Kementerian Perindustrian menjadi tuan rumah dalam ajang Pameran Produk Unggulan Narapidana. Pameran bertema “Kreativitas tanpa batas, meski tempat terbatas” ini akan berlangsung selama tiga hari pada 3-6 April 2018 di Kementerian Perindustrian, Jakarta. Pameran tersebut secara resmi dibuka oleh tiga menteri kabinet kerja yakni Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiarso Lukita, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasona Laoly. Usai membuka pameran tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pada media bahwa salah satu pasar yang di sasar untuk mempromosikan hasil karya para narapidana penghuni lembaga pemasyarakatan (lapas) yang telah dibina ini ialah pasar daring atau online melalui “marketplace”.
" Hampir semuanya, dan juga kementerian melakukan pelatihan untuk e- commerce. Tentu ini diconnect dengan produk – produk Lapas yang mempunyai produksi berkelanjutan. Nah salah satu yang disampaikan tadi itu gel pen itu. Jadi dia akan berproduksi terus menerus. Ya tentu kalau e-commerce kan tinggal listing product saja di dalam marketplace ".
Selain pemasaran produk karya narapidana melalui “marketplace”, menurut Airlangga Hartarto Kementerian Perindustrian terus menerus mengembangkan pola pembinaan, baik terkait dengan bimbingan teknis (Bimtek), bantuan peralatan dan bantuan manajemen usaha. Salah satu Bimtek yang dilakukan kepada warga binaan antara lain di Lapas Wanita Tangerang, Banten dan Pondok Bambu, Jakarta. (Rezha)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) meresmikan Antena "full motion" terbesar di Indonesia bertepatan di Pusat Teknologi Satelit Lapan, Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa. Antena S-XBand Mission Control Center memiliki diameter 11,28 meter merupakan yang terbesar di Indonesia. Kepala Lapan Prof Thomas Djamaluddin menjelaskan antena full motion ini terintegrasi dengan bangunan pusat pengendalian misi satelit di Lapan, memiliki kemampuan menerima dua frekuensi yaitu frekuensi S dan X band. Antena ini juga dapat melakukan transmisi pada frekuensi S-band. Selain itu, lanjutnya, antena tersebut juga dapat menerima data "automatic identification system" (AIS) yang berasal dari kapal-kapal laut di seluruh dunia. Antena ini dirancang untuk dapat menerima dan mengirim data satelit LAPAN generasi selanjutnya. Peresmian Antena full motion disaksikan oleh Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Muhammad Dimyati, serta Anggota Komisi VII DPR RI, Dubes India untuk Indonesia, dan sejumlah rektor perguruan tinggi. Antara.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalin kerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dalam rangka mendukung pengembangan perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi. Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Selasa, mengatakan kerja sama ini merupakan salah satu langkah untuk mendorong startup di dalam negeri terus berkembang yang akhirnya turut memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional. Tito Sulistio menjelaskan, BEI mengembangkan startup melalui program IDX Incubator. Program tersebut diharapkan dapat menumbuhkan startup berbasis digital dan menjembatani startup ke investor. Dalam kesempatan sama, Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan Bekraf dan BEI akan melakukan kolaborasi serta promosi bersama pada penyelenggaraan pelatihan dan pembinaan kepada startup. Startup binaan Bekraf juga berpeluang mengikuti training serta program IDX Incubator. antara
Krisis diplomatik antara Inggris dan Rusia ternyata berbuntut panjang. Setelah beberapa waktu lalu, Inggris mengusir Diplomat Rusia yang lalu diikuti oleh Amerika Serikat, kini 16 negara anggota Uni Eropa melakukan hal yang sama. Jumlah ini kemudian ditambah beberapa Negara yang punya hubungan dekat dengan Inggris dan Amerika Serikat, seperti Kanada, Norwegia, Albania dan Ukraina. Belakangan Australia hari Selasa (27 Maret) juga melakukan hal yang sama. Total diplomat yang harus meninggalkan pos nya 130 orang di 21 negara.
Dalam sebuah pernyataan hari Senin (26 Maret 2018), Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam tindakan pemulangan para diplomat ini, dan menganggapnya sebagai tindakan provokatif. Pihak resmi Rusia menyatakan, sekutu barat hanya menuruti Inggris. Padahal Inggris dianggap telah mengabaikan ketentuan adanya praduga tidak bersalah dan tidak memberi ruang bagi Rusia untuk ikut meenginvestigasi masalahnya. Pihak yang berang di negeri itu, mendorong pemerintah Rusia melakukan pengusiran kepada para diplomat Amerika Serikat di Moskow.
Penyebab awal dari persoalan ini adalah adanya percobaan pembunuhan kepada seorang mantan agen ganda, Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Hasil penyelidikan menunjukkan adanya penggunaan bahan kimia Novichock, yang pernah diproduksi di Russia, saat Negara itu masih bernama Uni Sovyet. Dengan indikasi itulah, Inggris menganggap Rusia ada di balik upaya percobaan pembunuhan tersebut.
Tentu saja pengusiran diplomat bukan pertanda baik untuk menuju pada penyelesaian masalah. Jika tadinya hanya merupakan persoalan bilateral antara Inggris dengan Rusia, maka kini persoalannya melebar karena lebih dari 20 negara juga melakukannya. Pertanyaannya, benarkah para diplomat yang diusir ini melaksanakan tugas mata-mata? Bukankah diplomat memang selalu menyampaikan informasi tentang negara penempatan secara berkala? Jika pengiriman informasi dianggap sebagai tindakan mata-mata, tentu saja semua negara mesti saling mengusir para anggota perwakilan asing di tempatnya masing-masing.
Diharapkan, tindakan pengusiran diplomat ini tidak semakin meluas. Inggris dan sekutunya mesti mengoreksi tindakannya dan mengumumkan hasil penyelidikan percobaan pembunuhan itu. Sebaliknya Rusia, jika memang tuduhan Barat itu benar, mesti membersihkan aparat diplomatiknya dari keterlibatan dalam memata-matai negara lain.