VOInews.id- Sayap gerakan militer Hamas, Brigade Al-Qassam, telah meluncurkan roket-roket ke Tel Aviv sebagai tindakan balasan kepada Israel atas pembunuhan warga sipil di Jalur Gaza. "Brigade Al-Qassam telah meluncurkan sejumlah roket ke Tel Aviv sebagai balasan kepada zionis atas pembantaian kepada warga sipil," jelas Brigade Al-Qassam pada Minggu. Sebelumnya pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket berskala besar untuk menyerang militer Israel dan merusak perbatasan.
Sekitar 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera dalam serangan itu. Kemudian Israel melancarkan serangan balasan dengan menutup Gaza dan melancarkan serangan darat ke kawasan Palestina dengan klaim untuk melenyapkan Hamas dan membebaskan sandera. Akibat serangan Israel ke Palestina, sebanyak 35.900 warga sipil tewas di Jalur Gaza. Sekitar 100 sandera juga diduga masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Antara
VOInews.id- Semua negara bertanggung jawab untuk menghormati lembaga internasional seperti Mahkamah Pidana Internasional (ICC), kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menanggapi pernyataan Presiden AS Joe Biden yang menyebut permohonan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel oleh jaksa ICC “keterlaluan.” “Kami tidak diperbolehkan mengomentari semua pernyataan yang keluar dari setiap negara anggota, namun yang jelas adalah bahwa setiap negara anggota memiliki tanggung jawab untuk menghormati institusi internasional,” kata Dujarric dalam konferensi pers di Markas PBB, New York, Selasa (21/5).
Sehari sebelumnya, Jaksa ICC Karim Khan mengatakan dia telah mengajukan permintaan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel dan Hamas atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan sejak Oktober 2023 berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan dan diperiksa oleh kantornya. Para pemimpin Israel yang dimaksud Jaksa Khan adalah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Adapun pentolan Hamas yang masuk dalam surat perintah penangkapan itu adalah Kepala Biro Politik Ismail Haniyeh, Kepala Sayap Militer Mohammed Diab Ibrahim Masri, dan Pemimpin Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar.
Keputusan mengenai apakah salah satu surat perintah penangkapan pada akhirnya akan dikeluarkan berada di tangan panel yang terdiri dari tiga hakim ICC. Mereka yang akan menilai bukti-bukti yang diajukan oleh kantor Khan. Para pejabat AS mengecam surat perintah penangkapan ICC tersebut. Presiden Joe Biden bahkan menegaskan bahwa meski jaksa ICC telah mengajukan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel, Tel Aviv tidak melakukan genosida di Gaza.
Selain itu, Ketua DPR AS Mike Johnson mengatakan anggota parlemen saat ini sedang menjajaki opsi, termasuk sanksi, untuk menghukum ICC jika mereka mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi para pejabat Israel itu. Gedung Putih, Selasa, mengatakan Presiden Biden bersama anggota parlemen sedang membahas langkah selanjutnya mengenai usulan sanksi terhadap ICC yang diajukan Partai Republik. Baik AS maupun Israel bukan merupakan pihak dalam Statuta Roma, perjanjian yang mendasari pembentukan ICC.
Sumber: Sputnik, Anadolu
VOInews.id- Prosesi pemakaman mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi dan pejabat lainnya yang tewas dalam kecelakaan helikopter, dimulai pada Selasa di Kota Tabriz, barat laut Iran. Puluhan ribu warga Iran, termasuk pejabat senior dan komandan militer, berkumpul di Lapangan Martir di kota itu untuk menyaksikan upacara pemakaman mendiang presiden negara itu dan pejabat lain yang tewas dalam insiden tersebut. Jenazah mereka akan diterbangkan pada hari berikutnya ke Kota Qom di Iran tengah, yang merupakan rumah bagi salah satu tempat suci dan pesantren keagamaan tempat Raisi belajar.
Setelah upacara kedua di Qom, jenazah para petinggi pemerintah itu akan dibawa ke Ibu Kota Teheran, di mana Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dijadwalkan akan memimpin shalat jenazah berjamaah bagi mereka. Pada Kamis (24/5), sesuai rencana perjalanan, jenazah Raisi akan dibawa ke kampung halamannya di Masyhad untuk dimakamkan di tempat suci Imam Reza.
Raisi, presiden ke-8 Iran sejak Revolusi Islam 1979, menjabat sebagai penjaga tempat suci Imam Reza selama beberapa tahun sebelum menjadi kepala kehakiman negara itu pada 2019 kemudian menjadi presiden pada 2021. Setelah operasi pencarian sepanjang malam terhambat oleh cuaca buruk, Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, dan pejabat tinggi lainnya dinyatakan tewas pada Senin pagi (20/5). Puluhan tim penyelamat darurat dikerahkan ke daerah pegunungan di Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, tempat kecelakaan itu terjadi Minggu sore (19/5). Menurut Konstitusi Iran, Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber akan mengambil alih kekuasaan kepresidenan sampai pemilu baru diadakan.
Sumber: Anadolu
VOinews.id- Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jendral Mohammad Bagheri menugaskan delegasi tingkat tinggi untuk menyelidiki kasus jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi beserta tim pendampingnya. Delegasi itu, yang dipimpin Brigadir Ali Abdollahi, sudah diberangkatkan ke lokasi kejadian dan memulai penyelidikan. Hasil investigasi akan diumumkan kemudian setelah misi selesai.
Presiden Ebrahim Raisi sedang dalam perjalanan kembali dari upacara pembukaan bendungan di perbatasan Iran dengan Azerbaijan pada Minggu (19/5). Helikopter yang membawa sang presiden dan rombongan jatuh di Varzaqan, barat laut Iran, pada hari itu. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dan beberapa pejabat tinggi provinsi juga berada di dalam helikopter tersebut dan semuanya menjadi korban jiwa.
Sumber: IRNA-OANA