Henry Rabary Njaka adalah mengenai pembentuk Komisi Bersama. Hal ini menurut Retno akan memungkinkan kedua Negara untuk membicarakan kerjasama konkrit yang dapat diperkuat di masa mendatang.
“ Dalam pembicaraan tadi kami mendiskusikan beberapa isu penting. Yang pertama memperbaharui rencana pembukaan kedutaan di masing-masing Negara. Karena kami memiliki perwakilan permanen di Madagaskar sementara Madagaskar tidak. Jadi Madagaskar berencana membuka kedutaan besar di Indonesia. Hal kedua yang kami bicarakan adalah memperkuat kerjasama ekonomi. Beberapa isu yang dibahas adalah bagaimana memperkuat kerjasama pertanian termasuk standarisasi alat-alat pertanian. Kedua adalah tentang kemungkinan mengembangkan kerjasama pengembangan tumbuhan kelapa sawit di Madagaskar. Poin ketiga yang dibahas adalah membentuk Komisi Bersama secepatnya. Ketika kita sudah memiliki Komisi Bersama maka kami akan membahas kerjasama konkrit yang dapat diperkuat di masa mendatang “.
Lebih lanjut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, di tahun 2015, kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Madagaskar mengalami peningkatan hingga 75 persen. Indonesia menurut Retno juga menyambut baik tercapainya perjanjian dagang senilai 3 juta dolar AS antara kedua Negara dalam pertukaran komoditas. Indonesia juga menyambut baik dukungan Madagaskar terkait rencana pencalonan Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB tahun 2019 mendatang.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Madagaskar Henry Rabary Njaka menyampaikan ketertarikannya saat mengunjungi pameran alat pertanian dan mesin lokomotif Indonesia di sela penyelenggaraan Forum Indonesia Afrika 2018. Dirinya berjanji akan menindaklanjuti hasil pertemuan di Forum Indonesia Afrika 2018 tersebut. (ndy)
Menteri Luar Negeri Kamerun Lejeune Mballe Mballe menyampaikan komitmen untuk meningkatkan kerjasama bilateral dengan Indonesia. Hal itu terungkap usai pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Selasa di Nusa Dua, Bali. Kepada wartawan Lejeune Mballe Mballe mengatakan hubungan persahabatan antara Indonesia dan Kamerun telah terjalin bahkan sebelum terbentuknya Konferensi Asia Afrika tahun 1955 silam.
Dirinya pun berjanji akan terus melanjutkan pembahasan terkait permintaan Indonesia untuk meningkatkan hubungan kedua Negara melalui kerjasama bebas visa. Dirinya pun berharap agar kunjungan masyarakat antara kedua Negara dapat terus ditingkatkan.
“ Kami memiliki hubungan yang sangat baik, dan kami ingin meningkatkannya. Kami akan mempelajari usulan, dimana kami dapat menandatangani kerjasama bebas visa. Kami berada di jalan yang benar dalam meningkatkan hubungan ini. Kami ingin lebih banyak lagi orang Indonesia datang ke Kamerun. Dan kami ingin kerjasama ini mendapat dukungan baik dari sector swasta maupun public “.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut setidaknya ada lima poin pembahasan dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Kamerun Lejeune Mballe Mballe. Poin tersebut mencakup kerjasama di bidang pertanian, infrastruktur, energy, ekonomi digital dan pemberdayaan perempuan.
Retno menyampaikan, upaya peningkatan hubungan kerjasama kedua Negara dapat semakin meningkat jika kedua Negara berkomitmen pada peningkatan hubungan antar masyarakat atau people-to-people contact antara Indonesia dan Kamerun. (ndy)