Daniel

Daniel

09
December

 

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan, mewujudkan iklim yang kondusif bagi para pelaku usaha perikanan merupakan kunci utama guna mengatasi berbagai permasalahan sektor kelautan nasional. Hal itu dikatakan Edhy Prabowo dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu. Menteri Edhy mengingatkan, pada Rapat kordinasi nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan 2019 yang berlangsung 4-5 Desember lalu, dia telah berbincang dengan berbagai kepala dinas kelautan dan perikanan daerah.

Dalam kesempatan itu, tiap daerah telah diminta untuk menyampaikan program-program yang ingin diprioritaskan di wilayahnya ke DPR. Dikutip Antara, Menteri Edhy mengatakan bahwa anggaran tak menjadi masalah utama melainkan bagaimana menciptakan iklim industri perikanan yang kondusif ke depannya. Antara

 

09
December

 

Indonesia berhasil membawa tiga medali emas SEA Games 2019 Filipina Minggu (8/12). Satu emas dipersembahkan panahan dan dua keping lain dari perahu naga. Dalam perlombaan final di Parade Ground, Minggu (8/12/2019), medali emas diraih oleh trio Riau Ega Agatha Salsabila, Hendra Purnama, dan Arif Pangestu, dengan mengalahkan wakil Malaysia  4-4 dengan shootoof 1. 

Sementara itu, medali perunggu panahan beregu recurve menjadi milik Thailand. Mereka mengalahkan Vietnam 6-0. Sementara itu, tim putri panahan Indonesia yang diperkuat oleh Choirunisa Diananda, Titik Kusumawardani, dan Linda Lestari harus puas dengan medali perunggu, mengalahkan trio Malaysia 5-3. Emas beregu recurve putri menjadi milik Vietnam dengan mengalahkan Myanmar di final. Dua emas lain diborong dari perahu naga (TBR), yakni dari TBR empat pedayung 500 meter dan TBR 22 pedayung 500 meter.

06
December

Pasar ekspor batu bara Indonesia ke Vietnam diproyeksikan meningkat  dari sekitar 12 juta ton tahun ini menjadi sekitar 15 juta ton  pada 2020. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Hendra Sinadia seperti dilansir Bisnis Indonesia Rabu, (4/12), mengatakan, Vietnam akan meningkatkan kebutuhan batu bara secara bertahap. Peningkatan kebutuhan batu bara Vietnam terus terlihat seiring dengan beroperasinya sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru.

Hendra menambahkan, pada tahun 2025 kebutuhan batu bara di salah satu anggota Asean itu mencapai 25 juta ton. Dalam 10 tahun mendatang, kebutuhan meningkat menjadi 40 juta ton. Menurut Hendra Sinadia, kondisi tersebut akan menguntungkan produsen batu bara Indonesia, karena memiliki jenis yang dibutuhkan pasar, yakni kalori rendah. Apalagi dengan kedekatan geografis, distribusi batu bara dari Indonesia ke Vietnam semakin mudah dilakukan.

Hendra menegaskan, Vietnam akan menjadi prospek pasar terbaru produsen batu bara Indonesia. Meskipun demikian, Republik Rakyat Tiongkok tetap menjadi tujuan ekspor terbesar  Indonesia, karena kebutuhan jauh lebih besar. Ekspor batu baru ke Tiongkok mencapai sekitar 29 persen dari total penjualan luar negeri batu bara Indonesia.

Terkait konsumsi batu bara dalam negeri, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Sujatmiko mengatakan, pemerintah akan melanjutkan domestic market obligation (DMO) pada 2020. Namun, mengenai porsinya belum dapat dipastikan, karena pemerintah masih perlu membahas rencana produksi nasional pada tahun depan.

Sementara itu Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, Indonesia menarget memiliki tarif listrik industri terendah di Asia Tenggara. Salah satu upayanya adalah memanfaatkan energi premier dengan harga murah. Adapun batu bara masih menjadi energi premier paling murah untuk  pembangkitan, sehingga mampu menekan biaya pokok penyediaan yang berujung pada semakin rendahnya tarif listrik. 

06
December

Pada hari Kamis (28/11), Korea Utara menembakkan dua “proyektil tidak dikenal” ketika pembicaraan nuklir antara Pyongyang dan Washington masih menemui jalan buntu. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), Park Han-ki mengungkapkan bahwa proyektil itu ditembakkan ke arah timur dari provinsi Hamgyong Selatan dan jatuh di Laut Jepang.  

Anggota Dewan Keamanan PBB dari Eropa mengutuk peluncuran rudal  balistik Pyongyang yang dinilai "provokatif". Perwakilan Eropa ini pun menegaskan perlunya menegakkan kembali sanksi terhadap negara tersebut. Sebelumnya, Pyongyang sudah mendapat larangan untuk menembakkan rudal balistik dibawah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). 

Pembicaraan nuklir antara Pyongyang dan Washington terhenti setelah Korea Utara meminta berbagai jenis konsensi dari Amerika Serikat -AS. Pembicaraan telah menemui jalan buntu sejak pertemuan tingkat tinggi di Hanoi, Vietnam pada bulan Februari lalu. Korea Utara mengeluarkan serangkaian komentar pedas dalam beberapa pekan terakhir saat mendekati batas tenggat waktu hingga akhir tahun ini, termasuk peringatan yang dikeluarkan pada hari Rabu (4/12). Pyongyang  memperingatkan bahwa negaranya akan mengambil tindakan dengan segera, jika AS menggunakan kekuatan militer untuk melawan negara itu.

Peringatan itu muncul sehari setelah Presiden AS, Donald Trump dalam KTT NATO di London, mengindikasikan bahwa AS dapat menggunakan kekuatan militer untuk melawan Korea Utara jika diperlukan.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh Kantor Pusat Berita Korea Utara (KCNA), Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara, Pak Jong-chon mengecam keras pernyataan Presiden Trump dan menegaskan bahwa penggunaan angkatan bersenjata terhadap Korea Utara akan menjadi hal mengerikan bagi Amerika Serikat. Menurut Pak, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un tidak senang mendengar pernyataan Presiden Trump dan dia bersikeras bahwa satu-satunya hal yang dapat mencegah konflik fisik antara kedua negara adalah hubungan dekat antara kedua pemimpin.

Ketidakstabilan di Semenanjung Korea dapat dipastikan tidak hanya akan mempengaruhi dan merugikan wilayah itu, tetapi juga wilayah disekitarnya, bahkan dunia internasional. Untuk itu, kedua pihak harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan serangan verbal yang membuat situasi lebih memanas.