23
November

 

VOInews.id- Lebih dari 10 badan bantuan global meminta para donatur dan pemerintah untuk meningkatkan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan dan berinvestasi dalam solusi jangka panjang guna mengatasi penyebab kelaparan di Afrika Timur dan Afrika Tengah. Badan-badan tersebut, termasuk Save the Children, Oxfam International, dan International Rescue Committee yang berada di bawah payung Kelompok Kerja Antarlembaga untuk Afrika Timur dan Tengah (IAWG), mengatakan bahwa hampir 90 juta orang di Afrika Timur dan Afrika Tengah menghadapi tingkat kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

 

"Banyak dari krisis ini semakin terlupakan, dan sebagian besar upaya kemanusiaan di kawasan ini masih kekurangan dana, mengakibatkan jutaan orang menghadapi kemiskinan, atau lebih buruk lagi," ujar Direktur IAWG Peter Burgess dalam pernyataan bersama yang dirilis di Nairobi, ibu kota Kenya.

 

Upaya ini bertepatan dengan konferensi tingkat tinggi (KTT) Ketahanan Pangan Global yang dimulai di London, Inggris, pada Senin (20/11), yang bertujuan untuk memusatkan perhatian internasional pada upaya mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi. Menurut IAWG, curah hujan di bawah rata-rata selama bertahun-tahun yang disusul dengan curah hujan intens dan tidak menentu serta banjir berdampak parah terhadap masyarakat yang sudah bergulat dengan dampak konflik dan melonjaknya harga pangan global. Banyak masyarakat yang tertatih-tatih bertahan dari satu krisis ke krisis berikutnya, tanpa jeda yang cukup.

 

 

Antara

22
November

 

VOinews.id- Presiden Joe Biden mengatakan bahwa AS hampir dapat membawa pulang sandera, di tengah laporan adanya kemajuan dalam mencapai kesepakatan untuk pembebasan warga Israel yang disandera oleh kelompok Hamas Palestina di Gaza. “Kita sekarang sudah sangat dekat, sangat dekat,” kata Biden dalam pertemuan di Gedung Putih pada Selasa. “Kita bisa segera memulangkan para sandera,” kata dia, tetapi menolak membicarakan detail lebih lanjut. Biden menyatakan bahwa ia berbicara baru-baru ini dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta Emir Qatar, yang telah membantu menengahi kesepakatan tersebut.

 

"Jika kami memiliki lebih banyak hal untuk dikatakan, kami akan melakukannya, tetapi keadaannya terlihat baik saat ini," kata Biden. Pernyataan Biden muncul setelah Netanyahu dan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, mengindikasikan kemajuan dalam mencapai kesepakatan untuk pembebasan warga Israel yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza. Beberapa media AS juga melaporkan kemungkinan kesepakatan Israel dan Hamas yang akan diumumkan pada Selasa, untuk membebaskan 50 sandera perempuan dan anak-anak dengan imbalan jeda empat hingga lima hari dan pembebasan tiga tahanan Palestina di penjara Israel untuk setiap sandera yang dilepaskan Hamas.

 

Hamas diyakini menyandera sedikitnya 239 sandera menyusul serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023. Kelompok pejuang Palestina itu mengatakan mereka siap melepaskan para tawanan dengan imbalan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

 

 

Sumber: Anadolu

22
November

 

VOInews.id- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melaporkan kemajuan dalam mencapai kesepakatan untuk membebaskan warga Israel yang disandera oleh kelompok Hamas Palestina di Jalur Gaza. "Kita membuat kemajuan. Saya rasa tidak disarankan untuk berbicara terlalu banyak, bahkan pada tahap ini, tetapi saya berharap akan ada kabar baik segera,” kata Netanyahu dalam pertemuan dengan tentara Israel seperti dilaporkan harian Yedioth Ahronoth pada Selasa. Kantor Netanyahu mengatakan kabinetnya akan menggelar pertemuan pada Selasa malam untuk mendiskusikan perkembangan upaya pembebasan sandera. Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, sebelumnya melaporkan bahwa Qatar mungkin mengumumkan gencatan senjata di Gaza, di mana kesepakatan pertukaran tahanan akan dilakukan antara warga Palestina dan Israel.

 

KAN, mengutip sumber Israel yang mengetahui rincian perjanjian prospektif antara Israel dan Hamas, mengatakan perjanjian tersebut akan segera diselesaikan dan Qatar mungkin akan mengumumkan persyaratannya pada Selasa malam waktu setempat. Sementara itu, Qatar menolak mengomentari laporan tentang kesepakatan antara Israel dan Hamas, sampai benar-benar diumumkan secara resmi.

 

“Kami tidak dapat mengumumkan perkembangan apa pun sampai perjanjian ini diselesaikan dan diumumkan secara resmi,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari. Hamas diyakini menahan sedikitnya 239 warga Israel, menyusul serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023. Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas. Serangan Israel menewaskan lebih dari 13.300 warga Palestina, termasuk 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan, menurut otoritas kesehatan di Gaza. Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung itu. Di pihak lain, Israel mencatat 1.200 korban tewas akibat serangan Hamas.

 

Sumber: Anadolu

21
November

 

VOInews.id- Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG) M Anshorullah mengutuk keras penyerangan rumah sakit Indonesia di Gaza oleh zionis Israel yang dilakukan bertepatan pada hari anak sedunia 20 November. "Mengutuk keras serangan di rumah sakit ini, di mana ratusan anak dan bayi sedang dirawat. Ironi yang luar biasa karena ini dilakukan di hari anak sedunia," kata Anshorullah dalam rekaman video yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin. Anshorullah mengatakan rumah sakit Indonesia merupakan kebanggaan bangsa Indonesia dan dibangun dengan semangat cinta dan perdamaian. Oleh karena itu, katanya, serangan di fasilitas tersebut benar-benar menginjak martabat bangsa Indonesia. Anshorullah menganggap rententan serangan itu memperlihatkan keputusasaan zionis Israel, yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

 

"Mereka putus asa karena serangannya sejak 7 Oktober sampai hari ini membuat umat manusia murka. Mereka hari ini benar-benar ditinggalkan. Tidak ada sedikit pun simpati dunia untuk mereka," katanya. Lebih lanjut Anshorullah mengatakan bahwa hari ini Israel benar-benar dikucilkan sehingga membuatnya berputus asa dan menyerang apa saja di Gaza. "Mereka (Israel) tidak peduli dengan masjid, rumah sakit, anak-anak dan perempuan.

 

Semuanya diserang. Mereka melakukan genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia." Anshorullah menyebut Israel kelompok manusia paling zalim lantaran telah menghancurkan puluhan masjid di Gaza. "Mereka adalah kelompok manusia paling berbahaya yang harus dimusnahkan dari muka bumi." Dia mengatakan bangsa Indonesia tidak bisa menerima aksi keji tersebut dan tidak bisa menerima keadaan bahwa bangunan, yang begitu dibanggakan bangsa Indonesia sebagai simbol perdamaian dan cinta bangsa Indonesia terhadap bangsa Palestina, diserang. Anshorullah mengajak bangsa Indonesia untuk bersatu membela bangsa Palestina demi meraih kemerdekaannya dan membela rumah sakit Indonesia.

 

Dia juga berharap Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dapat mewakili bangsa Indonesia memperkuat perlawanan Indonesia terhadap penjajahan Israel di Palestina serta memperluas penggalangan dukungan komunitas internasional untuk melindungi rumah sakit Indonesia. Anshorullah juga menyebut tiga relawan kemanusiaan saat ini di rumah sakit Indonesia, yakni relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), yang tidak ingin meninggalkan Gaza karena tetap mendampingi rakyat Gaza pada masa-masa sulit ini. "Mereka sesungguhnya pahlawan sejati dari kemanusiaan hari ini.

 

Mari kita doakan agar rumah sakit Indonesia di Gaza dilindungi Allah dan tiga pemuda Indonesia dijaga keselamatan dan kesehatannya," ujarnya. "Semoga Allah menyegerakan kemerdekaan bangsa Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsa," katanya menambahkan. Seperti yang disebutkan di situsnya, AWG merupakan lembaga kemanusiaan yang mewadahi dan mengelola upaya kaum Muslim bagi pembebasan Masjid Al Aqsa. Lembaga tersebut didirikan oleh para peserta Konferensi Internasional Al Aqsa pada 21 Agustus 2008 di Jakarta. Konferensi itu sendiri, menurut keterangan di situ tersebut, dihadiri antara lain oleh sedikitnya 71 komponen dari kalangan pimpinan ormas Islam, kedutaan besar negara-negara Muslim, serta pimpinan lembaga pendidikan umum maupun pendidikan Islam.

 

Antara