VOInews.id- Otoritas pemilihan umum (pemilu) Meksiko pada Minggu (2/6) memulai proses pemilu terbesar dalam sejarah negara itu, di mana warga akan memilih presiden baru. Selain memilih presiden, lebih dari 98,5 juta pemilih yang memenuhi syarat juga akan memilih 128 senator dan 500 perwakilan Kongres bikameral Meksiko, serta sembilan gubernur masing-masing untuk negara bagian Mexico City, Chiapas, Guanajuato, Jalisco, Morelos, Puebla, Tabasco, Veracruz dan Yucatan. Di 32 negara bagian, badan legislatif lokal dan dewan kota juga akan diperbarui, serta 1.612 wali kota dan 972 deputi lokal.
VOInews.id- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin, mengatakan bahwa dia "belum siap untuk menghentikan" perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dan mengklaim bahwa pernyataan Presiden AS Joe Biden tentang usulan gencatan senjata "tidak akurat." "Saya belum siap menghentikan perang," kata Netanyahu dalam diskusi rahasia di Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, seperti dikutip stasiun televisi KAN. Dia mengklaim rincian usulan gencatan senjata yang diajukan Biden "tidak akurat."
"Garis besar yang disampaikan Biden hanya parsial. Perang akan dihentikan dengan tujuan mengembalikan sandera dan kemudian kita akan berdiskusi," ujarnya. "Ada detail yang dirahasiakan. Kami dapat berhenti berperang selama 42 hari untuk memfasilitasi kembalinya para sandera, namun kami tidak akan menyerah pada tujuan kami untuk meraih kemenangan penuh."
Perdana Menteri Israel itu menolak membahas jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari usulan kesepakatan pertukaran sandera. "Kami tidak akan setuju untuk mengakhiri perang tanpa mencapai tujuannya," kata Netanyahu. "Jumlah sandera yang akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan belum ditentukan.
" Baca juga: PMI mendistribusikan air bersih untuk warga Gaza dan Khan Younis Pada Jumat (31/5), Biden mengatakan Israel mengajukan kesepakatan tiga fase yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan sandera yang ditahan di wilayah pesisir tersebut. Biden meminta kelompok perjuangan Palestina Hamas untuk menerima usulan tersebut dan mendesak Netanyahu untuk menolak tekanan dari anggota koalisi pemerintahannya untuk menolak rencana tersebut. Namun, kantor Netanyahu menegaskan kembali pada Jumat bahwa pemerintah bermaksud untuk melanjutkan serangan mematikannya di Gaza sampai semua "tujuan" perang Tel Aviv tercapai.
Hamas, mengatakan pihaknya akan "menanggapi secara positif setiap usulan yang mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza, upaya rekonstruksi, pemulangan pengungsi, dan penyelesaian kesepakatan pertukaran sandera yang komprehensif." Israel terus melanjutkan serangan mematikannya di Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.400 warga Palestina telah tewas di Gaza, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 82.600 lainnya terluka, menurut otorita kesehatan setempat. Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang melumpuhkan makanan, air bersih dan obat-obatan. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.
Sumber: Anadolu
VOinews.id- Korea Utara pada Minggu mengatakan akan menghentikan sementara pengiriman balon-balon berisi sampah melintasi perbatasan ke Korea Selatan sembari mengancam akan melanjutkan operasi semacam itu jika Seoul mengirimkan lebih banyak selebaran anti-Pyongyang. Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara Kim Kang-il mengklaim Pyongyang telah mengirim 3.500 balon, membawa puing-puing seberat 15 ton yang menuju Korea Selatan antara Selasa malam hingga Minggu pagi. Kim menawarkan untuk menghentikan sementara kegiatan tersebut karena hal itu semata-mata sebagai respons terhadap selebaran anti-komunis yang diterbangkan ke utara oleh aktivis Korea Selatan.
Kim menambahkan bahwa jika Korea Selatan mengirimkan selebaran seperti itu lagi, Korea Utara akan membalas dengan balon yang membawa sampah yang jumlahnya 100 kali lipat dari jumlah kertas propaganda tersebut. Hingga Minggu malam, Polisi Korea Selatan mengatakan bahwa mereka telah menerima lebih dari 800 laporan terkait balon berisi sampah yang dikirim oleh Korea Utara.
Badan Kepolisian Nasional mengatakan 860 laporan tentang balon telah diajukan antara jam 9 malam pada Selasa lalu dan Minggu pukul 5 sore waktu setempat. Polisi menambahkan bahwa 581 dari laporan tersebut merupakan penampakan nyata balon, sementara 279 laporan diajukan oleh mereka yang menanyakan teks peringatan darurat bencana dari pemerintah. Menurut polisi, sebagian besar panggilan dalam semalam datang dari bagian barat Seoul, meskipun balon Korea Utara telah terlihat di timur hingga Taebaek di Provinsi Gangwon dan Pohang di Provinsi Gyeongsang Utara.
Sumber : Yonhap
VOInews.id- Presiden Israel Isaac Herzog pada Minggu menyatakan dukungannya terhadap usulan rencana gencatan senjata tiga fase di Gaza oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel. “Dalam konteks ini (proposal kesepakatan Biden), saya mengatakan kepada Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu) bahwa saya akan memberikan dia dan pemerintah dukungan penuh saya untuk kesepakatan yang akan menghasilkan pembebasan para sandera,” kata Herzog melalui akun media sosial X, Minggu.
Herzog menekankan bahwa sesuai tradisi Yahudi yang tidak boleh dilupakan, tidak ada perintah yang lebih besar daripada menebus tawanan dan sandera, terutama ketika menyangkut warga negara Israel yang tidak mampu dipertahankan dan dilindungi oleh Negara Israel. “Sudah menjadi kewajiban kita untuk memulangkan mereka dalam kerangka kesepakatan yang melestarikan kepentingan keamanan Negara Israel,” ucapnya.
Pada Jumat (31/5), Biden mengatakan bahwa Israel telah menawarkan proposal tiga tahap baru kepada gerakan Palestina Hamas dengan peta jalan yang akan mengarah pada penghentian permusuhan di Jalur Gaza serta pembebasan semua sandera. Tahap pertama mencakup gencatan senjata total, penarikan pasukan Israel dari seluruh pusat populasi Gaza, dan pembebasan beberapa sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk yang terluka, orang lanjut usia, dan wanita, serta pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara. Tahap kedua melibatkan penghentian permusuhan tanpa batas waktu dengan imbalan pembebasan sandera yang tersisa.
Sedangkan tahap ketiga dari inisiatif tersebut adalah memulai rekonstruksi Gaza yang dilanda perang. Sementara itu, Kantor Netanyahu telah berulang kali menyatakan bahwa Israel tidak akan menghentikan konflik Gaza kecuali semua tujuannya tercapai, termasuk pembebasan sandera dan pemusnahan Hamas. Mitra koalisi Netanyahu yang berkuasa, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengancam keluar dari pemerintahan jika rencana gencatan senjata diterima.
Sumber : Sputnik