Lembaga Pemeringkatan Perguruan Tinggi Berbasis Pengelolaan Lingkungan Hidup Kampus, Universitas Indonesia (UI) GreenMetric memberikan penghargaan kepada sepuluh universitas terhijau dunia. Ketua Jaringan UI GreenMetric Prof. Riri Fitri Sari di kampus UI Depok, Jumat menuturkan gerakan global yang telah dilakukan UI ini semakin berkembang dan mendapat perhatian lebih dari 800 universitas di dunia. UI GreenMetric memberikan penghargaan kepada 10 perguruan tinggi terhijau di dunia tahun 2018/2019, di antaranya Wageningen University & Research (Belanda); University of Nottingham (Inggris); University of California Davis (Amerika); University of Oxford (Inggris); Nottingham Trent University (Inggris).
Riri Fitri Sari menjelaskan, UI GreenMetric menggunakan metrik pengukuran yang ditetapkan menjadi indikator keberhasilan kepemimpinan di kampus sebagai nilai tambah kampus era pembelajaran berbasis cyber. Kampus-kampus hijau universitas di Irlandia seperti UCC, Limerick University dan Universitas-universitas terkemuka di Dublin menjadi contoh pengelolaan berbasis karbon yang rendah dan ekonomi sirkular. Pemberian penghargaan ini bersamaan dengan acara tahunan bertajuk “The 5th International Workshop on UI GreenMetric World University Ranking” yang dihadiri lebih dari 87 pimpinan Universitas sedunia dari 37 negara. Pertemuan ini diselenggarakan di Eropa, tepatnya di University College Cork, Irlandia pada 14 – 16 April 2019.
Wakil Perdana Menteri Irlandia Simon Coveney hadir membuka dan mengapresiasi gagasan Universitas Indonesia (UI) melalui UI GreenMetric sebagai Gerakan Kepemimpinan Global. Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publk UI Rifelly Dewi Astuti mengatakan pemeringkatan UI GreenMetric telah menjadi ajang kompetisi yang populer dan prestisius bagi kampus-kampus yang merefleksikan indikator kampus indah, hijau, teratur, ramah lingkungan, terdepan dalam pengelolaan sampah, air, energi, transportasi dan gedung cerdas, serta pendidikan dan riset yang bercirikan konsep pembangunan berkelanjutan. UI GreenMetric merupakan inovasi UI yang telah dikenal luas di dunia internasional sebagai pemeringkatan perguruan tinggi pertama di dunia berbasis komitmen tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup kampus.
Malam Badendang, sesuai dengan artinya yaitu “malam bergoyang,” merupakan tradisi turun temurun masyarakat Maluku yang diisi dengan bernyanyi dan menari bersama keluarga serta kerabat yang biasanya dimulai setelah jam 12 malam dan berlangsung semalaman. Tradisi ini menjadi sarana berkumpul keluarga dan juga menciptakaan kebersamaan yang akrab dalam hidup bermasyarakat.
orang Maluku menyebut tradisi ini beragam, karena hampir sebagian besar suku yang ada di Maluku melakukannya. Tradisi Malam Badendang biasanya dilakukan pada hari-hari raya keagamaan, baik Islam maupun Kristen. Meskipun demikian Tradisi Malam Badendang tidak identik dengan tradisi ritual keagamaan.
Acara ini biasanya diadakan oleh anak muda untuk menciptakan nuansa kekeluargaan pada momen-momen tertentu seperti Natal, Idulfitri, Hari raya kurban, termasuk untuk memeriahkan acara pernikahan, wisuda, maupun kumpul-kumpul keluarga.
lagu-lagu yang biasanya dibawakan adalah lagu-lagu yang lincah dan semangat. Selain bernyanyi, para anggota keluarga juga menarikan tarian-tarian daerah seperti, Tarian Katerji dan Orlapei. Selama acara berlangsung, disuguhkan pula makanan khas Maluku yang bisa disantap oleh peserta acara. Malam Badendang menjadi malam yang panjang bagi keluarga Maluku namun diisi dengan kebahagiaan dan kebersamaan yang meriah bersama anggota keluarga.
pada tanggal 26 hingga 30 April, Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar acara Sabang Marine Festival (SMF) 2019 di pulau Weh, kota Sabang, Aceh. Gelaran tahunan internasional ini sudah diadakan sejak tahun 2016, untuk mewujudkan Sabang sebagai destinasi bahari dunia. Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan SMF 2019 menjadi ajang pertemuan klub yacht dari dalam dan luar negeri sekaligus promosi pariwisata Aceh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin berharap melalui kegiatan ini, kota Sabang menjadi wilayah yang kerap disinggahi oleh kapal cruise/yacht selain kota Phuket di Thailand dan kota Langkawi di Malaysia.
tercatat ada 23 yachter yang mendaftar untuk mengikuti agenda internasional tersebut. Mereka berasal dari Perancis, Amerika, Australia, Thailand, dan Singapura. Tahun ini Sabang Marine Festival, tidak hanya menunjukkan keindahan panorama alam saja, namun juga akan menghadirkan ragam budaya lokal pada wisatawan. Sehingga para turis merasakan pengalaman yang berbeda dan dapat berinteraksi langsung dengan budaya lokal Aceh. Tahun ini, wisatawan yang kebanyakan para Yachter akan diajak ke desa wisata yaitu ke Desa Jaboi, Aneuk Laot, dan Desa Krueng Raya. Mereka akan diperkenalkan dengan kebudayaan lokal. Misalnya di Desa Jaboi para wisatawan dapat melihat secara langsung cara membuat ikan kayu, membuat kopra dengan mengukur kelapa, hingga mengikuti pertandingan rakyat. Di Desa Aneuk Laot , para pengunjung disuguhkan cara membuat kue tradisional dan atraksi budaya. Sementara di Desa Krueng Raya akan diperlihatkan proses pembuatan ikan asin dan dijadwalkan makan siang bersama masyarakat setempat. Semua ini dikemas sebagai kolaborasi halal tourism di Banda Aceh dan bahari tourism.
Selain kota Sabang, wisatawan juga diajak keliling kota Banda Aceh untuk melihat situs tsunami dan mengenalkan halal tourism. Pada Sabang Marine Festival tahun ini juga akan diisi oleh berbagai kegiatan, yaitu seremoni pembukaan, makan malam, city tour, paramotor show, hingga fun bike–fun walk. Event ini tentu berpengaruh positif pada peningkatan pendapatan masyarakat di bidang jasa pemandu wisata, transportasi, atraksi, wisata kuliner, atraksi wisata, dan paket wisata
22 April kemarin, Kementerian Pertanian (Kementa) Republik Indonesia meresmikan Musem Tanah dan Pertanian. Ini adalah Museum Pertanian pertama Indonesia berskala internasional. Acara ini juga dihadiri mantan menteri dan wakil menteri Pertanian pada berbagai masa. Menteri Pertanian periode 2009 hingga2014, Suswono berharap, dengan kehadiran museum ini dapat memacu semangat para kaum milenial untuk dapat terlibat di bidang pertanian. Karena, menurutnya sampai sekarang bisnis di bidang pertanian merupakan bisnis menjanjikan.
berlokasi di di Jalan Juanda Bogor Jawa Barat, Museum Tanah dan Pertanian ini terdiri dari 4 Gedung Utama. Museum Tanah terletak di Gedung A dan Museum Pertanian di gedung C dan D. Dengan tema “bertolak Dari Masa Lalu, Menapak ke Masa Depan” (Connecting the past to the future), Museum Tanah dan Pertanian mengajak siapapun yang datang untuk menelusuri perkembangan pertanian Indonesia dari waktu ke waktu. Konsep Museum ini sangat unik, jauh dari kesan monoton dan kuno. Museum Tanah dan Pertanian memang dibuat sedemikian rupa agar interaktif, edukatif dan juga instagramble.
Gedung C Museum ini punya 3 lantai. Lantai 1 adalah Galeri Pangan dan peradaban pertanian, lantai 2 untuk Galeri kebijakan dan komoditas. Lantai 3 merupakan galeri pertanian masa depan. Sedangkan Gedung D punya 4 lantai. Diantaranya lantai 1 sebagai arena bermain anak dan keluarga. Lantai 2 galeri peternakan dan lantai 3 adalah galeri peternakan dan sinema. Disini, anda bisa menonton film tentang peternakan. Menariknya, di lantai 3 ini, anda juga bisa melihat bagaimana penggunaan teknologi di perkembangan teknologi 4.0 di Indonesia.
Kini proses mekanisasi pertanian sudah menggunakan drone, aplikasi market smart farming hingga traktor tanpa awak dengan system GPS (Sistem Pemosisi Global). Anda juga dapat mencicipi kopi, teh, dan kakao khas Indonesia di area coffe corner yang tersedia. Di lantai 4 (rooftop), ada juga saung, dimana anda bisa mendapatkan aneka bibit hidroponik dan tanaman buah sambil melihat langsung Gunung Salak dan Gede Pangrango dari atas gedung. Bagi anda yang tertarik mengunjungi Museum Tanah dan Pertanian, berkunjunglah saat ini, karena sampai 3 bulan kedepan, tiket masuk museum ini masih digratiskan.