21
May

 

VOInews.id- Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (20/5) mengheningkan cipta selama semenit untuk mendoakan Presiden Iran Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, dan penumpang lainnya yang wafat dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).

 

Pada awal pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin pagi, Duta Besar Mozambik untuk PBB Pedro Comissario Afonso, yang memimpin pertemuan tersebut, meminta semua yang hadir di ruang Dewan Keamanan untuk berdiri dan mengheningkan cipta selama semenit atas kematian tragis tersebut serta menyampaikan belasungkawa dan simpati bagi keluarga para korban maupun rakyat Iran. Afonso mengatakan kegiatan mengheningkan cipta tersebut dilaksanakan atas permintaan Rusia, China, dan Aljazair.

 

Antara

21
May

 

VOInews.id, Jakarta: Pemerintah Iran pada Senin (20/5) mengumumkan akan mengadakan pemilihan presiden awal pada 28 Juni, menyusul kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter. Kantor berita pemerintah Iran, IRNA melaporkan tanggal pemilihan presiden ke-14 di negara itu diumumkan setelah pertemuan antara pimpinan otoritas yudikatif, eksekutif, dan legislatif. Pendaftaran kandidat presiden akan dimulai pada 30 Mei, dan kampanye akan berlangsung pada 12-27 Juni, menurut laporan tersebut.

 

Presiden Raisi sedang berada dalam perjalanan kembali dari upacara peresmian bendungan di perbatasan Iran-Azerbaijan pada Minggu (19/5) saat kecelakaan helikopter itu terjadi, menurut lembaga penyiaran pemerintah Iran itu. Kecelakaan itu juga mengakibatkan tewasnya Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Malik Rahmeti, dan Imam Ayatollah Ali Hashim dari Provinsi Tabriz. Wakil presiden pertama Iran, Mohammad Mokhber, ditunjuk sebagai penjabat presiden pada Senin, setelah kematian Raisi.

 

Sumber: Anadolu

17
May

 

VOInews.id- Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut kunjungan kenegaraan ke Beijing menunjukkan tradisi persahabatan antara China-Rusia yang telah terjalin sejak 75 tahun. "Saya sangat senang bisa mengunjungi China lagi setelah menjabat sebagai presiden baru Rusia. Pada bulan Maret tahun lalu, Presiden Xi Jinping juga melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia tak lama setelah terpilih kembali, hal ini adalah tradisi persahabatan kedua negara," kata Presiden Putin seperti dikutip dari pemberitaan media pemerintah China pada Kamis. Presiden Vladimir Vladimirovich Putin melakukan kunjungan kenegaraan ke China pada 16-17 Mei 2024.

 

Pertemuan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Putin berlangsung di Balai Besar Rakyat di Beijing pada Kamis pagi. Kunjungan kenegaraan Presiden Putin tersebut adalah kunjungan kenegaraan pertama sejak ia kembali dilantik sebagai Presiden Rusia pada 8 Mei 2024. "Tahun ini menandai peringatan 75 tahun berdirinya Republik Rakyat China dan peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Rusia dan China. Pengembangan hubungan Rusia-China tidak ditujukan untuk menjatuhkan pihak ketiga dan kondusif bagi stabilitas internasional," tambah Putin. Rusia juga disebut siap untuk terus memperluas kerja sama bilateral dengan China dan bekerja sama secara erat dalam kerangka PBB, BRICS, dan Organisasi Kerja Sama Shanghai untuk mendorong pembentukan tatanan internasional yang lebih adil dan merata. Sedangkan Presiden Xi Jinping menekankan bahwa 2024 adalah tahun penting yang menjadi tonggak dalam sejarah perkembangan hubungan China-Rusia sejak terjalinnya hubungan diplomatik antara China dan Rusia 75 tahun lalu.

 

"China dan Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan sama-sama negara berkembang utama, dan merupakan pilihan strategis bersama bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan dan menyesuaikan diri dengan tren multipolarisasi dan globalisasi ekonomi dunia," kata Presiden Xi Jinping. China dan Rusia disebut akan lebih mengoptimalkan struktur kerja sama kedua negara dan mengkonsolidasikan momentum kerja sama yang baik di bidang-bidang tradisional seperti ekonomi dan perdagangan maupun pertukaran antarmasyarakat.

 

Pembinaan dan pengembangan hubungan China dan Rusia juga dilandasi oleh prinsip-prinsip bertetangga yang baik, persahabatan, saling menghormati dan membantu pembangunan negara masing-masing, serta telah melewati berbagai ujian. Para pejabat kedua negara juga menandatangani serangkaian dokumen kerja sama untuk mewujudkan "Rencana Kerja Sama Ekonomi Rusia-China hingga 2030", menyukseskan "Tahun China di Rusia" pada 2024 dan 2025 serta memperkuat hubungan antara ekonomi Eurasia dan "Belt and Road Initiative".

 

Sebelum pertemuan, Presiden Xi Jinping mengadakan upacara penyambutan bagi Presiden Putin di alun-alun di sebelah gerbang timur Balai Besar Rakyat. Ketika Presiden Putin tiba, tentara yang memberi hormat berbaris untuk memberi hormat. Kedua kepala negara lalu meninjau pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China sambil kelompok musim militer memainkan lagu kebangsaan China diiringi dentuman meriam sebanyak 21 kali di Lapangan Tiananmen. Pada siang harinya, Presiden Xi Jinping mengadakan jamuan selamat datang untuk Presiden Putin di Ruang Balai Emas, Balai Besar Rakyat. Ikut mendampingi Presiden Xi Jinping Kepala Sekretariat Presiden sekaligus Sekretaris Sekretariat Partai Komunis China Cai Qi; Wakil Perdana Menteri China yang juga Anggota Komite Tetap Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China Ding Xuexiang, He Lifeng, Zhang Guoqing; Menteri Luar Negeri Wang Yi; Menteri Pertahanan Chen Yiqin dan pejabat lainnya.

 

Antara

17
May

 

VOInews.id- UNESCO, sebuah organisasi PBB yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya, mendorong langkah mitigasi dan adaptasi dalam membantu menangani bencana di suatu wilayah. "Jadi yang kami lakukan adalah melakukan mitigasi dan adaptasi," kata Asisten Program Senior UNESCO Siti Rachmania dalam pengarahan media yang diadakan Pusat Informasi PBB (UNIC) di Jakarta, Kamis. Dia mengatakan bahwa bencana, baik yang terjadi karena ulah manusia atau karena fenomena alam, tidak bisa diketahui secara pasti kapan akan terjadi. Untuk itu, upaya UNESCO dalam membantu menangani bencana adalah dengan mitigasi dan adaptasi. Langkah mitigasi yang mereka lakukan adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang cara-cara antisipasi yang perlu masyarakat lakukan untuk menghadapi potensi bencana.

 

Sehingga saat bencana itu terjadi, masyarakat sudah memiliki langkah antisipasi untuk mengurangi risiko kerugian akibat bencana. "Contohnya kami mengedukasi bagaimana masyarakat harus melakukan persiapan sebelum menghadapi banjir," katanya. Langkah berikutnya yang dilakukan UNESCO dalam membantu menangani bencana di suatu daerah yang rawan bencana adalah mendorong langkah adaptasi atau penerapan dari langkah mitigasi yang telah disampaikan.

 

"Jadi, begitu banjir mereka semua naik ke atas. Itu yang disebut adaptasi. Jadi, mitigasinya mereka sudah punya pemikiran harus naruh barang di mana (untuk mengurangi risiko banjir)," katanya. Sementara itu, penasihat senior UNDP (United Nations Development Programme) Ansye Sopacua dalam kesempatan itu menekankan tentang pentingnya keterlibatan masyarakat di dalam perencanaan penanganan bencana sehingga dapat mengurangi risiko bencana. "Jadi, yang bisa didorong menurut saya adalah pengikutsertaan masyarakat dalam planning yang genuine," katanya. Selain itu, dia juga mendorong pemanfaatan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat untuk mengurangi risiko bencana.

 

Antara

Page 54 of 1215